09. Berpisah

66 11 7
                                    

"Sir, we've got them."

____________________

20 Januari 2063

Kara menyesap minumannya sebelum akhirnya memutuskan untuk memulai pembicaraan diantara mereka berempat.

"Jadi... ?" tanyanya setelah meneguk habis air minumnya.

Helaan napas keluar dari mulut Lyn, "Entahlah, aku hanya... merasa egois kepada mereka." jawabnya sembari menatap ke langit-langit diatasnya yang tampak terang. Meski malam hari, cahaya dari sudut-sudut kota Aillles mampu memberikan sentuhan aurora yang begitu memanjakan mata.

"Aku juga," sahut Ali singkat.

Mike tidak berkomentar banyak, ia hanya mengangguk sependapat. Sebaliknya, matanya menerawang jauh mengulang kembali masa lalu.

🌏

Saat itu, di tengah hujan seorang anak laki-laki berlari sendirian. Melewati orang-orang yang berlalu lalang disekitarnya. Suara hujan cukup meredam hiruk pikuk para masyarakat yang tidak setuju dengan keputusan para petinggi, membangun kota di atas permukaan dan membagi tingkatan kasta.

Dia terus berlari, tak mempedulikan bajunya yang sudah basah terkena air hujan. Yang ada di pikirannya saat itu hanyalah satu, 'aku harus kabur'.

Perjuangannya tidak sia-sia, dirinya berhasil lolos dari kejaran para Quisther dengan bersembunyi di hutan belantara. Helaan napas dan rasa syukur terus keluar dari mulutnya. Perlahan ia berdiri, berjalan masuk ke hutan tak menghiraukan kakinya yang sudah lecet.Sampai akhirnya, sebuah suara terdengar masuk ke telinganya. Manik matanya memicing menyelidiki sekitarnya. Dia tidak sendirian.

Bulu kuduknya terangkat, rasa takut kembali menjalari tubuhnya. Perlahan, ia mengendap-endap mengamati sekitarnya.

Namun, sayang karena kakinya tidak sengaja menginjak sebuah ranting di dekatnya. Suara itu terhenti membuat anak laki-laki itu menahan napas. Takut-takut ia berjalan mendekati asal suara tersebut.

"Siapa disana ?"

"H-hai"

Ragu-ragu ia menyapa, membuat anak laki laki itu tertegun sesaat. Namun, sedetik kemudian anak itu tersenyum menghampirinya.

"Hai, i'm Sam." Ujarnya menepuk pundak laki-laki yang berdiri di hadapannya.

Anak laki - laki dihadapannya yang tak lain adalah Mike kecil tersenyum balas mengenalkan diri. Dan itulah awal persahabatan mereka.

Hari terus berganti, rasa iri mulai muncul di benak Mike kecil.

Mengapa Sam selalu terlihat bahagia ?

Pertanyaan itu selalu terngiang di kepalanya, sampai akhirnya ia memberanikan diri bertanya.

"Ketahuilah Mike, tidak semua yang kau lihat sama dengan kebenarannya. Dan kau tahu ? Orang yang selalu terlihat bahagia, sebenarnya adalah orang yang sangat menderita. Kenapa ? Karena, mereka tidak mau orang lain merasakan penderitaannya."

Jawaban Sam seolah menghancurkan pertahanan Mike. Air mata mulai menggenang dari pelupuk matanya. Dan itulah kali pertama ia menangis di depan orang lain selain orangtuanya.

Kalimat itu juga yang selalu membuat Mike untuk bangkit dan tidak pernah putus asa. Karena masih ada orang yang lebih menderita dibandingkan dirinya.

🌏

Mike mengerjapkan mata lalu meneguk habis air minumnya. Membuat Ali tersedak pelan.

"Tumben habis," komentarnya singkat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 26, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RETURN  [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang