[10] . Calon Menantu?

3 1 0
                                    

Di sini lah Helena sekarang berada di sebuah rumah besar dengan fasilitas mewah di mana-mana. Helena yang awalnya memasang wajah kesal kini berubah menjadi berbinar, kagum akan keindahan rumah tersebut.

Helena mengedarkan pandangannya pada rumah besar itu, dia tidak berhenti untuk mengucapkan kata ' wah.. ' setiap kali melihat sesuatu yang di rasanya saat bagus sekali.

Sedangkan Helena sibuk mengagumi keindahan rumah, lelaki yang sejak tadi bersamanya hanya menatap bosan tingkah laku perempuan itu. Dia Redo, pemilik rumah tersebut. Dia tidak menyuruh Helena untuk mengantarnya saja, tapi dia mengajak perempuan itu ke rumahnya.

Tidak dapat Natalie, Helena juga bisa pikirnya. Dia memang ingin sekali mengajak Natalie namun perempuan itu malah menolaknya tanpa kata-kata dan berlalu pergi begitu saja setelah mendengar kata ' makan ' . Dasar perut karet.

" Ayok ikut gue, kita makan siang bareng. " ajak Redo menarik pelan tangan perempuan itu.

Helena tersentak kaget namun dia mengikuti juga kemana lelaki itu membawanya, perutnya juga sudah lapar minta di isi.

Keduanya sampai di ruang makan dan di sana sudah terdapat seorang wanita yang berumur sekitar 40 - tahunan sedang membawa gelas berukuran sedang yang tidak ada isinya.

Wanita tersebut terkejut melihat kedatangan dua orang berjenis kelamin berbeda yang memakai seragam sama. Dia memincing curiga pada lelaki yang kini mengangkat alisnya menatap bingung ke arah wanita tersebut.

" Apaan sih Ma, kok liatnya begitu amat? " tanya Redo risih.

Wanita tersebut adalah Mama nya Redo, Alma Rossa Wijaya.

" Kamu bawa siapa? Kok cantik banget? " tanya Alma balik bertanya.

Redo menoleh ke arah Helena yang tersenyum kikuk.

" Selamat siang, Tante....saya Helena... " sapa Helena gugup.

Redo tersenyum geli kemudian menoleh lagi ke arah Mama nya yang kini tersenyum ramah.

" Dia adik kelas Redo di sekolah, Ma. " kata Redo santai.

" Adik kelas? Apa pacar? " cecar Alma.

Helena mengangkat alisnya mendengar kata ' pacar ' keluar dari mulut Alma.

Alma terkekeh pelan melihat ekspresi Helena kemudian mengajak keduanya untuk duduk di meja makan. Alma menyiapkan dua piring untuk kedua orang di depannya, ia menawarkan lauk pauk dan minuman dingin pada keduanya. Mereka bertiga makan dengan keadaan hening tanpa pembicaraan.

Setelah hampir 15 menit Alma selesai makan, di susul oleh Redo dan Helena yang juga selesai. Helena berdiri seraya mengambil piring makannya dan piring Redo untuk di bawa ke dapur.

" Kamu mau nambah? " tanya Alma.

" Nggak kok, cuma mau cuci piringnya Tante. Dapurnya di mana ya? " jawab Helena.

Alma tertawa mendengar itu kemudian menggelengkan kepalanya cepat.

" Udah biarin aja di situ, nanti bibik yang bakalan cuci. Sekarang mending kamu ikut Tante yuk, kita ngobrol-ngobrol di ruang tamu. " ujar Alma dengan nada senangnya.

" Ya udah kalo gitu, Redo ke atas dulu ya mau ganti baju. " sahut Redo berdiri dari duduknya berjalan ke arah tangga.

Helena diam sejenak kemudian menganggukkan kepalanya, sekarang ia sedang di rangkul oleh Mama Redo untuk sampai ke ruang tamu.

Keduanya sampai di ruang tamu dan duduk di sofa panjang. Alma menoleh ke arah Helena yang masih terlihat canggung, dia tersenyum kepada remaja perempuan itu.

LAST WOMANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang