Pagi-pagi sekali, Keanu sudah bangun dari tidurnya. Benda bulat yang terpajang di dinding kamarnya yang sengaja dibuat galap itu menunjukkan pukul 3 pagi. Namun, ia tidak bisa tidur kembali. Ia bukannya insomia, hanya saja, bayangan anak dari papa barunya selalu masuk kedalam otaknya. Belum lagi, suasana baru. Ia memang kurang bisa menerima hal-hal baru.
Akhirnya, ia bangkit dari kasur dan mengganti pakaiannya menjadi pakaian olahraga. Ia mengenakan celana training biru gelap dan baju tanpa lengan yang tertutup oleh hoodie berwarna hijau army. Hanya ada satu kata yang dapat mewakili bagaimana penampilan Keanu saat ini. Perfect.
Keanu keluar rumah dan memilih berlari pagi di komplek perumahan mewah tempat ia tinggal sekarang. Ia biasanya hanya memakai baju tanpa lengan saat lari pagi seperti ini. Namun, karena ini masih terbilang sangat pagi dan udara masih dingin, akhirnya ia memutuskan untuk mengenakan hoodie itu. Kalau ia tidak mengenakan jaket itu, mungkin perempuan yang melihatnya menang banyak.
Berbeda dengan Keanu yang tidak bisa tidur, Mikaella justru malah tertidur sangat lelap karena mimpi indah. Dalam mimpi itu ada Keanu sebagai kekasihnya. Tapi, saat mereka hendak berciuman, dering jam alarm berwarna pink miliknya membangunkannya.
Demi Tuhan, Mikaella benar-benar ingin sekali melempar jam alarm itu karena mengganggu mimpi indahnya. Setelah mematikan alarm-nya, Mikaella menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Ia langsung menjauhkan wajahnya dari telapak tangannya. Wajahnya memerah tanpa ia sadari.
Ia dan Keanu ciuman?
Demi Tuhan, walaupun hanya dalam mimpi, Mikaella tidak pernah yang namanya membayangkan ia berciuman dengan seorang laki-laki. Bahkan pacarnya sendiri.
Tunggu! Pacarnya? Orlando? Dengan sigap, ia langsung mencari dimana ponselnya berada. Ahh, ia ingat. Ia meletakkannya di kamar mandi saat ia mandi tadi sore.
Ia langsung berlari ke kamar mandi dan karena terburu-buru, akhirnya ia terpeleset. Mikaella berteriak kaget.
Keanu yang berniat melangkah menuju kamarnya saat baru saja selesai melakukan lari pagi terkejut mendengar teriakan Mikaella. Tanpa berpikir panjang, ia langsung masuk kedalam kamar Mikaella yang memang tidak dikunci.
Ia mengalihkan pandangannya pada seluruh kamar luas milik Mikaella. Tidak ada orang. Baru saja ia ingin memanggil nama Mikaella, suara perempuan menangis yang cukup ia hafal memenuhi telingannya.
Ia masuk ke kamar mandi Mikaella dan mendapati Mikaella tengah menangis sembari duduk dibawah wash-basin. Ia berjalan mendekat.
"Mikaella?"
Mikaella terkejut setengah mati mendengar suara Keanu. Tanpa sadar, ia menghentikan tangisnya. Tatapannya naik keatas. Oh, demi Tuhan. Reanu 100 kali lebih tampan dengan jaketnya yang sudah ia buka dan bertengger pada bahunya. Belum lagi, ia mengenakan pakaian tanpa lengan.
"Kamu kanapa?" ujar Keanu sedikit-sangat sedikit khawatir pada Mikaella. Mikaella bahkan tidak mendapati raut wajah khawatir tuh. Malah datar.
"Ahh?" Mikaella tersadar. Rasa sakitnya yang sebelumnya hilang akibat melihat Reanu kembali hadir. Mikaella dengan gugup mencoba bangkit dari duduknya. "Awh."
Secara refleks, Keanu memegang lengan Mikaella. Membuat Mikaella menahan nafas selama beberapa detik. Aroma Keanu sungguh menggoda. Aroma meskulin yang kemarin ia cium secara tidak sengaja di dadanya berpadu dengan keringatnya.
"Nggak papa?"
Mikaella tersadar. "Sakit," ujar Mikaella dengan sedikit manja tanpa ia sadari.
"Memang kenapa?" Walaupun terbaca seperti orang khawatir, tapi percayalah pada Mikaella bahwa tidak ada tatapan atau suara yang khawatir, melainkan datar.
KAMU SEDANG MEMBACA
FEELINGLESS
Teen FictionApa yang akan kalian rasakan ketika cowok super ganteng tidur disebelah kamar kalian? Cowok yang membuat kalian tidak bisa bergerak hanya karena melihat mata dan wajahnya yang sempurna dan seperti ada daya tarik tersendiri. Itu terjadi pada Mikaella...