Prangg
Mikaella terlonjak kaget dengan memutup matanya singkat. Vas bunga hancur berantakan di sampingnya. Karena ulah siapa lagi kalau bukan ulah pacar tampannya-Orlando.
"Kamu selingkuhin aku? IYA?"
Air mata Mikaella tidak bisa ia bendung lagi. Ia menangis tanpa suara. Ia sangat takut akan kemarahan Orlando yang sangat tempramental begini.
"Gak. Aku nggak pernah..."
Brak
Ponsel milik Orlando sendiri ia banting hingga tak terbentuk karena kesal Mikaella masih saja menolak untuk jujur-pikirnya.
"Jawab yang jujur!"
Mikaella menangis ketakutan. "Demi Tuhan, Ndo. Handphone aku keselip. Aku lupa taruh dimana."
Orlando menghela nafas kesal. Ia menarik nafas lalu membuangnya. Ia melakukannya beberapa kali untuk menghilangkan kekesalannya. Lalu, tanpa segan ia memeluk Mikaella yang menangis ketakutan.
"Maaf," pinta Orlando lembut dan penuh penyesalan.
Tangis Mikaella malah bertambah jadi. Entah karena lega atau apa. Yang jelas, ada dorongan kuat yang menuntutnya untuk menangis.
"Kamu maafin aku, kan?" ujar Orlando lagi karena tak kunjung mendapat respon. Mikaella hanya mengangguk dipelukkan Orlando.
Ini bukanlah kali pertama Orlando membuat Mikaella ketakutan dengan tingkah tempramentalnya yang seperti orang gila. Walaupun begitu, Orlando hanya pernah sekali melukai fisik Mikaella dengan menampar pipinya. Itu terjadi karena Mikaella ditembak oleh kakak kelas waktu itu. Bukan salah Mikaella memang, namun Orlando tidak mau tahu.
"Jangan kayak gini lagi. Aku takut, Ndo."
Orlando hanya mengangguk. Namun, Mikaella sadar kalau anggukan Orlando tidak ada artinya. Nanti, ia juga akan mengulanginya.
"Sekarang kita cari makan siang."
Sekarang, Mikaella dan Orlando berjalan keluar dari apartemen mewah milik Orlando. Ya, Orlando memang anak orang kaya yang hidup bebas. Ia tinggal sendiri di apartemen ini. Pembantu pun tidak ia izinkan berlama-lama. Hanya sampai pukul 11 pagi untuk bersih-bersih, tidak ada lagi orang disini selain Orlando.
Dan perlu di ketahui kalau itulah yang membuat Mikaella semakin takut. Maksudnya, dengan tidak ada orang seperti itu akan membuat kekerasan semakin nyata Mikaella dapatkan, walaupun hanya sekali ia dapatkan dan tidak pernah lagi, itu tidak menutup kemungkinan akan terjadi lagi. Belum lagi-jujur, ia takut Orlando macam-macam dengannya.
Jalanan yang sedikit macet membuat Orlando menjadi santai. Ia menggenggam tangan kanan Mikaella dengan tangan kirinya. Sesekali ia menciumnya.
"Maaf," cetus Orlando memecah keheningan yang sedaritadi terjadi. Orlando memang benar-benar menyesal telah membuat Mikaella takut. Namun, ia sendiri mengakui kalau ia tidak bisa tidak mengulangnya lagi. Itu semua ia lakukan karena ia sangat-sangat mencintai Mikaella. Ia hanya ingin Mikaella menjadi miliknya. Bukan orang lain. Bukan.
"Iya."
Sesampainya di restoran mewah yang biasa mereka datangi, Mikaella dan Orlando tidak berniat untuk turun terlebih dahulu. Orlando memandang Mikaella yang matanya masih sembab akibat menangis tadi.
"Maaf."
Kali ini, Mikaella tersenyum manis karena merasa lucu. "Kamu udah minta maaf berkali-kali Orlando. Dan aku juga udah bilang kalo aku maafin kamu."
Orlando mengamit kedua tangan Mikaella. "Aku merasa bersalah, sayang. Kamu tahu kan, aku cinta banget sama kamu. Makanya, aku sensitif banget sama hal-hal kayak gini." Orlando langsung mencium kedua punggung tangan Mikaella dengan lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
FEELINGLESS
Novela JuvenilApa yang akan kalian rasakan ketika cowok super ganteng tidur disebelah kamar kalian? Cowok yang membuat kalian tidak bisa bergerak hanya karena melihat mata dan wajahnya yang sempurna dan seperti ada daya tarik tersendiri. Itu terjadi pada Mikaella...