11. Namanya Arlan Zevano!

25 5 5
                                    

Hope you'll like this

***

Mikaella membuka matanya pelan. Ia sadar kalau saat ini ia tengah berada dalam satu ruang tidur dengan Keanu. Walau tidak satu ranjang, Mikaella tetap senang. Namun, Mikaella rasa ia akan lebih senang jika Keanu satu ranjang dengannya. Eh?

Mikaella mengambil ponselnya yang sedaritadi bergetar. Mikaella mengubah posisi tidurnya menjadi duduk. Lalu, dirinya mengangkat panggilannya.

"Lo dimana, Mik?"

Mikaella menjauhkan ponselnya dari telinga untuk melihat siapa yang menelponnya. Ah, ternyata Darella.

"Kenapa, Dar?" Mikaella menguap. Dirinya masih sangat mengantuk.

"Lo dimana? Lo enggak mau pulang? Cepetan nanti papa marah. Gue tunggu depan komplek, ya? Gue di toko-toko depan komplek. Harus cepet!"

Mikaella berdecak pelan. Darella dengan seenaknya menyuruhnya untuk cepat-cepat. Dan dia tidak mengkhawatirkan Mikaella sama sekali atau setidaknya menanyakan keadaanya.

Mikaella memilih turun dari ranjang dan mendekati Keanu yang tidur di sofa. Ia berniat untuk membangunkan pemuda tampan itu. Namun, begitu Mikaella mendekatkan wajahnya pada wajah Keanu, ia berhenti sejenak ketika menatap wajah tampan Keanu yang sedang tertidur. Ah, ini pertama kalinya bagi Mikaella melihat wajah damai Keanu saat tidur. Belum lagi, ditambah babak belur yang menambah ketampanan Keanu di mata Mikaella.

Tak lama, mata Keanu terbuka perlahan membuat Mikaella gelagapan. Mikaella langsung menjauhkan wajahnya.

Jangan gugup! Jangan gugup! Jangan gugup!

Mikaella menggumamkan kata itu dalam hatinya berulang kali.

Mikaella berdehem pelan. "Ke, tadi Darella telpon aku kalo dia ada di depan komplek tunggu-in aku."

Keanu mengubah posisi tidurnya menjadi duduk. Keanu sedikit mengusap matanya pelan agar pengelihatannya tidak mengabur.

"Kita pulang sekarang?"

Mikaella hanya mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan Keanu. Singkat cerita, Keanu dan Mikaella sudah ada dalam perjalanan menuju rumah.

Mikaella masih merasa sangat mengantuk sebenarnya. Bahkan Mikaella tidak ingat ia tidur jam berapa. Yang ia tahu, ia hanya bangun setelah ia tidur dengan sangat sebentar.

Mikaella berulang kali menguap. Dan hal itu tak luput dari lirikan diam-diam Keanu. Mikaella yang biasanya mencari-cari kesempatan melirik Keanu, kali ini tidak akibat rasa kantuk membuatnya tidak fokus.

Singkatnya, mereka sudah berhenti tepat di tempat yang sudah dijanjikan Darella.

Mikaella menoleh kearah Keanu yang tengah menatap kearahnya. "Kamu ikut turun?"

Keanu menggeleng. "Saya harus balik ke base-camp." Keanu melirik jam tangan yang ada di pegelangan tangan kirinya singkat. "Balikin mobil ini," tambahnya.

"Kamu gak sekolah?" tanya Mikaella.

"Sekolah. Pakaian sekolah saya ada di sana. Nanti saya berangkat dari sana."

Mikaella hanya mengangguk. "Makasih ya, Ke. Sorry ngerepotin kamu dari semalem."

Keanu tersenyum tipis singkat. "Enggak repot kok."

"Aku turun."

Mikaella baru menghampiri Darella yang berada di depan toko yang masih tutup setelah melihat mobil yang Keanu bawa tadi menjauh.

"Itu siapa?"

Pertanyaan Darella yang tampak menuntut itu membuat Mikaella merasa kalau Darella tengah mencurigainya yang macam-macam.

FEELINGLESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang