Chaeyeon terkejut melihat Jaehyun yang menjemputnya dengan keadaan wajah yang memar ia merasa khawatir kemudian memegang luka itu pelan bukannya meringis Jaehyun malah tersenyum disertai kekehannya.
"Kau tidak apa apa?" tanya Chaeyeon khawatir.
"Jangan khawatirkan aku, aku baik baik saja," jawab Jaehyun mencoba membuat Chaeyeon agar tak khawatir padanya.
Chaeyeon pun masuk mobil untungnya Eunha tak ikut bersama mereka meski Chaeyeon sedikit bingung biasanya kan Eunha tak pernah mau lepas dengan Jaehyun.
"Eunha tidak ikut?" tanya Chaeyeon.
"Dia bilang mobilnya sudah di perbaiki," jawab Jaehyun masih menyetir mobilnya menuju sekolah namun belum sempat di tempat tujuan di pertigaan jalan sangatlah macet entah apa yang membuat keadaan menjadi seperti ini.
"Aku akan keluar sebentar untuk melihat." Jaehyun ingin memastikan apa yang ada di depannya setelah mendapat anggukan Chaeyeon iapun segera turun dari mobil menelusuri kemacetan sampai di tengah tengah pertigaan ada kerumunan banyak orang serta mobil mobil yang terparkir secara beraturan.
"Ini ada apa ya, pak?" tanya Jaehyun kepada seorang lelaki yang tengah berusaha menelpon entah pada siapa tujuan telpon tersebut.
"Kecelakaan mobil ini saya sedang menelpon ambulan," jawab lelaki itu tanpa memandang Jaehyun.
Awalnya Jaehyun akan beranjak kembali pada mobilnya sampai ia berhenti dengan sendirinya perasannya benar-benar tidak enak entah apa yang merasuki hatinya.
"Kasihan sekali ya gadis itu." Sampai suara ibu-ibu yang berbicara membuat Jaehyun penasaran dengan siapa yang mengalami kecelakaan tersebut dengan cepat ia menerobos kerumunan orang.
Matanya membulat melihat seorang perempuan yang kepalanya berlumuran darah, perempuan itu sudah ada dipangkuan seseorang dengan beberapa banyak orang mencoba untuk menyadarkannya sembari menunggu ambulan datang. Hati Jaehyun terasa teriris seorang yang begitu amat sangat disayanginya terkapar lemah di depannya ia tak tahu harus berkata apa hingga langkahnya yang pelan menghampiri Eunha yang masih tak sadarkan diri.
Ambulan datang kemudian membawa tubuh Eunha kedalamnya, Jaehyun sudah berniat untuk ikut sampai ia teringat sesuatu, Chaeyeon masih menunggunya di mobil ia pun berjalan menghampiri mobil dan segera masuk.
Napasnya sangat terburu-buru serta keringat yang bercucuran dan wajahnya yang penuh kekhawatiran hingga membuat alita kebingungan. Ia menjalankan mobilnya dengan amat kencang sampai sampai Chaeyeon harus berpegangan sangat kuat.
Jaehyun dan Chaeyeon sampai di rumah sakit dengan selamat sedari tadi Chaeyeon masih diam ia belum juga membuka suara untuk bertanya dirinya terlalu takut untuk bertanya pada Jaehyun yang kini berlari masuk rumah sakit seperti monster auranya benar benar mengerikan. Chaeyeon belum pernah melihat Jaehyun yang seperti ini ia sangat berbeda dari apa yang biasanya.
Membulatkan matanya Chaeyeon merasa terkejut melihat Eunha berada di brangkar dan di dorong oleh beberapa suster dan dokter bahkan Jaehyun juga ikut menghampiri Eunha yang tak sadarkan diri terlihat Jaehyun benar-benar sangat khawatir dengan Eunha begitupun juga dengan dirinya.
Sampai di depan IGD, suster menyuruh Jaehyun dan Chaeyeon untuk menunggu diluar karena Eunha membutuhkan perawatan yang intensif.
Belum pernah Chaeyeon melihat Jaehyun Sekacau ini, melihat Jaehyun yang menunggu tidak sabaran duduk kemudian berdiri kemudian lagi menghampiri pintu IGD sesekali mengintip apa yang terjadi di dalam.
Sudah 20 menit mereka menunggu tiba tiba dokter keluar, Jaehyun memegang lengan dokter memberi tatapan khawatir dengan keadaan Eunha.
"Apa ada keluarga pasien?" tanya dokter.
"Memangnya ada apa, dok?" Jaehyun balik bertanya perasaannya benar benar kacau.
"Saya butuh persetujuan dari keluarga pasien untuk melakukan operasi."
Deg
Baik Jaehyun maupun Chaeyeon sama-sama terkejut Eunha harus sampai di operasi sepertinya lukanya benar-benar serius. Namun tanpa diduga Jaehyun menyetujui operasi tersebut selagi hal itu dapat membuat Eunha akan baik baik saja.
"Saya kenal kedua orang tua pasien dok, nanti saya akan menelpon mereka pasti merekapun akan setuju saya jamin itu, dok," kata Jaehyun sungguh-sungguh.
"Baiklah kalau begitu." Dokter memasuki kembali ruang IGD.
Jaehyun mengeluarkan ponselnya menelpon pada kedua orang tua Eunha yang sekarang masih di Jepang, Chaeyeon mendengar suara di sebrang sana yang memaki-maki Jaehyun membuat Jaehyun terus mengatakan kata maaf.
Setelah telpon terputus Jaehyun juga tak lupa memberi tahu pada keluarganya.
Selam 2 jam mereka menunggu operasi masih belum selesai bahkan keluarga Jaehyun telah datang ada tuan dan nyonya Jung, seorang kakek yang sepertinya kakek dari Jaehyun namun yang membuat Chaeyeon bingung yaitu ada Mingyu dan juga kedua orang tuanya, ia belum sempat bertanya karena keadaannya masihlah genting mereka masihlah khawatir dengan keadaan Eunha yang masih belum keluar dari ruang operasi. Dengan keadatangan keluarga dari Jaehyun membuat Chaeyeon semakin berpikir begitu dekatnya Eunha dengan keluarga Jaehyun pantas saja ibu Jaehyun sangat menyukai dan menyayangi Eunha.
Jaehyun sudah menangis dipelukan ibunya ia benar benar terlihat kacau. Chaeyeon hanya bisa melihat tak bisa mencoba menenangkan Jaehyun karena ia takut nanti ibunya Jaehyun akan merah padanya bisa bisa mengganggu ketentraman di rumah sakit ini.
Mingyu menariknya entah mau kemana ternyata Mingyu membawanya ke kantin rumah sakit ia bingung dan hanya menatap Mingyu penasaran.
"Aku yakin kau belum sarapan, makanlah!" perintah Mingyu membawa dirinya duduk di kursi kantin itu.
"Aku sedang tidak ingin makan." Chaeyeon berniat untuk beranjak dan kembali lagi ke tempat di mana Eunha sedang melakukan operasi.
"Kalau begitu diamlah dan temani aku makan." Itu bukanlah sebuah permintaan melainkan perintah dari nada bicaranya saja benar benar berbeda.
Dengan terpaksa Chaeyeon pun menunggu Mingyu sampai selesai makan namun tak lama kedua orang tua Jaehyun dan Mingyu beserta kakek mereka duduk di kursi kantin. Chaeyeon jadi merasa yakin kalau sebenarnya Jaehyun dan Mingyu itu satu keluarga namun anehnya mereka tak pernah akur bahkan Chaeyeon baru mengetahui kebenarannya sekarang.
Setelah Mingyu menghabiskan makanannya ia dan Mingyu pun kembali ke tempat tadi namun sepertinya operasinya telah selesai dan syukurnya berjalan dengan baik kata suster Eunha telah di pindahkan ke ruang rawat inap.
Chaeyeon melihat Jaehyun sudah berada di pinggir Eunha memegangi tangannya dengan wajah merah penuh kekhawatiran meskipun Chaeyeon hanya melihat lewat kaca dari pintu namun ia dapat mudah mengerti bahwa Jaehyun masihlah menyayangi Eunha dan sepertinya akan terus menyayangi Eunha.
Mungkin aneh ketika kini Mingyu mengelus punggungnya dengan halus belum pernah Mingyu seperti ini padanya dan ia merasa hangat, Chaeyeon akui mungkin ia tak akan pernah bisa menjadi pengganti Eunha dalam menerima kasih sayang yang di berikan Jaehyun namun ia dapat mengerti tentu saja Jaehyum akan sangat menyayangi Eunha mereka sudah saling kenal sejak lama tidak seperti dirinya yang masihlah baru muncul dalam kehidupan Jaehyun.
"Dokter!" teriak seseorang di sertai suara bel dari dalam ruang rawat Eunha. Chaeyeon yakin itu suara Jaehyun, seorang dokter dan suster berlari memasuki ruang itu ternyata Eunha telah siuman.
Chaeyeon yang ingin masuk namun langkahnya di hentikan oleh Mingyu, dirinya ingin bertanya pada Mingyu namun Mingyu hanya menggeleng sembari menatap wajah Chaeyeon penuh melas.
"Biarkan dulu mereka berdua." Chaeyeon hanya diam namun ia menurut dan duduk di ruang tunggu bersama Mingyu.
***
BERSAMBUNG
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Love | JaeYeon ✓
FanfictionCinta pertama adalah cinta yang paling berkesan tapi jarang sekali berhasil. *** Chaeyeon hanyalah gadis biasa, tidak punya teman dan agak sulit untuk bergaul. Karena itu beberapa teman sekolahnya selalu merundungnya. Namun siapa sangka jika Jaehyun...