Bagian 5: Bersama Bintang

786 67 6
                                    

Sebelum membaca ada baiknya untuk vote terlebih dahulu

Dan jangan lupa tinggalkan komentar

****
Ketika Tuhan tengah mempermainkanku dalam suatu kejadian yang disebut dengan takdir.

Aku hanya bisa pasrah, terombang-ambing dalam kegelisahan.

-Inseparable

****

Tik tak tik tak

Jari tangannya yang lentik bergerak ke sana-ke mari, menari di atas keyboard, sementara matanya tak pernah lepas pandangan dari layar monitor di depannya. Di samping komputernya terdapat beberapa dokumen penting yang sedang ia kerjakan untuk bahan meeting dengan klien luar daerah. Klien yang akan ditemui kali ini cukup penting, jadi sebisa mungkin Mita berusaha untuk tidak melakukan kesalahan dan juga mengerjakannya dengan sangat rapi.

Mita merenggangkan tangannya ke atas untuk beberapa saat. Kepalanya ia gerakan ke kanan dan ke kiri. Ia mengambil air putih lalu meminumnya seperti orang kehausan. Selama sejam berkutik pada komputer membuatnya cukup kelelahan.

Beruntung pekerjaannya dibagi dua dengan Dimas sehingga cepat pengerjaannya. Kalau untuk Dimas tugas segitu tidak ada apa-apanya. Ia bahkan bisa mengerjakan apapun dengan cepat tanpa cacat sedikit pun dan semua yang dikerjakannya selalu dipuji oleh atasan. Biasalah, senior di kantor.

Sementara itu, Mita menoleh di bilik sebelah, tempat di mana Jessy bekerja. Alisnya terangkat sebelah. Ia penasaran. Sejak tadi Mita tidak mendengar suara sedikitpun dari wanita itu, biasanya kalau sudah jam-jam makan siang pasti wanita itu sudah nyerocos layaknya seekor bebek kampung.

"Jessy," panggil Mita seraya memunculkan kepalanya dari atas.

Wanita itu menoleh. "Ya," jawabnya singkat.

"Lo lagi ngapain, sih?" tanyanya penasaran. Kemudian matanya melirik sesuatu yang sedaritadi dipegang Jessy. "Daritadi gue liat lo baca majalah fashion terus. Nggak biasanya."

"Liat majalah fashion sekarang jadi kebiasaan gue, Mit. Gue seneng banget liat model yang satu ini." Telunjuknya menunjuk ke salah satu model pria.

Mita menepuk dahinya pelan. "Jadi lo liat-liat begituan cuma karena model cowoknya doang? Oh my!"

"Ya, gitu, deh. Sumpah cowok-cowok model tuh emang terlahir ganteng, yah?  Apa lagi yang ini, nih. Ganteng parah, udah gitu body-nya itu, lho. Beehhhh." Jessy menggeram gemas. "... Perutnya minta digaruk saking seksinya."

"Dasar mesum," celetuk Mita.

"Bukan mesum namanya, tapi gue sedang memuji karya Tuhan yang paling indah," ralat Jessy dengan tampang percaya diri. "Namanya Ken. Lo mau liat?"

Mita menarik kepalanya lalu kembali ke tempatnya semula. Ia sama sekali tak tertarik melihat pria yang tengah dikagumi Jessy. "Nggak. Makasih. Gue nggak demen sama begituan."

"Aneh. Semua orang kayaknya udah pada tau tentang Ken, cuma elo doang yang nggak tau," cerca Jessy.

"Kalo gue tau juga nggak ada pengaruhnya sama sekali buat kehidupan gue," balas Mita.

Miracle 2 (Inseparable)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang