04: win-win solution

1.1K 291 13
                                    

"Kamu udah kelas dua belas loh yena"

"I-iya bu" ucap yena terbata-bata.

"Padahal udah remedial dua kali masih aja ga pas kkm" omel bu yoona.

Bel pulang sekolah sudah berbunyi lima belas menit yang lalu dan di detik-detik kebahagiaan para murid tersebut, yena malah di panggil ke majelis guru oleh bu yoona-- guru matematika yena.

Yena memilih jurusan ips agar tidak bertemu lagi dengan angka-angka jahat yang selalu minta di layani itu. tapi yena salah, angka-angka itu muncul dengan istilah 'matematika wajib' padahal pelajaran ekonomi sudah cukup untuk memeras kepala yena.

"Jadi kamu mau gimana?" Tanya bu yoona dengan tatapan yang sudah pasrah.

Yena diam, bingung, cape, gatau harus ngomong apa.

Sampai pahlawan kesiangan yena dateng secara tiba-tiba nyodorin kertas ke bu yoona.

"Ini bu ulangan saya sudah di tanda tangan" ujar jihoon sambil menyodorkan kertas ke bu yoona, yena sedikit lega karena tatapan pasrah bu yoona itu sudah pindah ke kertas ulangan jihoon.

Yena yang sadar akan kehadiran jihoon, mencoba untuk membuat kontak mata dengan jihoon, karena ingin menyapa cowo yang tempo hari ini ia kenal.

"Psst.. ngapain lo?" bisik yena, jihoon memutar kepalanya lalu mendapati yena yang sedang nyengir kuda.

"Kepo" bisik jihoon dengan ekspresi datarnya, yena mempoutkan bibirnya kesal lalu kembali menatap bu yoona.

"Ini bukan tanda tangan orang tua kamu jihoon" ujar bu yoona.

"Itu wali saya bu" jawab jihoon bohong.

"Kamu ga punya wali jihoon" balas bu yoona sambil mengangkat satu alis nya. jihoon emang bohong dan bu yoona sebagai wali kelasnya jihoon sudah tahu mimik wajah berbohong setiap muridnya.

"Nilai saya sempurna loh bu, kenapa harus di tanda tangan oleh orang tua lagi?" keluh jihoon, yena yang mendengar tersebut auto shock, nilai sempurna cuy katanya.

"Kan itu syarat belajar dengan saya, gaada tanda tangan orang tua, gaada nilai" ujar bu yoona.

Jihoon menghela napasnya panjang lalu menunduk. yena yang melihat hal itu pun jadi kasihan, lalu yena menepuk punggung jihoon biar tabah, padahal ini bukan masalah yang besar.

Dan hal tersebut di saksikan langsung oleh bu yoona.

"Kalian saling kenal ya?" Tanya bu yoona, yena dan jihoon mendongak mendengar hal tersebut.

Bu yoona mengubah ekspresi nya, sepertinya beliau mendapatkan sebuah ide.

"Jihoon setiap ulangan sama saya mulai sekarang bebas tanda tangan orang tua, sebagai gantinya kamu mau ga bantuin saya ngajarin yena?" Usul bu yoona.

Jihoon melirik yena yang seketika menganga dengan usulan bu yoona tersebut.

"Satu bab aja kok jihoon, matematika wajib loh, bukan peminatan" tambah bu yoona, hal itu pun jihoon sudah tahu karena jurusan ips hanya memiliki satu pelajaran matematika.

Jihoon menggaruk tengkuk lehernya bingung.

"Gimana ya bu.." ujar jihoon, sedangkan yena masih belum berkutik dari ekspresi kagetnya.

"Yena ga harus dapet seratus kok, pas kkm aja udah cukup" tambah bu yoona yang sangat ingin win-win solution nya dengan jihoon ini berjalan lancar.

"...."




💫





"Jadi kita kapan belajarnya? Terus dimana? Pokoknya jangan di rumah gue dong saudara gue pada banyak bacot, atau di cafe aja sekalian nge wifi?" Tanya yena bertubi-tubi.

Jihoon menyetujui kontrak dengan bu yoona, setelah keluar dari majelis guru, jihoon malah di ekori oleh cewe petakilan satu ini.

"Perpus juga oke sih hoon, ada wifi nya juga, tapi gaada makanan" tambah yena, lama-lama jihoon kesal juga dengan bacotan cewe ini.

"Gimana kalo-"

"Yena diem" pinta jihoon kesal.

Yena cemberut karena dari tadi dia berpendapat, sepertinya tidak ada satu pun yang masuk ke telinga jihoon.

Akhirnya yena memutuskan untuk diam, namun setelah berberapa menit yena ga tahan dengan keheningan yang terjadi di keduanya.

"Hoon, kenapa ga minta tanda tangan ke orang tua lo aja sih, padahal nilai lo yang sempurna itu ga bakal bikin orang tua lo ngamuk kan? Kalo nilai gue sih udah jelas bakal di omelin " jelas yena.

"Gue gatau orang tua gue dimana" ujar jihoon.

Yena menatap jihoon bingung. Yena ingin menanyakan hal tersebut lebih lanjut, tapi sepertinya itu akan melangkahi privasi jihoon, jadi yena mengurungkan niat nya saja.

Tanpa melanjutkan percakapan, keduanya sampai di halte bus sekolah lalu menunggu bus disana.

"Lo ga bawa motor hoon?" Tanya yena, soalnya jarang liat anak cowo sekolahnya naik bus.

"Bawa kok" ujar jihoon santai.

"Lah teru-" ucapan yena terpotong dengan bus yang sudah datang.

"Lo naik bus ini kan?" Tanya jihoon.

"I-iya"

"Yaudah yah hati-hati, gue mau ke sekolah lagi, mau ambil motor" ujar jihoon sambil memutar badannya.

"Ah iya makasih hoon" ujar yena dan di balas anggukan jihoon.

Jihoon ke halte bus cuman mau nganterin yena dan yena baru tau hal tersebut.


💫






👉⭐👈

Silly Girl | OriWinkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang