(12)

5.6K 551 37
                                    

Dia seperti lilin ulang tahunmu.
Kau padamkan,
dan orang-orang bertepuk tangan.

Tapi, dia tidak peduli.
Sejak awal.

-Ur

SAMPAI pelajaran hari ini berakhir, gadis itu masih terus diam. Manda yang sedari tadi hanya dibalas gumaman oleh Venus pun menoleh ke arah gadis itu dengan raut kesal. Matanya mengamati Venus yang saat ini sibuk memasukkan alat tulisnya ke dalam tas.

Ia berdehem, membuat gadis di sampingnya menoleh dengan kening berkerut.

"Lo kenapa sih?"

Venus menggeleng, "Nggak papa."

"Cewek banget nih, ditanya kenapa jawabnya nggak papa. Kalau kenapa itu jawabannya karena, bukan nggak papa." Manda menyambar tas merahnya sebelum mengikuti Elena yang sudah berdiri di ambang pintu sambil terus bercekcok dengan Arya.

"Man," panggil Venus membuat gadis itu berhenti dan menoleh ke belakangnya.

"Apa?"

"Tadi Kak Langit di perpus sama Kak Wulan, kesel banget gue."

Manda melongo, "Astaga, jadi ini alasan lo diem terus dari tadi? Venus Venus, asal lo tau aja ya, kan Kak Wulan sekretaris OSIS, ya wajar dong kalau dia sama Kak Langit. Apalagi ini OSIS mau pergantian perangkat kan?"

"Iya sih, tapi ya tetep sama aja." jawab Venus membuat Manda tertawa.

"Cie ada yang cemburu nih,"

Bukan itu sebenernya.

"Putusin Ven." saut Elena membuat Manda melotot tajam, anak ini benar-benar ya.

"Lo enak banget ngomong putus-putusin, lo tuh cari pacar sana, iri kan lo sama Venus sebenernya?"

"Terserah."

"Udah udah, kalian nggak bisa apa sehari aja akur?" tanya Venus malas.

"Nggak!"

"Venus!" panggil seseorang membuat gadis itu menoleh dan tersenyum, mengesampingkan mood buruknya hari ini. Dilihatnya Langit mendekat dengan satu tangan membawa beberapa map.

"Kenapa kak?"

Langit membasahi bibir bawahnya, "Maaf ya, hari ini aku nggak bisa nganter kamu pulang lagi, aku ada rapat OSIS. Kamu gimana pulangnya? aku anter sampai depan mau?"

Venus terdiam sebentar lalu menggeleng, "Nggak perlu kak, aku bisa ke depan sama mereka kok."

"Udah Ven, pulang sama gue aja. Sama aja perasaan, punya atau nggak punya pacar, lo masih berperan sendirian."

Manda memberi peringatan lewat tatapan mata untuk Elena, yang hanya dibalas gadis itu dengan acuh tak acuh.

"Aku pulang dulu ya kak." pamit Venus membuat Langit mengangguk.

"Lo nggak ikut kumpul, Ven?" tanya Manda saat mereka sudah berjalan lumayan jauh dari cowok itu.

Venus menggeleng, "Kali ini pergantian perangkat di urusin sama kakak kelas."

"Biru!" Elena melambaikan tangan pada Biru yang sedang berjalan bersama teman-temannya.

Venus menoleh dengan pandangan was-was, "Mau ngapain lo?"

"Biru! bisa anterin Venus pulang nggak?"

Biru menatap sekeliling, "Langit mana?"

"Biasa, katanya sih sibuk, sampai nggak punya waktu buat pacarnya."

BIRUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang