Di sore hari yang menyegarkan. Cuaca sangat mendukung membuat orang yang merasakannya menjadi bersemangat. Begitupula dengan Hanna.
Ia menghirup udara dalam-dalam sambil tersenyum di balkon. Angin musim selatan menerbangkan anak rambutnya. Ia bahkan sudah mandi.
Hanna kembali masuk ke dalam kamarnya. Jangmi masih tertidur pulas, apalagi hari ini adalah hari libur.
"Astaga, Jangmi, bangun" Hanna menggoyang-goyangkan badan Jangmi. "Sudah sore, kau bahkan belum mandi dari pagi. Kau juga belum bangun sejak pagi"
Jangmi menggeliat lalu menutup wajahnya dengan bantal. "Ini hari libur, eonni. Aku juga sudah bangun jam 10 tadi"
"Lalu kau tidur lagi kan ?" ucap Hanna tetap menggoyang-goyangkan badan Jangmi "Ayo banguuun"
"Gak mauuuu" Jangmi merengek ketika Hanna menarik tangannya.
Karena tak kunjung bangun, Hanna pun pasrah. Ia turun ke lantai satu. Ia berniat ingin memasak untuk persiapan lebaran besok.
Ia bersenandung kecil. Moodnya benar-benar bagus saat ini..
"Hai, eonni" sapa Jinri yang tiba tiba nongol di balik meja sambil tersenyum lebar.
"Aduh, kaget" Hanna melompat kecil ke belakang. Hampir saja jatuh.
"Hai juga, Jinri. Wah kau kelihatan senang ? Ada apa nih ?"
"Tidak ada apa-apa, aku hanya merasa senang hehehe" Jinri mengikuti langkah Hanna ke dapur.
"Eonni mau masak ?" Hanna mengangguk. "Iya, kan besok lebaran"
Jinri lagi-lagi mengangguk "Aku bantuin ya?"
"Boleh" Hanna mengeluarkan semua bahan-bahan di dalam kulkas yang akan dia masak.
Banyak sekali, Hanna sengaja membeli banyak. Mengingat penghuni rumahnya lumayan banyak.
Hanna mengambil celemeknya lalu ia menggunakannya. Tidak lupa ia mengikat rambutnya menjadi cepol.
"Yah, eonni gaada celemek lagi ya ?" tanya Jinri.
"Aku cuma punya satu"
"Ah aku punya ide" Jinri berlari naik ke lantai dua menuju kamarnya.
Tak lama kemudian Jinri kembali, dengan penampilan berbeda.
"Astaga, Jinri" pekik Hanna. Jinri menggunakan sarung wadimor yang ia jadikan sebagai celemek.
"Baiklah, terserah saja. Ayo kita mulai" Hanna memotong-motong daging ayam dengan telaten.
"Aku harus apa, eonni ?"
"Eumm.. Bantu aku kupasin bawang putih aja dulu"
Jinri mengangguk dengan semangat lalu mengambil sekantung bawang putih. Ia mengupasnya dengan semangat pula."HELLO GAES" teriak dua orang gadis, membuat Hanna dan Jinri menutup kedua telinganya.
"Astagfirullah" gumam Hanna.
"Eonni terlingaku sakit tau." ucap Jinri. Sedangkan kedua gadis itu hanya nyengir bodoh.
"Jinri? Ngapain pake sarung ?" tanya Soorim.
"Ehehe, gak ada celemek lagi, eonni"
Soorim dan Jinny berusaha menahan tawanya.
"Waah, kalian lagi masak ya ? Aku bantuin ya""Boleh kok, Soorim" jawab Hanna
"Aku.. Aku juga. Aku lumayan pandai memasak" ucap Jinny juga.
'Perasaan ini anak gatau masak deh, masak air saja pancinya sampai gosong. Hmm tapi mungkin saja dia sudah pandai semenjak tinggal di Amerika' Soorim berkata dalam hati sambil melihat Jinny dengan tatapan menyelidik.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOUSE OF 13TH
Teen Fiction[ PRIVATE ] Apa jadinya bila 13 gadis dengan kepribadian berbeda-beda tinggal dalam satu rumah ? Menemukan jati diri yang sebenarnya,mendapatkan pelajaran dan arti kehidupan, serta belajar untuk saling menyanyangi serta merawat satu sama lain. Namu...