4

2K 397 19
                                    

"Namanya Kozume Kenma," ujar Kuroo begitu melihat ekspresi bingung [Name] ketika baru menduduki tempat di sebelahnya. [Name] menatap keberadaan lelaki di samping Kuroo一Kenma si rambut puding yang tengah sibuk berkutat pada psp-nya. "Dia teman sekaligus tetanggaku," tambah Kuroo lagi.

"Oh, hai Kozume-san, salam kenal."

Yang disapa hanya melirik sekilas, tidak tertarik. [Name] tersenyum hambar.

"Kami selalu berangkat-pulang bareng, tapi beberapa hari kemarin, Kenma sedang sakit," jelas Kuroo, mencairkan suasana canggung [Name] yang tak digubris Kenma.

Gadis itu hanya mengangguk-angguk. Setelah sebentar mengecek notifikasi pesan masuk di ponsel, senyumnya terkembang lantaran kabar bahagia baru saja ia terima.

Ia beralih pada Kuroo, lelaki itu kembali mengajaknya berbincang kecil. Kuroo yang bercerita tentang Kenma dan klub volinya, serta [Name] yang mengeluh tentang bimbingan belajar melelahkannya tadi.

Kenma hanya sesekali mencuri pandang, mengerutkan dahi heran. Tidak menyangka keduanya bisa seakrab begitu dalam hitungan hari semenjak ia tak masuk lantaran sakit.

"Ah duluan ya," pamit [Name] ketika bus berhenti sempurna di depan halte. Tangannya dilambaikan ke arah dua lelaki pendamping ia duduk tadi.

"Ekhem." Kenma berdeham sambil memasukkan psp-nya ke dalam tas. "Kau hutang penjelasan padaku tentang gadis itu, Kuroo," lanjutnya membuat Kuroo terkejut.

"Hanya karena dia tak sengaja meninggalkan ponselnya di tempat duduk saat akan beranjak, aku mengingatkannya, dia berterima kasih," jawab Kuroo sambil menatap ke arah luar jendela. Mendapati [Name] yang biasanya langsung melesat meninggalkan halte, kini sedang bergeming di sana ditemani seseorang lain. "Kemudian hari-hari berikutnya tak sengaja bertemu lagi, dan berkenalan," tambahnya.

Kenma mendesah setelah mendengarkan. Sebuah penjelasan yang tentunya tak sepenuhnya Kuroo beberkan一kejadian kala [Name] yang tiba-tiba tertidur di pundaknya dan tak ia ungkapkan pada Kenma, saat mengingatnya membuat Kuroo terkekeh sendiri.

Bus kembali bergerak, melanjutkan rute menyibak jalanan senja menjelang malam yang cukup lengang.

"Kenapa kau tersenyum begitu, Kuroo? Ada yang salah denganmu?" Kenma yang tak sengaja menangkap perubahan raut muka Kuroo, lantas bertanya penasaran.

"Barangkali Kenma, memang ada yang salah dengan diriku." Lelaki itu mendengus kecil, mempertanyakan dalam hati gejolak tak dikenal yang belakangan ini ia rasakan. "Daripada itu, apa kau lihat siapa yang bersama [Name] saat di halte tempatnya turun tadi?"

Kenma menyahut, "Hm. Laki-laki yang menyambut gadis itu hangat begitu turun, lalu mengacak rambutnya pelan?" tanyanya memperjelas.

"Ya, menurutmu siapanya [Name]?"

"Kakak?"

"Sepertinya begitu, bisa jadi sih."

"Atau pacar."

Kuroo terbatuk, tidak menyangka spekulasi yang seperti itu yang terbesit di pikiran Kenma.

"Kenapa Kuroo? Apa kau tertohok?"

"Tidak." Yang ditanya menggeleng, meskipun sebenarnya hal sepele tersebut mampu membuatnya terngiang hingga sampai di rumah.

-o-

ForelsketTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang