"Bew, mau itu dong Bew". Seru Farhan menunjuk menu makanan yang ada di depan Bella.
Bella menyarahkan piring itu kepada Farhan, dan Farhan membaginya untuk Jane yang duduknya berdampingan.
Hal ini membuat semua yang ada di meja memperhatikan mereka, dan sejenak menghentikan aktivitas makannya.
Gobloj banget Farhan - Seru Gita dalam hati.
"Ehem". Deheman itu berasal dari Ken, "udah gue bilang dari kemarin, pacaran tuh jangan depan kita-kita. Mojok sono berduaan". Sambungnya.
"Tau nih, serasa dunia milik berdua gitu yah". Kali ini Didit yang berbicara.
Farhan memperhatikan Ken dan Didit, sedangkan Jane diam sepertinya ia malu. "Sirik mulu sih lo". Bela Farhan.
"Tau nih si Farhan". Begitu kata Gita.
Nisa menganggukan kepalanya tanda setuju.
"Yaudahlah yah, mending kita makan aja. Nanti nih makanan keburu digondol maling". Bella melerai suasana, yang sudah agak tegang menurutnya.
"Lucu banget anjir Bew". Didit menjitak kepala Bella, Bella menoleh dan mengusap kepalanya.
Hani mengeluarkan suaranya. "Udah engga ada yang bisa ngalahin kelucuan the one and only the funniest human in the world Bella Haritsa Wijaya". Katanya, dengan nada meledek.
"Gitu yah lo, kemarin aja lo kek buah salak yang dijual di pinggir jalan, kecut banget". Kata Bella menimpali.
"Oh, mau gue gitu lagi?" Kali ini nadanya sedikit mengancam.
"Jangan! Nanti gue jatoh lagi". Bella memohon.
Semuanya tertawa oleh keabsurdan Bella, dan teralihkan fokusnya dari yang tadinya meledek Farhan dan Jane kini fokus meledek Bella.
"Eh anjir, ko nasi gue abis? Lo makan yaa Bew". Seru Didit kepada Bella yang duduk disebelahnya.
"Apaan, engga yah Dit". Sanggah Bella.
"Wah kacau parah nih orang. Masa gue mesen lagi sih".
"Lo kalo mau mesen jangan nyalahin oranglah, alesan banget sih lo". Timpal Gita.
"Iya nih Didit kerjaannya gitu mulu tuh". Nisa menyahut Didit sambil mengabadikan moment mereka dengan menggunakan ponselnya.
"Tau nih". Bella membalas jitakannya ke arah kepala Didit.
"Berani yah lo?". Didit memasang muka serius.
"Beranilah".