Dalam perjalanan pulang, Mikaella selalu terbayang-bayang reaksi teman-teman Keanu saat tahu kalau Keanu yang membawanya kesana. Mereka langsung menggodanya dan Keanu. Mereka juga mengatakan kalau dirinya pacar Keanu. Demi apapun, Mikaella jadi baper sendiri. Dalam keheningan ini, wajah Mikaella memerah. Mikaella bahkan tidak sadar kalau Keanu sesekali meliriknya seperti saat mereka menuju rumah genk itu.
"Muka kamu merah. Kamu demam? Atau kepanasan?"
Mikaella terkejut. Otaknya yang memang belum connect, lantas membuat Mikaella kembali terlihat seperti otak bodoh.
"Hah?"
Keanu mengernyit. Apa Mikaella kembali dalam mode o'on-nya? Pikirnya.
"Muka kamu merah. Kalo kamu kepanasan, ac-nya gedein aja."
"Hah? Ah, iya."
Ah, andai saja Keanu tahu kalau hanya memikirkan dirinya saja Mikaella sudah sebaper ini. Apalagi jika dalam kehidupan nyata? Mereka pacaran beneran? Ah, Mikaella tidak kuat membayangkannya. Mikaella saat ini malah mengeluarkan gelagat berlebihan dengan tangan gemetar, ia mengipas-ngipas wajahnya yang memerah seolah kepanasan.
"Panas banget, ya?" Keanu melirik Mikaella sekilas.
"Hah? Eng-nggak kok."
Keanu mengeluarkan tatapan aneh. Ia merasa aneh dengan cewek yang katanya jenius ini. Apa semua orang jenius seperti ini? Atau hanya Mikaella? Ah, lagi-lagi Keanu tidak peka.
Tak lama, dering ponsel Mikaella mengalihkan pikiran Mikaella tentang Keanu. Ketika melihat siapa yang menelponnya, pikirannya tentang Keanu bukan hanya teralihkan, tapi juga hilang. Yang menelponnya adalah Orlando, pacar tempramentalnya.
Mikaella sedikit menerka-nerka. Apa yang akan Orlando katakan saat ini mengingat sebelumnya Orlando mengusirnya. Sejujurnya, Mikaella sangat tidak ingin mengangkat panggilan Orlando. Namun, Mikaella juga takut kalau itu justru mempersulit dirinya nanti.
"Ha-halo?"
Sial, Mikaella gugup. Lagi-lagi, tanpa Mikaella sadari Keanu meriliriknya. Kali ini, Keanu sedikit bertanya-tanya. Kenapa Mikaella gugup begitu?
"Sayang? Aku...aku minta maaf. Aku tadi lagi kalut sayang. Aku minta maaf kalo aku numpahin kekesalan aku sama kamu."
Mikaella terdiam. Bukan tanpa alasan Mikaella diam seperti ini. Ah, demi apapun penyebab utama keterdiamannya adalah Keanu. Keanu ada di sampingnya!
Ah, seolah-olah Keanu bakal cemburu aja, Mik.. Sisi lain dirinya menertawakannnya. Mikaella akui kalau dirinya sedikit aneh jika menyangkut Keanu. Atau sangat aneh?
Mikaella melirik kearah Keanu yang fokus menyetir. Demi apapun, Mikaella terkejut. Pasalnya tatapan mereka bertemu yang artinya Keanu juga meliriknya. Mikaella langsung membuang tatapannya begitu juga dengan Keanu.
Mikaella memang salting. Namun, Keanu bukan hanya salting, tapi juga gugup dibalik wajah tampan nan datarnya.
Sialan, batin Keanu.
"Sayang? Kok kamu diem aja? Kamu nggak lagi bareng orang lain kan?"
Mikaella kembali ke alam realita dimana dia harus menghadapi pacar posesif gilanya. Demi apapun, kecemburuan Orlando yang bersifat tuduhan entah mengapa selalu tepat sasaran.
"Ng...nggak kok. Aku matiin." Mikaella mengambil keputusan. Keputusan untuk berpura-pura marah lebih dulu daripada Orlando yang lebih dulu. Bukan tanpa alasan Mikaella melakukannya. Ia melakukannya karena keadaannya mendukung.
"Sayang, jangan di matiin sambungannya. Aku minta maaf. Kamu maafin aku kan?"
Mikaella sadar kalau dirinya bodoh. Ia sadar kalau nemaafkan Orlando itu sia-sia. Ketika Orlando minta maaf, Mikaella akan memaafkannya, lalu Mikaella meminta agar Orlando tidak mengulanginya lagi. Namun, yang terjadi selanjutnya justru sudah dapat diprediksi karena terus-terusan begini jadinya. Orlando mengulanginya. Lagi dan lagi.
Mikaella menarik nafas dan memejamkan matanya sesaat. Ia begitu fokus sampai-sampai ia tidak sadar kalau Reanu selalu meliriknya. "Aku...aku capek, Ndo."
Ya, ini merupakan jalan yang harus ia ambil. Walaupun terasa berat dan sulit karena ia merasa takut akan reaksi Orlando, namun ia harus.
Mikaella mematikan sambungannya tanpa menunggu respon Orlando. Ya, ia rasa keputusannya sudah benar. Ia tidak mau menjadi orang bodoh selamanya. Ia juga tidak mau menjadi lemah terus-terusan sehingga Orlando selalu menggunakan kelemahannya. Tidak, Mikaella tidak ingin lagi.
Mikaella memejamkan matanya sesaat. Ponselnya kembali berdering. Mikaella langsung memencet tombol merah tanda ia tidak mau mengangkatnya. Setelah itu, Mikaella mematikan daya ponselnya. Ia berusaha tetap tenang dan berpikir positif karena yang ada di pikirannya, Orlando akan melakukan sesuatu yang buruk.
"Itu siapa?"
Demi apapun, Keanu menyumpahserapahi dirinya sendiri. Bagaimana bisa mulutnya melontarkan kalimat seperti itu?! Dirinya tidak pernah yang namanya ingin mengetahui urusan orang. Namun sekarang? Ah, Keanu harap, Mikaella tidak mendengarnya. Walaupun itu mustahil. Kecuali, Mikaella sedang dalam mode o'on-nya.
Namun, Mikaella sedang tidak dalam mode o'on yang Keanu maksud sepertinya.
"Dia pacar aku. Tapi, aku mau putus sama dia."
Mikaella tempak serius. Tatapannya lurus kedepan. Datar dan sedikit terisi oleh ketakutan. Demi apapun, Mikaella tidak memungkiri kalau jantungnya berdetak lebih keras akibat Orlando. Ia takut kalau Orlando bertingkah yang tidak-tidak.
Keanu hanya diam saja. Tidak menanggapi Mikaella. Dirinya sadar kalau ini dimulai akibat mulutnya yang tidak tau suasana. Keanu pun sedikit merutuki dirinya sendiri.
"Sebenarnya aku mau nanya sama kamu."
Keanu sedikit melirik sekilas Mikaella yang berbicara seperti itu. Mikaella juga tengah menatapnya. Ah, Keanu tidak tahu saja kalau Mikaella tengah mencoba mengalihkan perasaannya.
"Tanya aja."
"Kamu kok bisa tiba-tiba di IPS? Maksud aku di IPA."
Keanu mengangguk tipis dan singkat. "Pas saya ke ruang kepala sekolah tadi pagi, ternyata nama saya ada di kelas IPA. Tadinya saya gak tau kalau saya benaran sekelas sama kamu seperti yang papa bilang. Maksud saya, saya tau kalau gak di kelas Darella, ya di kelas kamu, saya nantinya. Tapi saya gak tau awalnya kalau saya bakalan benar sekelas kamu."
Mikaella hanya mengangguk saja mendengar ucapan panjang dan juga langkah dari Keanu yang sedikit berbelit. Mungkin akibat jarang berkata panjang makanya berbelit-belit seperti itu.
"Kamu mau nonton?"
Mikaella secara reflek menatap Keanu yang baru saja mengatakan itu. Demi apapun, jantungnya berdetak lebih kencang. Keanu melirik Mikaella yang hanya menatapnya saja dan hanya diam.
"Kalo kamu gak mau nggak papa kok. Saya..."
"Aku mau kok."
Mikaella memotong ucapan Keanu dengan wajah penuh harap nan menggemaskan. Membuat Keanu tersenyum tipis tanpa dirinya dan Mikaella sadari karena setelah mengucapkan kalimat itu, Mikaella sudah kembali menatap ke depan.
Mikaella entah kenapa sangat mudah untuk mengalihkan pikiran jika sudah menyangkut Keanu dan Orlando. Mikaella jadi bingung sendiri dengan perasaannya.
*****
Jangan lupa untuk VOTE dan KOMEN gezz
KAMU SEDANG MEMBACA
FEELINGLESS
Teen FictionApa yang akan kalian rasakan ketika cowok super ganteng tidur disebelah kamar kalian? Cowok yang membuat kalian tidak bisa bergerak hanya karena melihat mata dan wajahnya yang sempurna dan seperti ada daya tarik tersendiri. Itu terjadi pada Mikaella...