Taehyung melangkahkan kakinya. Ini hari keduanya dan ia belum memutuskan kelas apa yang akan ia ambil sementara kelas itu tidak dapat disanggupinya. Taehyung menghela nafas.
Ia berjalan ke arah lokernya. Taehyung membuka lokernya dan seperti biasa. Taehyung menaruh buku kosong di lokernya. Taehyung kembali mengunci loker dan berjalan menuju kelasnya.
Perempuan di sana banyak yang melirik Taehyung. Kadar ketampanan Taehyung menjadi magnet perhatian bagi para murid ST. Michael.Ketika Taehyung memasuki kelasnya, Jimin dan Jungkook melambaikan tangan melihat Taehyung yang datang. "Tae hyung!" Jungkook memanggil Taehyung yang baru datang. Taehyung tersenyum tipis. Ia mendatangi tempat duduknya yang bersama dengan Jimin.
"Kenapa kau kemari, Jeon?" tanya Taehyung karena status Jungkook yang adalah adik kelasnya.
"Aku hanya ingin bertemu Jiminie hyung. Aku berharap kau tidak berpikir yang tidak-tidak," ujar Jungkook. Taehyung mengulas senyum kekehan.
"Seperti tahu saja apa yang aku pikirkan," ucap Taehyung.
Jimin terkekeh. "Jangan pikir jika kami kencan, Tae," lanjut Jimin yang mengetahui tatapan jahil Taehyung. Taehyung mengerucutkan bibirnya. Taehyung pasti ingin meledek Jimin kencan dengan Jungkook. Hei! Dia normal, oke?
"Oh ya! Jadi, kau sudah memutuskan akan mengikuti ekstrakulikuler yang mana?" tanya Jungkook semangat.
Taehyung terdiam sejenak. Ia belum bisa memilih akan mengikuti kelas yang mana. "Mungkin masih aku pikirkan," ucap Taehyung mencoba tersenyum.
Jimin dan Jungkook kompak mengangguk paham. Mereka kemudian tersentak kaget ketika bel masuk berbunyi. Segera Jungkook berpamitan dan pergi ke kelasnya di kelas 10.
✿✿✿
Tiga jam pelajaran sukses ditempuh oleh Jimin dan Taehyung. Taehyung kemudian beranjak pergi ke kantin.
"Tae, aku nanti akan menyusul bersama Jungkook. Kau duluan saja," ujar Jimin dan Taehyung mengangguki.
Seperti biasa, Taehyung membawa bekalnya. Ia tidak memiliki uang cukup untuk membeli makanan mewah di sana.
"Nih!"
Taehyung mendangak. Ia mendapati Jungkook yang tersenyum padanya. Taehyung menerima latte kesukaannya dari Jungkook. Jungkook pun duduk berhadapan dengan Taehyung.
"Thanks, Jeon. Dimana Jimin?" sesuai kebiasaan Taehyung dari dulu, ia selalu memanggil orang yang belum lama ia kenal dengan marganya. Mungkin sedikit aneh, namun inilah kenyataannya. Jungkook dan Jimin hanya biasa-biasa saja.
"Dia masih di kelas. Ada urusan dengan Ratu, mungkin?" jelas Jungkook.
Taehyung mengernyit tidak paham. Orang mana yang memberikan nama anaknya dengan sebutan 'Ratu' sementara Taehyung tak dapat berpikir jernih apa marganya kira-kira. Lagipula, untuk apa Taehyung memikirkannya?
Beberapa saat kemudian, Jimin datang dengan segala kekesalannya. Ia bergumam tak jelas sendirian dan sesekali berekspresi gemas namun marah. Ia menggeram sendiri. Bahkan sampai tempat duduk sebelah Jungkook di kantin, Jimin berdecak berkali-kali, bahkan bergumam tak jelas.
"Ada apa? Kau terlihat kesal," tanya Taehyung pada Jimin yang sedari tadi bergumam tidak jelas.
Jimin mendengus kesal. Apa laki-laki di hadapannya ini tidak tahu masalahnya yang mungkin menurut anak SMA St. Michael tahu masalah Jimin hingga berdecak seperti itu? Jimin merotasikan kedua bola matanya malas ketika ia tak sengaja melihat gadis berambut panjang berwarna coklat tua duduk dengan anggun bersama teman-temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
St. Michael: Young Forever [Dihentikan]
Fanfiction"Siapa yang membuat keluargaku hancur dia akan menerima akibatnya." Taehyung menyunggingkan senyum liciknya. Ia berjanji akan mencari dalang dari semua kejadian yang menimpanya dan ketiga kakaknya. Taehyung, seperti Malaikat Michael. Dia kuat, berha...