Play video diatas sebagai background music.
____Chanyeol kembali ke apartemen tepat pukul 10 malam. Ia terburu masuk ke dalam kamar karena tak sabar menemui pujaannya.
"Sayang.." panggilnya riang.
Kosong.
Tidak ada siapapun di kamar itu. Lalu ia berinisiatif menuju kamar mandi, membuka kenop dan mengintip sedikit ke dalam, takut-takut orang yang dicarinya akan terkejut karena pria itu masuk tanpa mengetuk.
"Sayang.." panggil pria itu lagi.
Sama. Kamar mandi juga dalam keadaan kosong.
"Ah, mungkin di dapur," gumamnya sambil terkikik kecil, membayangkan sang pujaan sedang memasak makanan kesukaannya.
Di benak pria itu terlintas sebuah ide jahil, ia ingin menggelitik pinggang si manis, pemilik hatinya. Chanyeol membayangkan bagaimana wajah manis itu akan memerah ketika ia menciumnya nanti.
Kaki jenjang Chanyeol melangkah menuju dapur. Senyum langsung terbentuk di bibir pria itu karena ia melihat seseorang disana, duduk memunggunginya di meja makan.
"Disini kau rupanya," bisik Chanyeol sembari memeluk sosok itu dari belakang dengan erat. Berdebar dada pria itu saat mendapat balasan usapan lembut ditangannya. Dengan lembut Chanyeol menempelkan hidung bangir nya untuk menyesapi harum tubuh sang kekasih. Sesaat ia berhenti karena merasakan setetes air mata jatuh.
"Ada apa?" tanya Chanyeol setelah mengambil tempat duduk di seberang pujaannya. Sosok yang ditanyai tidak menjawab, hanya memandangi meja makan yang kosong. "Kau tidak memasak?" Chanyeol mendapat anggukan sebagai jawaban. "Tidak apa, sayang. Aku tidak lapar, jadi jangan merasa bersalah. Berhentilah menangis."
Sosok itu mendongak, mengangkat kedua alisnya seolah bertanya "Kau tidak marah?" lalu Chanyeol tersenyum dan menjawab "Sungguh, aku tidak marah padamu." katanya. Chanyeol meraih kepala si manis dan mengusapnya lembut.
Merasa tidak ada yang bisa dilakukan di meja makan, Chanyeol kemudian bangkit dan menggendong kesayangannya, membawanya ke dalam kamar mereka.
Chanyeol melepas pakaiannya sedang wanita itu hanya duduk di pinggir ranjang, diam, mengamati wajah kekasihnya dalam kebisuan.
"Apa seharian ini kau merindukanku?" tanya Chanyeol.
Yang ditanyai hanya mengangguk.
"Benarkah?" Pria itu memposisikan diri bertumpu pada kedua lututnya setelah mengambil sebuah pakaian dari lemari dan memakainya dengan asal.
Lagi-lagi wanita itu hanya mengangguk saja.
"Aku juga sangat merindukanmu, sayang," kata Chanyeol lalu mengecup potongan kaki kiri wanitanya lembut.
Keheningan memekat, tidak ada yang melakukan sesuatu atau bicara. Mereka, Chanyeol dan kekasihnya, Irene, hanya memandang satu sama lain.
"Maafkan aku.." suara Chanyeol terdengar lirih
"Maaf.." katanya lagi, kali ini suaranya bergetar.
"Maaf Irene.."
"Maaf.."
Irene merasakan potongan kakinya basah, ia mengangkat dagu Chanyeol untuk melihat wajah tampan prianya lalu menghapus air mata yang menetes dari sudut mata indah itu.
Wanita itu menggeleng, Chanyeol mengerti arti gelengan yang berarti jangan menangis itu.
"Kau berhak atas dunia, apalagi hanya cintaku. Kau berhak hidup dengan baik. Kau harusnya memiliki keluarga kecil dan bahagia bersamaku, tapi dengan brengseknya aku mengacaukan semua itu. Segalanya.."
KAMU SEDANG MEMBACA
IF YOU ✔
FanficIf you're struggling like I am Can't we make things a little easier? - jangan lupa tinggalkan vote dan comment! -