CHAPTER SIX

2.3K 335 49
                                    

THE SURRENDER

THE SURRENDER

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



You don't think
That heaven's real
So I'll love you
'til it hurts like hell

---

Terdapat sekelumit pahit yang menyerbu di ruangan itu. Dalam runduk sendu yang kian membeku, serta realisasi yang perlahan hadir untuk menyadarkan diri. Dua lelaki duduk saling memunggungi pada ujung tempat tidur-tubuh hanya berbalut selimut, selagi peluh mulai surut. Mereka tidak tahu harus memulai darimana atau bicara mengenai apa.

Karena ini adalah teritori asing.

Pertengkaran-bahkan mungkin aspek apapun di antara mereka tidak pernah berujung kepada seks. Persatuan tubuh dengan gejolak gairah berbuntut kalimat-kalimat yang tidak mampu diucapkan pada situasi biasa. Kyungsoo-dalam pikirannya sendiri, berasumsi bahwa apa yang menjadi ekor sudah jelas.

The harder the heart, the harder it breaks.

Namun ia menyerah, ia telah patah.

Kyungsoo ingin berhenti. Ia ingin mengakhiri pengingkaran ini, suatu harapan berisi keinginan agar Jongin kembali. Sebab orang-orang selalu berjuang untuk cinta yang percuma dan ia tidak ingin menjadi salah satunya.

Beranjak dari duduk, Kyungsoo meraih baju di lantai sebelum mengenakannya. Keputusannya bulat untuk pergi dari tempat ini-dari Jongin. Akan tetapi belum sempat ia melangkah lebih jauh dari tempat tidur, sebuah suara yang tadinya bungkam kemudian terdengar.

"Tinggal." Kyungsoo mematung, menunggu kata selanjutnya. "Biar aku yang pergi."

Oh, Kim Jongin.

Kyungsoo mendengus, hampir melepaskan tawa mencibir karena, "kenapa pada titik ini kau masih ingin menjadi pahlawan? Kau pikir aku masih bisa diselamatkan?"

"Tidak, aku hanya merasa akan lebih mudah jika aku yang pindah."

Kyungsoo memapatkan bibir. Ia terlalu lelah untuk membantah, seluruh raganya terlalu letih untuk berpartisipasi dalam tarik ulur yang dimainkan Jongin. Sedetik lelaki itu peduli, sedetik kemudian lelaki itu berubah menjadi bajingan lagi.

Sementara Kyungsoo-dengan bodohnya, selalu mengira bahwa ia memiliki artian berbeda di mata Jongin.

Hal tersebut pula yang mendorongnya untuk melihat apakah Jongin bisa menganggapnya setara dengan mencoba menjadi target lelaki itu di bar tempo lalu. Jawaban dari eksperimennya memang tidak, tetapi ternyata itu belum cukup menjadi pembuktian yang kuat.

Maka menanggapi argumen sebelumnya Kyungsoo hanya mampu mengedikkan bahu.

"Ya, terserah." Ia tidak berani menoleh, memilih untuk mengambil langkah keluar dari ruang tidurnya sendiri. "Aku akan membersihkan diri, tetapi aku harap ketika aku selesai kau sudah tidak di sini."

The Harder The Heart, The Harder It BreaksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang