Disinilah gue dan queen berada,
dimana suasana akward menyelimuti ruang tamu. Gue duduk di sebelah kanan kak verick sambil melihat anak temen bunda yang berada didepanku dengan wajah datar, gue melihat bunda dengan malas. Demi chandra nya nandhini mah gue males banget udah ada disini."Hahahaha"
Gue kaget. Lah, emak gue teh kunaon?
Gue menyenggol lengan bang verick.
"Bunda teh kunaon bang?"
"Kagak tau, mungkin obatnya habis kalik"
"Eh gila lu njir, bunda sendiri dikatain gila!"
"¹ Maraneh bisa cicing teu sih?" Queen membuka suara man teman.
"² Teu" Ucap gue dan bang verick barengan.
"³ Enya, arurang ngumpul didieu bade ngabahas hal anu bakal ngejutmeun" Ucap bunda gue.
Gue enggak paham suer! Pakai bahasa sunda lagi aelah - Batin gue.
"Bun, pakai bahasa indonesia bisa engga sih? Kita itu orang indonesia bun, ngapain pakai bahasa asing" Gue mengacungkan jari untuk mengajukan pertanyaan.
Bunda mengabaikan ucapan gue, ngeselin banget! Yaudah gue duduk aja, kayak kambing congek. Setelah itu, gue engga tau apa yang bunda omongin dengan temannya. Hampir 15 menit bunda ngomong dengan temannya, kalau begini teh ngapain gue disuruh turun sih? Sebel deh.
Bang verick menyenggol pundak gue, gue langsung natap dia tajam.
"Apaan sih? Sakit tau gak?!"
"Noh, elu ditanya sama bunda. Elu terima gak?"
"Lah, terima apaan gue kagak ngerti ish!"
"Mangkanye tanya noh sama bunda, gue mah cuma nurutin perintah bunda"
Gue menatap bunda.
"Bunda, terima apaan sih bun?"
"Itu lho, terima gak kamu bunda jodohin?"
Dijodohin? Sama nih om? Wahgilaseh"
"Yaudah, githa terima ae. Lihat aja lu kalau nikah sama gue" Gue natap anak temennya bunda dengan tajam. Gue engga yakin deh kalau dia jadi suami gue, yakin nerima gue dengan segala permintaan yang banyak? Yakin lu? Gue mah engga yakin.
Queen menatap gue heran, dia mentarik - tarik baju gue.
"Apaan sih queen?!"
"Elu yakin git nerima perjodohan ini?"
"Why not? Lihat aja dia bakalan engga betah tinggal serumah sama gue, secara kan gue banyak maunya. Lo tau kan ya gimana gue?"
Queen mengangguk.
"Yaudah, tunggu apa lagi? Udah engga ada urusan kan ya? Yaudah silahkan keluar, udah tau pintu keluar kan ya?" Ucap gue seraya meniup bubble gum.
"GITHA!"
"Cantik bunda" Ucap gue seraya menatap bunda.
Bunda geram, salah siapa bikin gue bete. Akhirnya, temen bunda gue beserta keluarganya pergi dari rumah gue. Emang enak gue usir, hahahaha.
-----------------------------
¹ Maraneh bisa cicing teu sih? : Kalian bisa diem engga sih.
² Teu : Engga.
³ Enya, arurang ngumpul didieu bade ngabahas hal anu bakal ngejutmeun : Ok, kita semua berkumpul disini akan membahas suatu yang mengejutkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brigitha Gumbrella
Ficção AdolescenteBrigitha Gumbrella, gadis yang satu ini sangat menyukai warna biru dan permen karet. Dia adalah orang yang pencicilan ( gk bisa diem ), cerewet, suka jahilin orang pakai bekas permen karet nya.