[9] . Kesialan Helena

5 1 0
                                    

Upacara bendera pada hari senin akan di laksanakan beberapa menit lagi, semua murid SMA DIAMONDS EDGE sudah siap untuk mengikuti upacara tersebut. Barisan per kelas pun sudah teratur, sekarang waktunya untuk melaksanakan kewajiban seorang pelajar di sekolah.

Berbeda dengan tiga perempuan yang kini berjalan mengendap-endap keluar dari sekolah melalui pintu belakang sekolah. Sekarang ketiganya sedang melarikan diri tidak ingin mengikuti upacara. Ketiganya kini duduk bersandar di dinding belakang sekolah dengan kaki di luruskan.

Amaya mengambil satu Batang rokok di sakunya, sedangkan Helena meminum susu kotaknya, hanya Natalie yang tidak melakukan apapun selain memejamkan matanya.

" Ini masih pagi geblek! " ucap Helena menepis kasar rokok di tangan Amaya.

Amaya menoleh ke arah Helena dengan raut wajah kesal.

" Apa! Mau marah sama gue! " kata Helena galak.

Amaya melengos kemudian menjauh dari kedua sahabatnya, dia memilih merokok di dekat pohon besar yang tidak terlalu jauh dari tempat mereka tadi.

Helena yang melihat itu pun hanya menghembuskan nafasnya lelah, dia tidak tau sampai kapan sahabatnya itu akan merokok. Dia khawatir tentang Amaya yang bisa menghabiskan setengah bungkus dalam sehari, itu justru tidak baik sama sekali untuk kesehatan perempuan itu. Tetapi yang namanya Amaya itu sangat tidak bisa di nasehati.

" Kantin kuy....lapar gue. " ajak Natalie yang kini sudah membuka matanya menoleh ke arah Helena.

Helena menoleh ke arah sahabat tulalitnya kemudian menatapnya datar.

" Lo pengen mati ya? " katanya sadis.

Natalie tersentak memundurkan tubuhnya dari perempuan ganas yang akan menerkamnya itu. Dia mengerucutkan bibirnya kesal.

" Sampe kapan sih kita di sini? "

" Sampe Sehun datang melamar gue "

Natalie mendelik sinis mencebikkan bibirnya ke arah Helena.

" In your dreams! " teriaknya di samping telinga perempuan itu.

Helena langsung menggeplak tangan Natalie memukulinya dengan keras, dan Natalie pun membalasnya dengan tidak kalah keras. Kini mereka berdua terlibat pukul-pukulan yang hanya bisa di liat oleh Amaya dengan dengusan kasar.

°°°°

Redo mengedarkan pandangannya ke arah seluruh lapangan, mencari keberadaan Tiga Sekawan yang tidak ada di barisan kelas mereka masing-masing. Redo menghela nafasnya dalam sebelum akhirnya berjalan menuju ke belakang sekolah.

Upacara telah berakhir namun bukannya masuk ke dalam kelas, lelaki itu malah pergi mencari ketiga perempuan pembuat onar.

Sesampainya dia di belakang sekolah, matanya membelalak kaget saat melihat Natalie yang menjerit kesakitan ketika rambutnya di tarik oleh Helena dengan ganas.

Dia berlari ke arah mereka berdua dengan cepat menarik tangan Helena dari rambut Natalie. Dia mendorong kasar bahu Helena agar menjauh dari Natalie.

" Apaan sih lo! " teriak Helena marah.

" Lo yang apaan! Kenapa lo narik rambut sahabat lo sendiri! " balas Redo tak kalah marah.

Natalie pun melerai keduanya, ia berada di tengah-tengah keduanya seraya menahan Helena yang siap menghajar Redo.

" STOP!! " teriak Natalie keras.

LAST WOMANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang