Eps 8

58 9 0
                                    

Hanna mengecilkan volume suara pada mp3nya. Sudah cukup ditemani musik untuk lari paginya. Ia butuh udara segar dan sedikit istirahat. Ia memilih duduk di sebuah kursi mini market disekitar komplek rumahnya. Nafasnya masih tidak beraturan.

"Lelah juga, aku sudah lama tidak olahraga"

"Hei gadis yang tidak mau menikah!!"

Kening Hanna mengerut. Matanya menoleh kesana kemari. Ada yang meneriakinya gadis yang tak mau menikah?? Siapa? Berani sekali?

"Gaadiss yangg taak ma uuu mee niiikaaahh" teriaknya sekali lagi di telinga Hanna.

Hanna nyaris meninju wajah lelaki itu jika ia tidak segera menangkis dan menangkap tangan Hanna. Hanna langsung melotot, mengetahui wajah berhidung mancung yang ada di depannya ini. Langsung saja ia menarik tangannya yang di genggam lelaki itu.

"Apa yang kau lakukan ?!" bentak Hanna.

"Kau terlalu asik. Bahkan aku memanggilmu sedari tadi kau tidak mendengar" jawab lelaki itu santai.

Hanna melipat bibirnya kedalam. Ia kesal sekali pada orang ini "Dengar ya Tuan. Aku punya nama, jangan panggil aku gadis yang tidak mau menikah!!"

Lelaki itu mengulum senyuman manis "Baiklah kalau begitu" ia mengulurkan tangannya memberikan sebotol air mineral
"Lee dokyeom-imnida, namamu??"

"Tidak, terima kasih" Hanna menepis botol itu dan bergegas pergi. Bahkan terdengar umpatan-umpatan kecil seperti kemarin.

Sial sekali pagi ini bagi Hanna bertemu orang itu lagi. Sampai detik ini Hanna juga tidak tau kenapa lelaki itu muncul lagi dan mengacaukan paginya. Perasaannya jadi tidak enak.

"Ahh, sayang sekali, aku hanya ingin menyapa tetangga baru" lelaki bermarga Lee itu tersenyum sambil menatap punggung gadis yang berlari itu.

Ia memungut kantong yang ia tinggalkan di depan pintu mini market tadi, melihat Hanna begitu membuatnya lupa segalanya. Ia kembali tertawa konyol menurutnya.

"Ohh?? Jihan?" Dokyeom memicingkan matanya. Berusaha menfokuskan pengelihatannya pada seorang gadis berhodie hitam diseberang jalan sana.

"Hei, benar. Itu dia"

"Lee Ji Han!!!!" teriak Dokyeom. Benar saja yang dipanggilpun menoleh mencari asal suara.

"Oppa? Wah oppa!! Mati aku" Jinny begitu terkejut. Ia bergegas berjalan dengan cepat. Ia menutup kepalanya.

"Gawat, aku bisa tertangkap"

"Hei!! Jihaaan" teriak Dokyeom. Buru-buru ia menghentikan mobil di jalan itu dan menyeberangi jalan. Namun yang di panggil mempercepat jalannya, lebih tepatnya berlari. Dokyeom pun ikut berlari.

"Sialan, kenapa harus tertangkap sekarang" Jinny masih berlari. Kini ia sudah memasuki komplek perumahan.

-----

Pelan-pelan Jinny mengintip dibalik tembok sebuah rumah cukup besar. Ia berhasil kabur, tapi dia bahkan tersesat, ia lupa jalan pulang kerumah Hanna. "Sial!!" umpatnya.

Jinny kembali berjalan mengendap-endap di jalan komplek itu. Ia takut Dokyeom masih mengejarnya.
"Memangnya dia sedang apasih disini, kenapa bisa kebetulan sekali!"

"Jabasseo!!" Jinny terpekik kaget. Sebuah lengan tiba-tiba memiting kepalanya dengan kuat.

"Mau kemana kau ??" "nal pul-eo jwo!!". Jinny berusaha sekuat tenaga.
"Aaa aaaaa, appo!! appo" Ia menggigit tangan Dokyeom . Jinny berhasil lepas dari cengkraman Oppanya itu.

HOUSE OF 13THTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang