8

2.1K 247 14
                                    

Maybe Next Chap Aku Up ntar malem atau Besok hehe

Happy reading all <3

Woojin segera di bawa ke ruangan nya untuk di periksa kembali, namun di samping itu orang yang sedari tadi menatap Woojin tak bergeming dan tetap di tempat, sampai ada orang yang memanggilnya

"Jaewhan-a" Panggil seseorang itu

"Sungwoon Hyung" Ujar nya

"Kajja kita masuk mengapa diam di sini semua pasti tengah menunggu" Ujar Sungwoon

"Ah tadi aku hanya menunggumu hyung" Ujarnya

"Ohh begitu ya sudah kajja kita temui Jinyoung" Ujat Sungwoon dan di ikuti Jaehwan di belakang nya saat sampai di depan ruang Jinyoung mereka melihat Jihoon yang tengah mengacak rambutnya frustrasi.

"Hoon-a Wae geurae?" Tanya Jaehwan melihat adiknya tengah dalam mood yang buruk

"Aku Khawatir hyung" Ujarnya

"Wae?" Tanya Sungwoon

"Woojin, dia tak bisa di hubungi dari tadi aku khawatir padanya, pasal nya sebelum Jinyoung kecelakaan Woojin sempat bertemu dengan nya aku takut terjadi sesuatu pada-" Ucapan nya terpotong oleh suara Sungwoon

"Sudah ku duga berhubungan dengan anak itu, dengan Jihoon-a Dia hanya pembawa sial dan tadi kau bilang dia sempat bertemu dengan Jinyoung kan berarti sudah jelas dia adalah pembawa sial dalam keluarga kita" Ujar Sungwoon

"Tapi hyung dia bukan-" Ujar Jihoon terpotong kembali

"Sudah lah kau pasti akan membela anak itu, lebih baik aku menemui adik ku di dalam" Ujar Sungwoon pergi dan tersisa hanya Jaehwan dan Jihoon di sana

"Jaehwan hyung aku... aku takut terjadi sesuatu pada woojin firasatku tak baik, aku mendengar bahwa ada dua korban dari kecelakaan ini namun hanya Jinyoung yang di ketahui korban satu lagi tak ada kabar aku takut itu Woojin Hiks" Ujar Jihoon menangis, menangis karena adik nya tak dapat di hubungin dan memberikan kabar sehingga membuat Jihoon semakin takut

'Jadi benar woojin ada di sini, berarti orang yang kulihat tadi benar' Batin Jaehwan, mencoba agar dia bisa menenangkan adiknya lalu bisa menjelaskan bahwa ia bertemu Woojin tado

"Percayalah dia baik baik saja" Ujar Jaehwan

"A...aku Khawatir hyung" Ujar Jihoon

"Aku akan membantumu" Ujar Jaehwan tiba tiba membuat Jihoon kaget

"Tapi hyung bukan kah kau sama dengan mereka" Ujar Jihoon dengan suara pelan

"Setelah ku fikirkan kembali untuk apa aku membenci adikku sendiri hoon-a terkadang aku merasa bersalah karena selalu menghinanya dan mencaci makinya" Ujar Jaehwan sambil menerawang sudah berapa kali dia mencaci menghina adik nya yang selalu di salahkan padahal Woojin tak bersalah

"Hyung Kau tahu, Woojin bahkan tak pernah mengeluh pada saat apapun dia selalu tersenyum membuatku semakin sakit melihatnya yang rapuh namun mencoba untuk menguatkan dirinya" Ujar Jihoon sambil terduduk di salah satu kursi

Jaehwan hanya menatapnya sekarang rasa bersalahnya semakin besar mengingat segala sesuatu yang di ucapkan oleh Jihoon tentang Woojin, tentang saat dia sakit namun Jaehwan berserta saudara mereka yang lain hanya menganggap dia tak ada.

"Hoon-a aku selalu berfikir mengapa aku jahat pada Woojin,mengapa aku lebih mementingkan Ego ku tanpa melihat kenyataan" Ujar Jaehwan

"Aku senang akhir nya hyung tak membenci Woojin lagi" Ujar Jihoon tersenyum

"kajja kita masuk setelah itu kita cari Woojin" Ujar Jaehwan mengajak Jihoon masuk ke ruangan Jinyoung

"Yak.. Jaehwan-a kau berhasil membuat anak itu berhenti mencari si sialan itu eoh?" Ujar Sungwoon dengan nada mengejek

Jika saja tidak di tahan oleh Jaehwan mungkin Jihoon telah memukul kakak tertua keduanya

"Ada apa Park Jihoon apa kau mau memukul Hyung mu ini eoh?" Tanya Sungwoon

"Mengapa kalian sangat membenci Woojin? Bahkan tanpa alasan" Ujar Jihoon penuh amarah

"Apa kau bilang tanpa alasan? Dia adalah penyebab Eomma dan Appa meninggal! Jika saja saat itu dia tak mengganggu appa saat sedang menyetir menuju tempat rekan nya.Jika saja anak itu tidak bercanda dalam perjalanan mungkin Appa dan Eomma masih bersama kita, Kau bahkan tak tau bagaimana sakitnya hyung saat mengetahui Eomma dan Appa telah pergi gara gara anak itu dan sekarang Jinyoung pun sama terluka" Ujar Jisung

Jihoon terdiam sesaat ada rasa dia ingin membenarkan apa yang hyung nya ucapkan tapi itu kan kecelakaan dan bahkan ini bukan murni kesalahan Woojin tapi mengapa dia sangat di salahkan

"Tapi Hyung dia saat itu masih sangat kecil sama sepertiku mengapa kalian sangat menyalahkan nya bukan kah sudah biasa anak seumur itu suka bercanda pada orang tuanya mengapa hyung sangat menyalahkan nya?" Ujar Jihoon

"Tetap saja dia penyebab dari semua kesialan yang terjadi pada keluarga kita, aku bahkan berharap dia pergi jauh" Ujar Minhyun

"H...Hyung jaga ucapanmu jangan sampai kau menyesal" Ujar Jihoon

Jaehwan tak bisa berbuat apapun dia terlalu bingung untuk berbicara dan hanya berdiri di sebelah ranjang Jinyoung

"Sudah Cukup! Bisa kah hyung berhenti membicarakan manusia itu? Sekarang keadaan ku sedang tak baik bisa kah kalian hanya focus padaku eoh?" Ujar Jinyoung kesal

"Mian Young-a" Ujar Jisung langsung mendekati adik nya dan menatap Jihoon tajam

"Jika kau masih ingin mencari anak itu cari saja aku tak peduli bahkan jika dia tak bisa kau temui pun itu bukan urusanku" Ujar Jisung membuat Jihoon kesal dan memilih keluar dari ruangan itu lagi berlari tak tentu arah mencari dimana adik nya. Jaehwan yang melihat Jihoon keluar mengikutinya

"Jaewhan-a mau kemana kau?" Ujar Minhyun menahan nya

"Hyung Keadaan Jihoon sedang tak baik aku ingin menyusulnya" Ujar Jaehwan

"Biarkan saja salah dia terus menerus membela anak sialan itu" Ujar Minhyun membuat Jaehwan menatapnya tak percaya

"Hyung sekarang aku mulai berfikir mengapa sejak 10 tahun yang lalu aku membenci Woojin yang notabe nya hanya anak lugu yang tak tahu apapun dan di salahkan bahkan di benci para hyung nya, sekarang aku berjanji tak akan membencinya lagi hyung aku takut dia meninggalkan ku dan membuat ku hanya bisa merasa bersalah dan menyesal semoga kau memikirkan itu hyung " ujar Jaehwan segera pergi menyusul Jihoon

Jaehwan berlari menuru Taman Di Rumah sakit dia mendapatkan Jihoon yang tengah menunduk merusak rambutnya frustrasi dengan apa yang terjadi sekarang rasanya ingin dia mencaci diri sendiri karena tak membela adiknya tadi

"Jihoon-a" Panggil nya Jihoon hanya menatapnya

"Aku telah menghubungi semua teman nya namun taka da yang tahu dia di mana, Aku harus apa hyung" Ujar Jihoon frustrasi

"Ayo Kita cari" Ujar Jaehwan

Ketika mereka hendak mencari Woojin, Jihoon menatap seseorang yang sangat ia kenali berlari menuju suatu ruangan
"Mark?" Ujar nya pelan

"Ada apa Hoon-a" Ujar Jaehwan

"Hyung Ayo ikut aku" Ujar Jihoon menarik Jaehwan menuju suatu ruangan yang di tuju oleh Mark tadi. Matanya Menatap Mark Bingung mengapa Mark ada di sini dan juga ada Lucas di situ tengah menangis di samping Mark

"Mark Lucas" Ujar nya

"J..Jihoon-a" Ujar mereka bersama

"Ada apa kalian di sini? Mengapa kalian menangis? Siapa yang sakit?" Tanya Jihoon bingung dengan nada khawatir

"Hoon-a mian Woojin..." Ujar Lucas menahan tangisnya

"Ada apa dengan Woojin" sekarang Jaehwan ikut bertanya akan keadaan adik nya

"Woojin..."

TBC Y SAYANG Q HEHE MAAFIN ACU YANG TELAT PAKE BAGET UP NYA HUHU MAAF YA, MAAF JUGA KALO CERITANYA GAK NGE FEEL DAN KURANG MEMUASKAN VOMENT KALIAN BIKIN AKU SENANG SEKALI HUHUUU. TQ KALIANNN LOP YUU

Mianhae Park Woojin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang