Play video diatas sebagai background music.
____
Sehun tidak tahu apakah tindakan memeluk Irene adalah benar. Hal itu masih mengganggu pikirannya. Karena setelah ia mengangkat Irene yang tertidur ke atas sofa ruang tamu setelah menangis karena kesakitan, Sehun menemukan hal itu sebagai sebuah kesalahan.Tapi sekali lagi, yang bekerja adalah hati dan itu selaras dengan pikiran yang menyuruhnya mendekap wanita itu erat.
Sehun menekuk lutut dan duduk diam di atas karpet berbulu sambil mengamati wajah terlelap Irene.
Sehun ingin, sangat. Untuk mengecup kening wanita di hadapannya dengan lembut, agar setiap rasa sakit yang Irene alami lenyap. Tapi separuh hatinya menolak karena status adik ipar yang ia sandang dan itu jelas memberinya batasan untuk tahu diri.
Irene adalah milik Chanyeol, kakaknya.
Karena setiap sesuatu yang sudah dimiliki, adalah salah jika kau juga menginginkannya untuk ada di sisimu.
####
Irene terbangun dan matanya menangkap Sehun yang tertidur dengan menopang wajah pada kedua lutut nya yang tertekuk. Dengan lembut, Irene memanggilnya.
Sehun langsung terbangun karena terkejut.
"Maafkan aku," kata Irene. "Kau harusnya tidak menungguiku."
Sehun tersenyum, "Tidak. Jangan minta maaf."
Irene bergerak untuk duduk dan Sehun membantunya. Untuk pertama kali Sehun melihat dengan jelas bekas jahitan di kaki kiri Irene, karena celananya tersingkap saat mengangkat selimut yang sebelumnya ia gunakan untuk tidur.
Tangan Sehun reflek terangkat untuk memegang bekas jahitan, tapi Irene yang sadar akan apa yang Sehun lihat, menepis tangan itu dan berusaha membenarkan celananya agar kembali tertutup.
Untuk sesaat Sehun menyesal, mungkin perbuatannya sudah melukai harga diri Irene. Jadi ia mundur beberapa langkah dan meminta maaf.
"Sehun, bisa tolong ambilkan tongkatku?" pinta Irene dan tanpa berkata apapun Sehun pergi ke dapur, tempat dimana Irene menjatuhkan tongkatnya tadi. Sesegera mungkin Sehun kembali dan memberikan kedua tongkat itu pada pemiliknya.
.
Kecanggungan yang terjadi lenyap begitu saja tertelan keceriaan malam.
Irene dan Sehun telah menyelesaikan makan malam mereka. Tak tahu apa lagi yang harus dilakukan, kedua orang itu berbagi ide untuk menonton.
Irene mengingat film mana yang terakhir kali dibeli di toko cd, tapi ia tak menemukannya. Semua film dalam tumpukan cd itu adalah koleksi lama. Entah sejak kapan Irene berhenti mengoleksi film karena kegiatan nya belakangan ini hanyalah menulis di buku catatan, bercerita dan berkeluh kesah pada Yeri.
"Sudah lama sekali aku tidak mengoleksi film baru lagi, Sehun. Aku berhenti. Belakangan untuk keluar saja terasa begitu berat untukku. Aku banyak berdiam diri di apartemen akhir-akhir ini,"
"Apa kau sakit, kak?"
"Tidak. Hanya saja tangan dan kaki ku sering kesemutan dan kram. Jadi aku lebih banyak beristirahat saja."
Sehun berpikir sejenak, kemudian mengambil sebuah kepingan cd dan meletakkannya dalam pemutar film. "Baiklah. Kita tonton film kesukaan mu saja."
Irene tersenyum. Ia tahu film yang Sehun maksud. Dulu mereka menangis bersama-sama ketika menontonnya untuk yang pertama kali.

KAMU SEDANG MEMBACA
IF YOU ✔
FanfictionIf you're struggling like I am Can't we make things a little easier? - jangan lupa tinggalkan vote dan comment! -