Eps 3

98 11 5
                                    


Air di dalam gelas itu bergerak meski tidak tumpah, akibat guncangan pesawat yang menabrak kabut tebal. Bahkan semua penumpang merasa cemas, pramugari itu berdiri menjelaskan bahwa tidak perlu khawatir. Namun tidak dengan seorang perempuan yang sedari tadi berdiri di depan toilet.

"Ahh, siapa sih di dalam toilet. Kenapa lama sekali, aku sungguh sudah tidak tahan" keluhnya yang tampak terdesak.

Ia mengetuk pintuk kabin toilet "Permisi, apa masih lama??" katanya dalam bahasa inggris.

Tidak ada jawaban.

"Permisi.. Tapi aku benar-benar membutuhkan toilet sekarang" gadis itu kembali mengetuk pintu dengan keras berkali-kali, tepatnya seperti sebuah gedoran.

"Maaf nona, ada yang bisa kami bantu?" seorang pramugari menawarkan bantuan.

"Ah, ini.. aku pikir orang di dalam toilet sedang bermasalah. Sudah hampir-" ia melihat jam tangannya "40 menit aku menunggu disini, tapi tidak ada sahutan"

Pramugari itu tampaknya terkejut, air wajahnya berubah sedikit panik, ia mengetuk pintu toilet. "Permisi, apa di dalam ada masalah? Penumpang, apa anda baik-baik saja?"

Masih tidak ada jawaban.

"Minggir!" seorang gadis bersuara dari belakang. Ia menghampiri mereka dan menatap pramugari dan gadis itu bergantian lalu melepaskan kacamata hitam yang bertengger di hidungnya. Ia memberikannya kepada gadis tadi.

"Mundurlah" perintahnya.

Dengan tidak terduga gadis itu memasang kuda-kuda dan dalam hitungan detik ia menendang pintu kabin toilet dengan begitu keras. Sungguh keren, tendangan berputar meski ia sedang memakai rok pendek dan heels boots tinggi. Hingga akhirnya kenop pintu itu terlepas dan terlihat wanita yang tak sadarkan diri di dalamnya.

Buru-buru pramugari itu menghampiri wanita itu. Dan benar saja wanita itu tak sadarkan diri, ia pingsan. "Nona anda tidak apa-apa ??"

Ia memegang pipi wanita itu, namun wanita itu tekulai lemas tak sadarkan diri bahkan dahinya mengucur bulir keringat yang begitu banyak. Wajahnya begitu pucat dan bibirnya menjadi biru.

Pramugari itu menekan telepon darurat yang berada di dekat tembok untuk penggilan darurat tim kesehatan. Tidak lama beberapa pramugari dan seorang lelaki datang.

"Ayo angkat dia keluar terlebih dahulu, kita harus mengecek tekanan darahnya" perintah lelaki itu, sepertinya dia seorang dokter.

Gadis itu bukannya khawatir, ia malah melenggang pergi, kembali ke kursinya. Namun tangannya ditarik oleh seseorang "Maaf eonnie, sepertinya kau melupakan sesuatu" gadis itu menatapnya dengan mata berbinar-binar. Sepertinya dia masih kagum.

Sesaat ia menatap gadis itu dengan aneh "Berikan kacamataku"

"Apa eonnie orang korea?? Tadi berbicara bahasa korea bukan?? Aku juga orang korea tapi sudah lama tinggal di LA."

'Heol, memangnya siapa yang bertanya sih' batinnya

"Nama eonnie siapa? Ah kenalkan namaku Hong Jae In " Ia mengulurkan tangannya.

"Namaku Jinny, berikan kacamataku" jawabnya tanpa membalas uluran tangan Jaein. Jaein memberikan dan Jinny langsung berbalik pergi.

"Ouh, dia keren banget" puji Jaein.

Gadis bernama Jinny itu kembali ke tempat duduknya. Ia berjalan dengan sedikit pincang karena kakinya kini terasa sakit.

"Harusnya aku tidak perlu membantu seperti itu tadi. Bodoh kau Jinny Lee" ia melepaskan sepatunya dan memijat kakinya yang terasa ngilu.

HOUSE OF 13THTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang