CHAPTER ONE

4.1K 504 114
                                    

3 AM

Funny, you're the broken oneBut i'm the only one who needed saving

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Funny, you're the broken one
But i'm the only one who needed saving

══ ══ ══

Kim Jongin adalah rumor—gulir cerita dari mulut ke mulut yang terus bersambung tanpa kenal sasaran.

Tidak semua yang mendengar mungkin mengenal langsung sosok Jongin, tetapi kisah mengenai figur menarik yang gemar mematahkan hati melekat erat pada nama tersebut.

Do Kyungsoo mengetahuinya.

Lelaki itu mengetahui bagaimana Jongin merayu lewat bisik lembut, menjaga lawan bicara untuk tidak mengalihkan perhatian dengan tawa palsu, serta sentuhan seduktif berseling seringai hanya demi mengirim incarannya masuk ke perangkap.

Dan karena Kyungsoo mengetahui hal tersebut, lelaki itu juga seharusnya mengetahui bahwa jatuh cinta kepada Jongin adalah kesalahan brutal.

Namu—katanya, hati memutuskan untuk jatuh hanya ketika ia merasa pantas untuk jatuh, mengesampingkan fakta bahwa terkadang dampak sakit yang diterima belum tentu berakhir sepadan.

Toh, Jongin tidak peduli dengan referensi tersebut.

Apa yang ia pedulikan adalah perasaan lega sebab Kyungsoo menjadikan pagi selanjutnya jauh lebih mudah daripada apa yang ia kira.

Lelaki itu menyapanya dari balik gelas tinggi berisi susu putih dengan senyum simpul seolah pernyataan cinta kemarin bukan termasuk variabel yang dapat merubah hubungan mereka.

Menarik kursi meja makan keluar, Jongin duduk di hadapan Kyungsoo. Tanpa perlu meminta, satu porsi sarapan disodorkan ke arahnya.

Ini adalah rutinitas yang telah berubah menjadi kesepakatan—Kyungsoo menyiapkan dua porsi sarapan untuk mereka dan sebagai balasan, Jongin memastikan seluruh bahan makanan dalam lemari pendingin selalu berganti dengan yang baru.

"Kau akan datang ke klub hari ini?" tanya Kyungsoo memulai percakapan.

Jongin menangkap sembab di sekitar kelopak mata Kyungsoo yang membuatnya menarik kesimpulan bahwa lelaki itu tidak sebaik penampilannya.

"Mungkin." Jawabnya, seraya menatap Kyungsoo yang terlihat menyembunyikan kekecewaan.

Walaupun begitu, Kyungsoo tidak mengatakan sepatah kata pun—ia memang seperti itu.

Do Kyungsoo memang selalu seperti itu.

Belajar dari hubungan pertemanan mereka selama bertahun-tahun, Jongin tidak pernah mendengar Kyungsoo melayangkan kalimat pertidaksetujuan.

Lelaki itu hanya menerima apa yang ia utarakan, atau menanggapi dengan sesuatu yang lebih menguntungkan Jongin daripada dirinya sendiri seperti, "aku bisa menjemputmu nanti."

The Harder The Heart, The Harder It BreaksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang