Bubur Bencong.
Ya begitulah namanya. Salah satu bubur yang cukup terkenal di area kampus. Denger-denger sih yang punyanya udah Haji, pake ONH plus pula. Haji kilat. Udah mirip kaya yang di sinetron yang nggak kelar-kelar itu. Tapi mengingat sudah Haji, tak mungkin yang punya bubur adalah bencong. Karena setahu gue, bencong adalah salah satu mahluk yang mampu hidup tapi cara berkembang-biaknya masih tidak jelas. Nggak tau nyolok di lubang yang mana.
Keadaan gue sekarang hanya sanggup terpaku sambil melihat ke arah seorang wanita dengan pakaian formal seperti pakaian anak-anak kedokteran pada umumnya yang sekarang sedang berjalan ke dalam tenda tukang Bubur Bencong ini.
Sesaat gue sempat grogi. Tapi ternyata dia nggak nyamperin gue. Gue pikir ini bakal seperti di sinetron-sinetron atau FTV zaman now. Di mana mereka akan duduk di satu meja yang sama lalu kemudian saling jatuh cinta. Enggak, ini bukan cerita kacangan kaya gitu. Setidaknya cerita gue yang ini lebih ke arah religi. Buktinya kemarin-kemarin udah ngebahas mandi besar.
Si Mbak Adele ini masuk ke dalam tenda tukang bubur dan langsung menghampiri penjualnya. Dia ngobrol sebentar, ngeluarin uang, lalu pergi begitu saja tanpa melihat ke arah gue. Fiuh, bagus deh. Semakin sedikit komunikasi, semakin bagus.
Gue lihat ke arah jam tangan dan ternyata udah cukup mepet juga sama jadwal kelas gue siang ini. Dengan buru-buru gue langsung nanyain total harga ke si tukang bubur, tapi ternyata bubur gue barusan udah dibayarin.
"Udah dibayarin sama neng geulis yang tadi, A." Kata kang bubur sambil masih asik ngosek-ngosek langseng bubur.
"Oh. Oke deh. Nuhun ya kang." Balas gue yang langsung pergi ke luar tenda.
Duh lumayan juga tanggal tua gini dibayarin. Rupanya si Adele nggak lupa buat balas budi. Tau gini gue mesen jus alpuket sekalian dah. Yah tapi biarin deh, yang penting duit gue jadi masih tetep utuh. Lumayan bisa ditabung buat Umroh tahun depan. Ke kebumen.
Sesampainya di kelas, gue lihat dosen sudah menclok di depan meja sambil menyiapkan materi dan menyalakan infocus yang ada atap kelas. Siang itu gue ada kelas Psikologi dasar dan SKS-nya juga cukup banyak, ada 6 biji. Alhasil gue kuliah sampai menjelang magrib.
Di tengah-tengah kebosanan kuliah, gue lihat di hp ada notifikasi dari grup DKM kampus, di sana terpampang nama Iqbal yang sedang bikin pengumuman kalau sehabis magrib nanti, anak-anak panitia diwajibkan kumpul di tempat biasa untuk membahas acara LDKS bulan depan. Tidak lupa kalimatnya diawali dengan salam dan diakhir dengan salam juga.
Beda sama gue yang kalau lagi nyebarin penguman, semuanya bakal diawali dengan, "PENGUMUMAN PENTING UNTUK KALIAN SEMUA WAHAI PARA AHLI KUBUR!!"
Dan pasti yang paling duluan menjawab adalah Boim. "ALLAHUAKBAR!!" tulisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
This Is Why I Need You
Non-FictionCerita tentang cowok yang tinggal di kostan cewek. Dibaca kalau kalian lagi nggak ada kerjaan aja. Cerita ini cocok untuk semua umur. Remaja, Dewasa, Anak SMA, bahkan baik juga untuk pertumbuhan janin. Dari sini, kalian akan belajar beberapa hal pen...