[6] . Pertemuan Tak Terduga

4 1 0
                                    

Malam ini Amaya terus menggerutu kesal pada Papa nya. Dia memasang wajah cemberutnya saat Arthur melihatnya.

" Ayo lah princess..... " ajak Arthur merayu Putri satu-satunya itu.

Amaya mendengus kemudian berjalan melewati Papa nya yang kini terkekeh kecil. Dia masuk ke dalam mobil membanting pintu mobilnya saat hendak menutupnya sehingga menimbulkan bunyi gedebuk.

Arthur masuk ke dalam mobil duduk di samping Amaya. Mereka diam tidak ada yang memulai pembicaraan hingga mobil melaju pun tetap tidak ada perbincangan antara anak dan ayah tersebut.

Setelah hampir setengah jam mobil yang membawa mereka berhenti di salah satu gedung tinggi. Arthur menoleh ke arah putrinya yang masih cemberut.

" Daddy mohon princess, untuk kali ini bersikap sopan lah pada kolega Daddy. Jangan menampilkan wajah seperti ini, cobalah untuk tersenyum saat ada orang yang menyapa kamu nanti. Apakah kamu mengerti princess? "

Amaya menghembuskan nafasnya kasar kemudian menoleh ke arah Papa nya.

" Daddy tau kan, aku nggak suka pergi ke acara seperti ini. Daddy aku akan bersikap sopan, tapi tidak dengan senyum! "

Arthur tersenyum geli kemudian mengangguk, dia keluar dari mobil setelah melihat Amaya turun.

" Aduuh ribet banget sih gaunnya! " gerutu Amaya yang memperbaiki gaun panjang tanpa lengan berwarna peach tersebut.

Arthur berjalan mendekati putrinya meletakkan satu tangan di dekat pinggang.

Amaya terkekeh geli melihatnya kemudian menggandeng lengan Papa nya berjalan masuk ke dalam gedung yang sudah ramai oleh tamu lainnya.

Amaya berhenti berjalan saat Papa nya berhenti dan mengajaknya menghadap kedua pasangan paruh baya yang kini nampak tersenyum bahagia menikmati pesta ulang tahun pernikahan mereka.

Amaya memasang wajah datarnya saat kedua orang itu tersenyum ramah menyambut kedatangan mereka.

" Akhirnya kau datang juga.... "

Salah satu dari mereka memeluk Arthur dan satunya lagi menyalami Arthur saat pelukan keduanya terlepas.

" Perkenalkan ini anak ku, Amaya Nazila Prakoso. " kata Arthur seraya tersenyum bangga.

" Wah......dia sangat mirip dengan Maria ya... "

Arthur hanya mengangguk dan menoleh ke arah Amaya. Putrinya memang sangat mirip dengan almarhumah istrinya, Maria Anastasya Prakoso.

" Dan princess, mereka ini adalah Om Barga Hadiningrat dan Tante Ningrum Hadiningrat teman Daddy dan Mama sejak SMA. "

Amaya hanya mengangguk kemudian menyalami kedua orang tersebut, bersikap sopan seperti yang Papa nya sebutkan.

" Oh ya? Bukannya kalian mempunyai anak lelaki yang sepantaran dengan Amaya? " tanya Arthur pada Barga dan Ningrum.

" Iya dia belum datang, dia baru saja pulang dari Amerika tadi siang. " jawab Ningrum seraya memandang Amaya.

Amaya memaksakan senyum nya saat melihat Ningrum terus saja melihatnya.

" Oh ya ya....dia bukannya bersekolah di sana? " tanya Arthur lagi.

" Iya rencana nya seperti itu, tapi dia memutuskan untuk pulang ke Indonesia dan bersekolah di sini lagi. " jawab Barga sedikit lesu.

" Kenapa? Bukannya kalian bilang dia akan menyelesaikan kuliah di sana juga? "

" Entah lah aku tidak tau apa yang anak itu pikirkan sehingga dia memutuskan untuk kembali. "

Amaya menoleh ke arah Daddy nya dia merasakan tenggorokkannya kering dan kaki nya juga keram karena terlalu lama berdiri. Dia harus segera pergi dari sini dan mencari air atau kursi untuk membuatnya sedikit tenang.

LAST WOMANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang