Chapter 9

418 44 24
                                    

Hari ini Hayoung tidak ada jadwal apapun untuk dilakukan. Dia memilih untuk bersih-bersih apartemen, seperti mengganti bed cover, mengganti gorden sekaligus membersihkan kaca jendelanya, dan pekerjaan rumah lainnya. Hayoung memulai pekerjaannya dari sore hari.

Hayoung lebih leluasa mengerjakan semuanya ketika Wonwoo tidak ada dirumah, pria itu selalu pulang malam dari kantornya.

"Huh.. ini melelahkan." Hayoung berbaring disofa ruang tamu sambil mengibas-ibaskan kerah kaosnya berharap itu dapat menyejukkannya dari kegerahan.

Seluruh isi apartemen sudah tersusun rapi ditempatnya. Apartemen mereka terlihat lebih segar. Hayoung tersenyum puas dengan hasil pekerjaannya.

Sepertinya Hayoung benar-benar kelelahan, kini dia sudah memejamkan matanya. Tanpa membersihkan diri terlebih dahulu, Hayoung membiarkan matanya tertutup begitu saja. Ya, jika sudah mengantuk berat, siapapun tidak dapat menghentikannya.

---

Jelang tengah malam, Wonwoo tiba diapartemen dengan wajah super kusut. Pria itu memasuki apartemen dengan sedikit melonggarkan dasi yang menyesakkan lehernya.

Hal yang pertama Wonwoo lihat saat baru masuk adalah Hayoung yang tertidur di sofa. Wonwoo sendiri heran kenapa Hayoung bisa tertidur disofa dengan nyenyaknya.

Dalam hati Wonwoo merasa jika Hayoung sedang menunggunya pulang sehingga harus ketiduran seperti itu. Tapi setelah melihat keadaan apartemen mereka yang sangat berbeda--jauh lebih rapi-- Wonwoo mengubah sudut pandangnya barusan. Wonwoo kasihan juga melihat Hayoung.

"Hayoung-ah," Wonwoo mengusap pundak Hayoung dan menepuk pipinya pelan.

Hayoung kini sudah setengah sadar.

"Oh, kau sudah pulang?" Hayoung berkata sambil mengumpulkan nyawanya yang masih setengah.

Wonwoo hanya mengangguk saja.

"Oh astaga!" Hayoung tiba-tiba menjerit sambil menepuk jidatnya.

"Kenapa?"

"Aku lupa menyiapkan makan malam untukmu. Uhm, kau mau menunggu sebentar tidak? Kau pasti sangat lapar," Saat Hayoung hendak beranjak dari duduknya, Wonwoo segera menahan tangan Hayoung.

"Tidak usah. Kita makan diluar saja, mau? Sekali-sekali.."

"Boleh. Eh tapi aku belum mandi sejak tadi. Tunggu sebentar ya.."

"Okay.."

---

"Wah.. aku tak menyangka ada restoran sebagus ini yang buka tengah malam," kagum Hayoung dengan mata terbuka lebar, Wonwoo hanya terkekeh kecil.

"Makanannya juga enak ya.." Hayoung menatap Wonwoo seperti anak kecil yang baru pertama kali menyicipi manisnya coklat.

"Eh maaf, aku jadi norak begini. Hehe.." Hayoung kembali melanjutkan makan, dia rasa ekspresinya terlalu berlebihan, sedangkan bagi Wonwoo hal itu sangat menghibur, wajah kagum Hayoung benar-benar sangat lucu.

"Oh iya, Hayoung-ah besok tolong banguni aku lebih awal karena aku ada rapat dengan appa." Pesan Wonwoo setelah teringat dengan pesan ayahnya tadi siang, katanya sih ingin membicarakan tentang kerjasama dengan perusahaan lain.

Hayoung mengangguk mengerti.
Setelah selesai makan, mereka langsung pulang kerumah karena jam tidur mereka hanya tersisa 4 jam lagi. Ditengah perjalanan Hayoung mulai berbicara,

"Wonu, aku rasa apartemen kita terlalu sepi,"

"Hm, lalu?"

"Ayo kita adopsi satu anak anjing yang lucu!" Hayoung berseru semangat.
Wonwoo tampak berpikir.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 04, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Wonderful LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang