Btw gais, gue hari ini dijemput lagi sama om om lonte. Sebenernya gue males satu mobil sama dia, tapi ya mau gimana lagi orang gue engga lagi bawa mobil, yaudah dengan terpaksa gue satu mobil dengan dia. Ingat ya, TERPAKSA. Dan sekarang gue udah di mobil dia untuk pulang ke rumah, dari tadi gue melihat luar jendela, gue males lihat dia. Boro - boro lihat dia, ngomong sama dia aja ogah - ogahan.
"Mau sampai kapan kamu disini?"
Eh anjir, kaget gue yaowloh. Gue baru nyadar kalau udah sampai di depan rumah, kebanyakan ngelamun sih.
"Sampai onta lu punuknya hilang" Ujar gue seraya membuka knop pintu mobil dan berjalan menuju rumah.
"Dasar bocah!"
Aku memberhentikan langkah, jangan ngira gue engga denger ya apa yang barusan dia ngomong. Gue denger cuy. Gue langsung kembali ke arah mobilnya dia, sesampainya di depan pintu mobil nya dia, gue langsung ketok jendela mobil dia dan suruh dia turun.
"Sini turun lo!"
Dia membuka knop pintu mobil sebelah kiri, gue langsung njambak rambut dia. Bodoamat ya kalau rambutnya rontok.
"Elo bilang kalau gue bocah?! Duh, astagaa, elo engga pernah lihat anak - anak ya. Atau jangan - jangan elo engga ngerti umurnya bocah tuh berapa? WAW, IT'S REALY GOOD NEWS TO ME. Gue jadiin hot berita boleh engga? Bakal gue kasih judul gini "SEORANG OM - OM LONTE, TIDAK TAHU UMUR DARI BOCAH" Ulalala, pasti bakalan viral dan followers lu bakalan banyak deh. Ingat ya om, gue engga terima kalau elo panggil gue bocah lagi. Kalau lo masih manggil gue bocah lagi, gue engga segan - segan penggal kepala lo. Remember that, right?" Jawab gue seraya berjalan menuju ke dalam rumah.
Sumpah deh ya, hari ini tuh hari ngeselin sedunia, ya walaupun engga ada tanggal perayaannya sih, tapi gue ngerayain itu. Fix ini gue capek pikiran, capek hati.
"BUNDAAA, WHERE ARE YOU NOW?" Panggil gue buat bunda.
"SINI LO, GUE IN THE KITCHEN COY!" Setelah mendapatkan jawaban dari bunda, gue langsung melangkahkan kaki menuju dapur.
"Wish, what's app bro? Do you miss me?" Alay dikit gpp lah, yoi gak? Yang penting engga ganggu orang lain. Be yourslef ye gak?
"What's app bro - what's app bro, lo kira gue temen lo apa?! Gue ini bunda lo anjir dah, gue? Kangen elo? Bisa - bisa dunia ancur kalau gue kangen lo!"
Satu kalimat berjuta rasa, nano - nano gurih. Jahat.
"Bunda, aku ini anakmu bun. Kau tak kenal aku? Aku yang menjaga mu, bunda, biar engga kesepian kalau ditinggal ayah. Tega kau bunda! Akan ku kutuk kau jadi sandal jepit!"
JDAR, masaolohhh jahat bener gue ngutuk bunda sendiri, ampunilah dosa githa yaoloh.
"Elo gila udah berapa stadium? Udah stadium akhir yo? Bagus deh, biar jadi temen orang gila yang ngemis di depan perumahan" Ujar bunda gue.
Kampret_-
"Iya tau githa cantik, makasih ya bun" Ujar gue seraya mengelus dada.
"Gendeng, sarap" Ujar bunda gue.
"I LOVE YOU TOO BUNDA" Teriak gue tepat di telinganya, lalu pergi menuju kamar sebelum bunda ngomel. Hahaha.
"WOI ANJIR DAH YAOLOHH, DASAR SYAITON! ANAK SAHA SIH LO?!" Teriak bunda gue.
"ANAKNYA AWKARIN, BUNDA" Enak kan jadi anaknya awkarin, hahaha.
"Pantesan nakal"
• • •
Yoi, ketemu lagi dengan gue di katakan putus, eh engga deng. Ketemu lafi dengan gue di cerita ini, tralalala. Masalah baru dimulai hari ini, akankah gue siap? Ok, gue mulai alay bin lebay.
"BRIGITHA GUMBRELLA!! WOI BANGUN ANJIR!" Teriak Bang Verick.
Gue yang dandan pun merasa terganggu, bingung kan lu semua kenapa gue udah dandan disaat masih jam 5.45 A.m? Ok gue jelasin, jadi kemarin tuh bunda bilang ke gue untuk bisa bangun pagi setiap hari mulai sekarang, secara kan gue engga bisa bangun pagi - pagi, tapi ini amanat dari bunda tercinta dan harus dilaksanakan, yaudah terpaksa gue harus bangun pagi - pagi.
"Anjir!" Gue menaruh bedak di atas meja belajar, lalu berjalan menuju arah pintu kamar.
Cklek
"WOI BRIGITHA GUM---, eh adek gue yang paling cantik ternyata sudah bangun, gue kira masih mati" Ujar Bang Verick seraya menaik turunkan alis.
Syalan, gue dikira masih mati. Gue natap dia datar, dan dia udah tau kalau wajah gue mulai datar ini kenapa, itu artinya gue mau melayangkan tinjuan termantav yang gue miliki.
"Hehehe, sorry adek gue yang cantik"
"Hm" Gue menaikkan alis lalu melirik tangga, gue ngusir dia secara halus shay.
"Oke oke, gue pergi. Gue tunggu dibawah, lo gue anter ke sekolah" Ujar Bang Verick seraya meninggalkan kamar gue.
"Yo" Ujar gue seraya mesuk kembali ke kamar untuk mengambil tas yang ketinggalan di kasur. Setelah mengambil tas, gue langsung turun ke bawah untuk makan pagi.
"GOOD MORGENN SAYANG - SAYANG AKOHH, CUAP - CUAP DARI AKOH DI PAGI HARI INI" Ujar gue seraya mencium pipi bunda, ayah, dan bang Verick bergantian.
"Anjir, lu engga sikat gigi ya dek? Bau banget anjir mulut lu" Ujar bang Verick.
Gue memukul bahu bang Verick pelan.
"Enak aja lu kalau ngomong! Gue udah sikat gigi ya, bau mulut lu kalik!"
"Anjir"
"UDAH STOP! GUE CORET NAMA LO BERDUA DI KARTU KELUARGA YO!" Ujar bunda gue. Kicep dah lu berdua kalau denger ceramah nya bunda gue, ngelebihi uztad deh ya.
"Buset bunda!! Kecilin nape itu suara nya! Rusak lama - lama telinga githa" Ujar gue.
"Diem lo!" Ujar bunda seraya memberikan tatapan tajamnya ke gue.
Setdah, takut gue.
"Udah ya bun, githa berangkat dulu deh ya. Pusing kalau lama - lama disini dengerin ocehannya bunda, Githa berangkat dulu ya bun, yah, bang. Bye bye" Ujar gue seraya menciumi punggung tangan bunda, ayah, dan bang Verick.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brigitha Gumbrella
Teen FictionBrigitha Gumbrella, gadis yang satu ini sangat menyukai warna biru dan permen karet. Dia adalah orang yang pencicilan ( gk bisa diem ), cerewet, suka jahilin orang pakai bekas permen karet nya.