Bagian 1: Nightmare

1.4K 96 3
                                    

Sebelum membaca ada baiknya vote terlebih dahulu

dan tinggalkan komentar

****

Masih di sini, menunggumu,

Dengan hati  dan perasaan yang sama

 Tak pernah berubah sedikitpun.

-Inseparable

****

"Apa yang kamu lakukan di sana?" tanya seorang wanita berbaju putih, menatap khawatir seorang pria yang berdiri di bibir pantai. Pria itu tak berbuat apa-apa, ia hanya berdiri diam sembari membelakanginya sejak tadi.

Tiba-tiba pria itu menggerakkan kepalanya ke kanan. Ia menoleh ke wanita itu. Ia menarik sudut bibirnya ke atas, menciptakan sebuah senyuman yang membuat wanita itu terheran. Kenapa ia tersenyum?

"Apa yang aku lakukan?" ujarnya mengulangi perkataan wanita itu. "Aku ingin pergi," lanjutnya santai.

Wanita itu menggeleng cepat. Perasaannya berubah menjadi tak enak. Entah apa yang dipikirannya tetapi ia tak mau pria itu pergi "Ke mana?"

Pria itu membalikkan badan menghadapnya. "Ke suatu tempat."

"Kalau aku pergi apakah itu penting buatmu? Kenapa aku harus berada di sampingmu? Katakan alasannya?" tanya pria itu bertubi-tubi.

Wanita itu menggelengkan kepala. "Entah. Aku sendiri pun nggak tau. Tapi tolong jangan pergi." Wanita itu berjongkok lalu merapatkan kedua tangannya seperti sedang berdoa. Ia memohon.

Pria itu melangkah meninggalkan bibir pantai, kakinya membawa dirinya menuju wanita itu. Ia pun ikut berjongkok di hadapan wanita itu. Kedua tangannya terangkat, menangkup pipi wanita itu agar melihat ke arahnya. Mata mereka saling terkait. Menimbulkan suatu reaksi positif diantara mereka. Dengan menatap matanya saja wanita itu merasa damai. Tangannya sangat hangat, ia seperti memiliki mataharinya sendiri.

Senyuman tadi menghilang. "Maaf. Aku tak bisa," ucap pria itu dengan kerutan di dahinya.

Kemudian ia mendekatkan bibirnya ke telinga si wanita. Ia membisikkan sesuatu, sebuah kalimat yang tak akan pernah wanita itu lupakan seumur hidupnya.

"Kamu akan temukan penggantiku. Tidak hari ini tetapi segera." Pria itu menjeda kalimatnya. Terdengar di telinga wanita itu kalau orang di depannya menelan saliva. "Jaga dirimu baik-baik. Aku mencintaimu."

Perkataannya membuat tubuh wanita itu bergetar. Ia tak paham maksudnya tetapi ucapan orang itu membuatnya ketakutan. Tiba-tiba tubuh pria itu perlahan menghilang.

"Selamat tinggal."

"JANGAAAAN!"

Wanita itu membuka matanya lebar-lebar. Napasnya terengah-engah. Keringat dingin bercucuran di dahinya, dan wajahnya pucat. Tubunya bergerak, mengubah posisi yang semulanya terlentang menjadi terduduk di atas ranjang.

Mimpi itu lagi, batinnya

Wanita itu, Mita, memegang dadanya erat. Jantungnya berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya. Ia menarik napas panjang lalu mengembuskannya perlahan, terus dilakukannya hal itu sampai jantungnya kembali berdetak normal. Setelah keadaan sudah membaik Mita memperhatikan sekitarnya, ia masih ada di dalam kamar. Mita meringkuk ketakutan, kedua tangannya menempel di kepala.

Miracle 2 (Inseparable)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang