1

5.6K 570 87
                                    

[Name] beranjak kemudian merapikan sedikit pakaiannya yang berantakan sehabis dibuat duduk menunggu sekian lama. Bus telah datang berhenti tepat di depannya, pada sebuah halte yang telah sepi tak jauh dari sekolah sang gadis.

Langit senja yang tadinya bermandikan semburat jingga dari pancaran sinar sang surya, baru saja berganti menjadi langit malam yang cerah. [Name] melangkah lesu memasuki bus tersebut seolah merasakan lelahnya bertumpuk pada kedua pundak akibat padatnya kegiatan sekolah hari ini. Meski jam pulang sekolah telah berlalu sedari tadi, [Name] harus merelakan diri untuk pulang lebih lambat dari biasanya.

Matanya memicing ke bangku penumpang yang hampir semuanya terisi penuh sambil terpaku sejenak. Meski senja baru berganti malam, meski rerata pelajar sekolah telah berpulang sedari tadi, bus tetap ramai akan penumpang. Kebanyakan dari mereka adalah para pekerja kantoran yang akan pulang ke rumah.

Iris mata [Name] menangkap satu tempat yang kosong, tak perlu waktu lama lagi ia langsung menuju ke sana.

"Permisi," ujar [Name] pada lelaki berseragam sekolah yang berada di sebelah satu-satunya tempat kosong di bus saat itu, sebelum beringsut untuk mendududukkan diri. Atensi si pemuda yang awalnya terpaku pada telepon genggam di tangan, beralih menatap gadis yang berdiri dan bersiap duduk.

Kuroo Tetsurou一nama pemuda itu一langsung menggeserkan sedikit posisinya agar memberi ruang lebih untuk [Name] duduk. Lelaki berambut hitam tersebut sekilas memperhatikan  penampilan gadis yang terlihat lesu kemudian kembali beralih pada ponselnya.

[Name] menguap, kantuknya terasa berat. Dua hari ini ia begadang untuk mengerjakan tugas, juga pulang malam lantaran ada belajar kelompok. Tak lama kemudian, ia memutuskan untuk sejenak membiarkan matanya terpejam.

[Name] terbangun oleh sedikit guncangan rem bus yang memberhentikan kendaraan tersebut pada halte. Ia sontak mengecek ke arah luar jendela, membuatnya langsung beranjak dari tempatnya duduk.

Kuroo tersentak dari kegiatan merenung, menoleh dan mendapati gadis di sampingnya sudah melangkah terburu-buru ke pintu keluar. Netranya menangkap keberadaan benda pipih di tempat yang gadis itu duduki, menyambarnya dan kemudian berujar lantang agar dapat terdengar.

"Hei, ponselmu tertinggal!"

[Name] yang langkahnya terinterupsi segera berbalik sambil menepuk dahinya dengan telapak tangan sendiri. Ia lantas menghampiri sang pemuda, membungkukkan sedikit tubuhnya sembari mengucapkan terima kasih setelah menerima benda yang diserahkan Kuroo.

Lelaki itu mengulas senyum tipis, "Kau ceroboh sekali, untung aku melihatnya."

"Maaf, aku tadi panik bus akan berangkat lagi sebelum aku turun dari halte," ujar [Name].

Kuroo terkekeh. Ia mengibaskan salah satu tangannya di udara, membentuk isyarat seolah mengatakan bahwa tak masalah, gadis itu tak perlu meminta maaf. "Ngomong-ngomong, tidurmu tadi nyenyak sekali, kau begitu kecapekan ya?"

[Name] mengerjapkan mata bingung atas pertanyaan pemuda itu, tetapi ia memilih untuk mengangguk kecil sebagai jawabannya.

"Kalau begitu cepatlah pulang dan beristirahat," lanjut Kuroo, mengacuhkan tatapan gadis yang seperti mengatakan kenapa orang itu sok peduli sekali kepadanya. [Name] menghela napas kemudian berbalik, tak jadi berkomentar lantaran mengingat sang supir dan penumpang masih menunggunya untuk meninggalkan bus.

Kuroo memandang punggung gadis yang berlalu dengan bergumam sendiri, "Saking nyenyaknya kau bahkan tak merasa telah meminjam bahuku sebagai bantal tidurmu."

Tanpa sadar, Kuroo menarik sedikit sudut bibirnya ke atas.

-o-

Kenawhy aku tergoda bikin ffnya mz Kuroo :v

ForelsketTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang