11

451 41 3
                                    

Play video diatas sebagai background music.
____

Di ruang makan hanya terdengar denting sendok dan garpu yang saling menyentuh bibir mangkuk bergantian.

Sehun makan dengan tenang atau lebih tepatnya, enggan. Pria itu terus saja mengaduk nasi di atas piringnya, sementara sang ibu sedang memperhatikan lalu bertanya, "Kau kenapa sayang? Tidak menyukai makanan yang Ibu masak hari ini?"

Hening.

Tak ada jawaban dari Sehun, ia masih asik dengan lamunannya sendiri, kemudian Nyonya Park meraih tangan sang anak dan mengusapnya perlahan, "Sehun?" panggilnya lembut.

Pria itu reflek menghentikan acara mengaduk nasinya dan menatap sang Ibu, lalu menjawab "Ya?" dengan alis terangkat sebelah.

"Ada apa?"

Nyonya Park masih menunggu sebuah jawaban dan mencari tahu apa yang terjadi melalui wajah anaknya, tapi kemudian Sehun menggeleng, disusul dengan jawaban singkat "Tidak,"

"Bukan apa-apa, bu," kata Sehun memastikan.

"Okay, baiklah." Nyonya Park mengalah.

Ia tidak ingin terlalu ikut campur karena biar bagaimanapun kini Sehun adalah pria dewasa. Mungkin saja ia sedang mengalami masalah cinta atau beberapa pekerjaan yang rumit.

Mungkin.

Nyonya Park mengambil beberapa potong daging dan meletakkannya diatas nasi Sehun. Si anak mendongak menatap ibunya, ia menerima sebuah senyum hangat dan anggukan.

"Makanlah dengan benar," kata wanita paruh baya itu lembut.

Sehun membuang napas kasar lalu memasukkan satu suapan ke dalam mulut dan mengunyah makanannya dengan sangat pelan.

Beberapa saat berlalu kemudian pintu kaca ruang makan di geser dan muncul dua orang dari baliknya. Nyonya Park dan Sehun menoleh ke arah pintu bersamaan, disana Chanyeol sedang mengecup dahi Rose yang sedang merengek dan bergelayut manja padanya. Entah apa yang mereka bicarakan, yang Sehun tangkap hanya interaksi menjijikkan diantara keduanya.

"Ibu mertua? Sehun? Kalian sedang makan?" sapa Rose dengan riang dan langsung mengambil tempat meskipun belum di persilahkan untuk duduk.

"Ya, bergabunglah dengan kami. Kau juga Chanyeol, kemarilah.." tawar Nyonya Park dengan ramah.

Sehun tiba-tiba membanting sendoknya dengan kasar, "Aku selesai," lalu bangkit sebelum sang Ibu menyuruhnya kembali duduk.

"Selesaikan makan malam mu sayang, kembali kemari," nada suara itu memang pelan, tapi terdengar memerintah.

"Aku tidak tahan untuk memukul seseorang jika terlalu lama berada di ruangan ini. Jadi, lebih baik aku pergi."

Chanyeol memasukkan tangan kanan ke dalam sakunya dan menatap punggung Sehun heran. "Apa yang sebenarnya anak ini bicarakan?"

Sehun menghentikan langkahnya. "Kau dan wanita murahan itu," jawab Sehun setelah ia berbalik dan menatap Chanyeol dengan tatapan menantang.

"Apa kau bilang?!" geram Chanyeol kesal.

"Yang satu bajingan, yang satu pelacur. Sungguh pasangan yang sempurna,"

"Park Sehun!" Nyonya Park menatap Sehun marah.

"Ibu, aku yakin kau tidak buta untuk melihat betapa kejam yang mereka lakukan pada kakak ipar ku!" ujar Sehun marah. "Aku sungguh muak melihat mereka berdua yang sama menjijikkan nya dengan kotoran hewan!"

IF YOU ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang