Mikaella menatap dengan malas guru yang baru saja masuk ke dalam kelasnya. Mood-nya benar-benar rusak saat ini. Orlando membuatnya merasa tertekan. Namun, ia merasa dirinya tidak punya kuasa atas Orlando. Jangankan kuasa, untuk berkata kata "tidak" pada cowok tempramental itu saja Mikaella terasa sulit. Sisi lain dirinya berbisik kata putus untuk Orlando. Namun, lagi-lagi ia tidak berani. Bahkan, ia juga tidak berani melihat reaksi Orlando nanti. Apa Orlando akan marah besar? Atau bahkan menamparnya? Atau mungkin lebih dari itu? Ah, tidak. Orlando berkata kalau dirinya sayang dengan Mikaella. Tapi, bisakah Mikaella percaya itu?
Mikaella menatap sekeliling kelasnya. Tidak ada siswa yang ia kenal dekat. Bahkan, Tris-teman terdekatnya di sekolah ini masuk kelas sebelah.
Huft, Mikaella sedikit bersyukur karena kursi di kelas ini bertipe kursi dan meja single sehingga ia tidak harus berbagi tempat duduk dengan kata lain sebangku dengan orang lain.
Tiba-tiba, masuk seorang siswa kedalam kelas. Perhatian seluruh orang beralih padanya, kecuali Mikaella. Dirinya masih sibuk dengan mood rusaknya.
"Maaf, bu. Tadi kepala sekolah bilang saya masuk kelas ini."
Mendengar suara sedikit serak nan dalam itu, lantas Mikaella mengalihkan pandangan kearah suara karena ia merasa sangat mengenal suara itu. Dan...BAM! Mikaella terpesona. Siswa itu ternyata Keanu. Tunggu, bukannya Keanu akan masuk kelas IPS? Ah, Mikaella tidak peduli! Yang penting, Keanu bisa sekelas dengannya.
Jantung Mikaella terasa terhenti ketika Keanu duduk di sebelahnya karena bangku itu kosong. Padahal, bukan bangku itu saja yang kosong, ada 2 lagi bangku kosong di belakang. Ah, sekarang bolehkan Mikaella baper?
Shit, Demi Tuhan kalau Mikaella sangat membenci kursi dan meja jenis ini. Padahal, tadinya ia sangat bersukur. Ah, kalau saja ia bisa duduk semeja dengan Keanu.
"Boleh duduk sini, kan?" tanya Keanu dengan alis yang sedikit terangkat dan itu menambah kesan lebih dimata Mikaella.
Apa Keanu gak tau kalo dia kayak gitu lebih menggoda?
Mikaella tergagap. Untung saja dirinya belajar dari pengalaman. Ia sudah menanamkan dalam pikirannya untuk tidak bereaksi berlebihan di depan Keanu. Lebih tepatnya, tidak beraksi berlebihan terlalu lama. Karena Mikaella sadar pesona Keanu sulit untuk dihindari.
Kerutan di dahi Keanu samakin dalam kala Mikaella tidak menjawab. "Boleh kan?"
Ah sial, Mikaella kembali lupa apa yang ia sudah tanam. "Bo-boleh kok." Mikaella tersenyum.
Keanu tersenyum singkat saat itu dan Mikaella memejamkan matanya. Ah, Mikaella sadar kalau dirinya tidak bisa untuk tidak beraksi berlebihan. Ia tidak bisa juga untuk tidak termakan reaksi itu. Ah, Mikaella jadi ingin menangis.
Bahkan, Mikaella tidak sadar kalau bukan dirinya saja yang terpesona dengan Keanu, bahkan hampir semua siswi kekas ini. Kelas jadi sedikit ricuh akan bisikan-bisikan yang terdengar.
*****
Mikaella sedikit bersyukur entah kenapa. Dirinya bersyukur kalau Orlando tidak menghubunginya atau bahkan menemuinya hari ini seolah Tuhan berencana agar Mikaella bisa menikmati ciptaannya yang lain. Siapa lagi kalau bukan Keanu. Mikaella juga senang karena akhirnya ia bisa pulang bareng Keanu. Walau ada Darella.
Mikaella menunggu Darella bersama Keanu. Dalam mobil. Garis bawahi. Ah, Mikaella jadi gugup sendiri. Mikaella memainkan jari-jarinya tanda ia gugup dan tidak tau apa yang harus dilakukan.
"Kamu bisa hubungi Darella?"
Dengan cepat, Mikaella mengalihkan pandangannya pada Keanu dengan mata yang sedikit lebar. "Ah? Bi-bisa kok."
KAMU SEDANG MEMBACA
FEELINGLESS
Teen FictionApa yang akan kalian rasakan ketika cowok super ganteng tidur disebelah kamar kalian? Cowok yang membuat kalian tidak bisa bergerak hanya karena melihat mata dan wajahnya yang sempurna dan seperti ada daya tarik tersendiri. Itu terjadi pada Mikaella...