12. Bahagia

283 18 11
                                    

Sepulang bekerja Chaeyeon tak segera pulang ke apartemennya, ia akan menyempatkan waktu untuk datang ke perpustakaan umum sederhana yang berada di daerahnya ia tinggal sekarang.

Jika boleh jujur, Chaeyeon benar-benar merindukan kehidupan di mana ia masih bisa sekolah mengenyam ilmu sebanyak-banyaknya untuk menciptakan masa depan yang gemilang.

Namun, realita memang tak seindah ekspetasi di mana sekarang kehidupannya benar-benar berantakan ia sudah tak memiliki apapun yang bisa ia banggakan, perjuangkan lagi.

Kehidupannya benar benar kacau tapi ia berusaha untuk tetap bertahan dalam dunia yang kejam ini.

"Eh Chaeyeon, kapan kau datang?" tanya seorang gadis bernama Tzuyu yang merupakan kenalan Chaeyeon di tempat ini saat mereka sama sama mempunyai hobi membaca dan sering mengunjungi perpustakaan ini.

"Baru saja," jawab Chaeyeon diselingi senyuman.

"Aku ada tugas di sekolah tapi sangat sulit apa kau bisa mengajariku?" tanyanya sekali lagi dengan rayuan yang bergelanjut manja.

"Tentu."

Ya sangat disayangkan ketika Chaeyeon sangatlah pintar namun tak dapat sekolah kembali meskipun pamannya sudah membujuknya tapi Chaeyeon menolak dengan alasan tak ingin merepotkan siapapun sekalinya pun dia seorang pamannya.

***

"Kenapa kau membawaku kesini, Tzuyu?" tanya Chaeyeon pada Tzuyu ketika mereka kini berada di Universitas Serim

"Memangnya tidak boleh, ya?"

"Bukan begitu."

Chaeyeon bersama Tzuyu mengelilingi kampus rencananya Tzuyu ingin mendaftar ke kampus ini dan memasuki jurusan ekonomi dia benar-benar semangat menjelaskan keinginannya pada Chaeyeon yang ditanggapi dengan senyuman kebahagian dari Chaeyeon juga.

"Seminggu lagi aku akan ujian rasanya benar benar gugup," kata Tzuyu.

"Kau harus tenang, jangan terlalu berpikir keras nanti kau bisa sakit."

Bruk

"Ah maafkan aku,"  ucap Tzuyu membungkukkan badan meminta maaf pada orang yang tak sengaja di tabraknya.

"Ya."

Deg

Tatapan itu saling bertemu ketika sekian lama bukan hanya Chaeyeon yang terkejut lelaki itu pun juga sama terkejutnya.

"Chaeyeon?" tanpa membalas ucapan orang yang di depannya Chaeyeon langsung saja berniat untuk pergi, namun dirinya kalah cepat ketika lelaki itu telah menahan tangannya.

"Kumohon kembalilah, Chae." Chaeyeon hanya diam ketika orang yang di depannya memohon padanya.

"Mingyu membutuhkanmu." Lelaki itu benar-benar terlihat frustasi ketika mengatakannya.

"Mingyu?"

"Iya, kau boleh membenciku ataupun melakukan apapun se-sukamu tapi ... Kumohon temuilah Mingyu." Sedari tadi Tzuyu hanya diam mendengar percakapan keduanya membuatnya berniat untuk pergi.

"Akan ku pikirkan kembali."

"Sekarang! Ikut denganku sudah tidak ada waktu lagi." Chaeyeon ditarik dan di bawa kedalam mobil kemudian mobil itu melaju dengan kencang membelah lautan kendaraan, Tzuyu memberinya pesan bahwa ia akan pulang sendiri membuat alita merasa tak enak pada temannya itu.

Mobil itu kini berhenti di depan rumah nan megah setelah sekian jam melaju di jalanan.

Ketika memasuki rumah tersebut didalamnya sungguh megah nan mewah layaknya sebuah istana banyak sekali foto-foto keluarga dan termasuk Jaehyun dan Mingyu yang ternyata memang benar mereka masih ada hubungan keluarga.

"Jaehyun, Chaeyeon." Itu Eunha yang baru saja keluar dari sebuah kamar.

Sekarang Eunha tampak berbeda dulu ia pasti akan bersikap sinis pada Chaeyeon namun sekarang dia sangat ramah dengan senyuman serta mata yang memancarkan raut kekhawatiran.

"Eunha, apa Mingyu sudah baik-baik saja?" tanya Jaehyun khawatir.

"Dokter Park sudah memeriksanya keadaanya sudah mulai membaik." Chaeyeon merasa bingung memangnya apa yang telah terjadi pada Mingyu? Apa dia sakit?

"Chae, aku minta maaf karena sudah merebut Jaehyun darimu kami sekarang sudah bertunangan," kata Eunha sembari menunduk.

Hati Chaeyeon terasa di iris-iris mendengar bahwa mereka sudah bertunangan ternyata dengan dirinya pergi setelah sekian lama memudahkan untuk Jaehyun dapat kembali bersama dengan Eunha melupakan dirinya mungkin memang dari dulu dirinya tak pernah ada dalam hati Jaehyun.

Selama ini hanya kepalsuan yang selalu di terimanya cinta palsu yang memuakkan.

"Untuk apa meminta maaf padaku? Dari awal aku memang bukan siapa-siapa sekalinya namaku diingat akan dengan mudah namaku terlupakan." Chaeyeon masih tersenyum menutupi kesedihannya.

Bagai tusukan duri kata itu langsung menancap sangat dalam bagi Jaehyun maupun Eunha, mereka merasa benar-benar bersalah.

"Aku mengerti, tapi bisakah kau temui Mingyu?" mohon Eunha yang langsung memegang kedua tangan Chaeyeon.

Chaeyeon mengangguk dan segera memasuki kamar yang telah ditunjukan Eunha padanya suasana benar benar gelap dan suram seakan tak ada kehidupan lagi.

Seseorang sedang berbaring di king size dengan tenang yang tak lain adalah Mingyu, Chaeyeon menatap dengan teliti bisa di pastikan kalau Mingyu sedang sakit wajahnya benar-benar pucat.

Chaeyeom menyentuh dahi Mingyu sangat panas melebihi yang diperkirakan namun sekejap dirinya tertegun ketika Mingyu menggenggam tangannya dengan erat.

"Inikah kamu, Chae?" tanya Mingyu dengan masih memejamkan matanya.

"Iya." Chaeyeon menjawab dengan pelan untung saja suaranya masih bisa terdengar ke telinga Mingyu.

"Jangan pergi lagi."

"Maksudmu?"

"I love you, Chae," ucap Mingyu yang masih belum membuka matanya.

Dengan cepat Chaeyeon menarik tangannya dari genggaman Mingyu kepalanya terus ia gelengkan untuk mengusir pikiran pikiran yang terngiang di kepalanya.

"NO, LOVE YOU IS FAKE!" Tak disangka sangka Chaeyeon berteriak dengan menutup telinganya dengan kedua tangannya sambil kakinya yang terus berjalan mundur menjauhi Mingyu.

"Kamu kenapa, Chae?" tanya Mingyu khawatir.

"Aku a ... ku a ... ku.” Chaeyeon sangat gugup dan tak tahu harus menjawab apa kini dirinya benar benar tak ingin menerima sebuah kalimat 'cinta' dalam hidupnya lagi.

"Baiklah, aku mengerti tapi percayalah hanya pada ku kau tak perlu mengkhawatirkannya aku akan selalu berada di sampingmu sekalipun aku kehilanganmu kembali maka aku akan terus mencarimu," ucap Mingyu yang penuh keyakinan.

Chaeyeon hanya mampu terdiam dalam bisu memikirkan setiap perkataan yang Mingyu ucapkan padanya.

"Aku tidak mencintaimu Chae, tapi aku menyayangimu." Mingyu terbangun dari acara berbaringnya dan langsung saja memeluk Chaeyeon begitu erat menyalurkan setiap rindu yang menyerangnya.

Entah kenapa Chaeyeon merasa aneh ketika mendengar ucapan Mingyu rasanya hati dan pikirannya kembali tenang ada rasa bahagia terselip dalam hatinya.

Mingyu lelaki kasar yang dulu sangat dihindarinya ternyata menyimpan sebuah rahasia yang tak pernah di ketahuinya.

Mingyu yang selalu dingin dan tak pernah peduli sekitar ternyata seorang penguntit dalam kehidupan Chaeyeon.

Ya, Chaeyeon tak bodoh ketika menyadari beberapa foto yang terpajang di setiap sudut kamar Mingyu yang tak lain adalah dirinya yang sedang melakukan kegiatan seperti biasanya dulu di sekolah.

Mungkin kali ini Chaeyeon masihlah belum dapat membalas perasaan Mingyu tapi ia yakin sebisa mungkin dapat berbahagia bersama dengan Mingyu dengan belajar untuk memahami Mingyu.

"Will you marry me?"

"Kita belum waktunya menikah," jawab Chaeyeon yang kemudian membuat Mingyu tertawa.

***

SELESAI

Fake Love | JaeYeon ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang