Eps 9

47 7 0
                                    

Sudah hampir 30 menit, Hong bersaudara ini hanya diam tanpa ada yang bersuara sama sekali, kecuali suara orang mengunyah makanan. Jaein, yang sedari tadi ditatap oleh kedua kakaknya ini menunduk sambil memainkan ujung bajunya.

"Hah mataku perih" Eunki akhrinya bersuara, ia mengedipkan matanya berkali-kali. Diletakkannya sebungkus tortilla chip di atas meja, lalu menggosok matanya.

"Apa yang kau lakukan ??" tanya Joshua heran

"Entah, aku hanya ikutan menatap Jaein tanpa berkedip hehehe"

Joshua menatap malas adiknya itu "How stupid you are" Eunki mencebikkan bibirnya dan akhirnya memilih untuk memainkan ponselnya.

"Baiklah, jadi Hong Jae In. Apa saja yang kau lakukan selama berhari-hari disini ?" tanya Joshua pada akhirnya dengan serius, membuat Jaein makin menunduk sekaligus gugup.

"Hanya tidur dan makan. Juga menunggu pengumuman dari kampus."

"Hanya itu ?? Kau tidak mencari kamar sewa ?" Jaein menggelengkan kepalanya.

"Kenapa bukan rumah saja ?? Kenapa harus kamar sewa ?? Kita kan mampu membeli rumah bahkan yang sebesar istana sekalipun" Eunki berucap.

"Aku tidak mau tinggal di rumah besar sendirian. Lagipula aku ingin merasakan yang namanya hidup seperti orang normal bukan hidup dalam kemewahan" jelas Jaein, Eunki berdecih.

"Bagaimana bisa Eomma dan Appa mengizinkan kau tinggal sendirian disini, jika mencari tempat tinggal saja kau belum melakukannya ??" Joshua bersandar di kursinya sambil memijit pelipisnya. Dia benar-benar pusing akan perbuatan adik bungsunya itu.

"Sudah kubilang kan sebelumnya. Tidak ada yang mau mendengarkanku" gumam Eunki.

Jaein semakin kesal, bahkan hampir selalu kesal jika ia bertemu dengan kakak keduanya ini.

"Bagaimana dengan Choi Seungcheol ??" pertanyaan Joshua membuat nafas Jaein tercekat.

"Itu- itu aku... aku belum bertemu dengannya karena aku fokus untuk mendaftar kuliah" memang benar ia sedang mendaftar kuliah namun perihal belum bertemu itu ia berbohong.

"Astaga Tuhan !! Seharusnya dalam waktu luang seperti ini, kau menemuinya"

Jaein menghela nafasnya "Oppa, aku harus mementingkan kuliahku dulu baru Seungcheol oppa"

"Cih, tidak biasanya kau memikirkan tentang pendidikan" gumam Eunki yang membuat Joshua menatapnya tajam.

"Wae ?? Kenapa kalian selalu menganggapku salah ? Aih sudahlah, mending aku mencari makanan" Eunki bangkit dari kursi lalu keluar dari kamar hotel.

Joshua kembali menatap Jaein yang sedang menunduk. Ada perasaan aneh dibenaknya, tidak biasanya Jaein seperti ini. Dimana jika membicarakan tentang Seungcheol, dialah yang sangat antusias. Tapi, kali ini berbeda dan Joshua merasa ada yang salah. Namun ini tidak ingin membahasnya dulu.

"Baiklah, carilah tempat tinggal !" suruh Joshua. Jaein dengan takut-takut mengambil ponselnya dan segera mencari tempat tinggal di internet.

"Biar aku bantu" ucap Joshua lalu mengambil sebuah Macbook dari ranselnya.

------

Sudah 15 menit lamanya Jaein belum juga menemukannya. Lebih tepatnya ia kurang fokus mencari, pikirannya dipenuhi dengan banyak hal.

Ia sedikit merasa bersalah karena telah membuat oppanya kesusahan namun disisi lain ia merasa tidak berdaya.

"Bersiap-siaplah sekarang, satu jam lagi kita berangkat" ucap Joshua tiba-tiba lalu sambil menyenderkan punggungnya pada kursi.

HOUSE OF 13THTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang