14

912 56 18
                                    

Play video diatas sebagai background music.
____

Yeri, aku lelah..

Berhentilah jika kau lelah, kak.

Haruskah?

Ya.

Menurutmu.. apa Chanyeol akan merasa kehilangan jika aku benar-benar menyerah?

Kurasa tidak. Dia tidak akan peduli padamu.

Benar juga. Apa yang aku harapkan, hahaha.

####

Irene melihat dengan jelas adegan menyakitkan itu dari celah pintu yang sedikit terbuka, ia berdiri disana sangat lama, memperhatikan bagaimana dua sosok manusia yang tengah bercinta dengan hebat.

Chanyeol dan Rose.

Mereka berdua bercinta di dalam ruangan Chanyeol, diatas sofa hitam di tengah ruangan. Keduanya telanjang, tanpa sehelai benangpun menutupi tubuh mereka.

Mata Irene jelas menangkap bagaimana ekspresi Chanyeol saat ia menikmati penyatuan tubuhnya dengan Rose, kemudian limbung ke belahan dadanya dan mengecup gundukan lembut itu berkali-kali.

"Aku tidak menelan obat pencegah kehamilan hari ini. Apa aku akan hamil?" tanya Rose dengan nafas terengah.

"Itu akan terjadi jika kau menginginkannya, sayang."

"Aku menginginkan anak darimu, Park. Tapi bagaimana dengan wanita itu?"

"Jangan pedulikan dia. Mati sekalipun aku tak peduli." kata Chanyeol dingin.

Irene memegangi dadanya, perasaan tidak nyaman menyeruak, menghimpit rongga pernapasannya.

Chanyeol melepaskan lebih dulu pagutannya untuk mengatakan pada Rose sesuatu yang mengganggu pikirannya sejak kemarin. "Kau tahu? Wanita itu benar-benar menjijikkan. Dia bercinta dengan Sehun."

"Apa?" tanya Rose tidak percaya.

"Kelakuannya seperti jalang, dasar tidak tahu malu! Aku berharap dia menenggelamkan dirinya ke laut lepas dan mayatnya menghilang, tak pernah di temukan oleh siapapun."

Irene meremat kuat map berisi surat cerai diapitan antara tangan dan tongkatnya. Ia tidak bisa melihat dan mendengar lebih banyak lagi. Perlahan Irene menutup pintu ruangan itu agar keberadaannya tidak menginterupsi kegiatan panas yang dibumbui kata-kata menyakitkan untukya.

"Kau benar-benar mencintainya," kata Rose tapi Chanyeol merespon dengan decihan, ia mengelak "Jangan bergurau."

"Sampai kapan kau akan seperti ini?"

"Sampai aku mati."

"Kau sakit ketika melihat Sehun menyentuhnya, kan?"

"Sama sekali tidak," elak Chanyeol, ia membuang pandangannya dari Rose.

Wanita itu tahu betul apa yang sedang terjadi, ia mendorong bahu Chanyeol agar penyatuan mereka terlepas dan ikut duduk di sebelahnya.

"Jelas sekali ada kemarahan dan rasa sakit dari caramu mengatakan bagaimana Sehun menyentuh Irene. Kau marah, kau kecewa. Jangan bohongi dirimu sendiri lagi, Chanyeol."

Ada keheningan yang sangat panjang diantara mereka. Baik Chanyeol maupun Rose terbelenggu dengan pikiran mereka masing-masing. Tubuh yang telanjang tak mereka pedulikan lagi.

"Aku takut," kata Chanyeol lirih.

"Aku takut," ulangnya dengan nada bergetar.

"Aku takut dia benar-benar lari dariku dan pergi kepada Sehun." Chanyeol menarik tangan Rose.

IF YOU ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang