Ink-1

45 4 0
                                    

Gadis itu melangkah besar-besar, meskipun terlihat anggun tapi jelas terlihat sedang terburu-buru. Bagaimana tidak, hari ini hari Senin bagiannya piket dan lagi akan ada upacara yang memang rutin dilaksanakan pada hari tersebut.

Faira Andinia Namya nama gadis itu, gadis yang mendapat julukan 'gasing' dari teman-temannya karena sifat sangat pendiam dan introvertnya. Faira jarang bersuara di kelas membuat semua teman-temannya merasa canggung jika ingin mendekati Faira, waktu kelas 10 Faira bahkan hampir tidak pernah bersuara atau keluar bangku, hal itu membuatnya jarang dianggap ada di kelas.

Sakit hati? Tentu saja Faira merasakannya setiap saat, tidak ada teman, guru-guru tidak menganggapnya dan menahan lapar sudah menjadi kebiasaan gadis ini sejak kelas 10.

Penampilan Faira yang selalu memakai kacamata bulat besar, rambut yang selalu di kepang dan matanya yang selalu menunduk membuat dia sering di bully dan di anggap lemah. Hari-harinya tidak ada yang dilalui tanpa bully.

Faira melihat jam tangan yang melingkari tangannya, ia menggigit jari ketika melihat jam sudah menunjukkan pukul 06.40 WIB. Sesampainya di kelas Faira melihat kelasnya sangat berantakan, tak biasanya seperti itu padahal dia tahu betul sabtu kemarin bangkunya masih tersusun rapih.

Tanpa banyak membatin Faira langsung mengambil sapu dan membersihkan kelas dengan teliti, ketika sedang tenggelam dalam dunia debu Faira mendengar suara keras sekali ia pun membalikan tubuhnya dan mengarahkan pandangannya pada pintu yang kini sudah tertutup rapat.

Seketika Faira membulatkan matanya, ia langsung lari ke arah pintu lalu mencoba membuka pintu dengan berbagai cara tapi tidak berhasil juga, Faira di kunci di dalam kelas. Sekarang Faira harus menerima sangsi karena tidak ikut upacara, Faira mendudukan dirinya di lantai dan memeluk kakinya.

"Kenapa mereka jahat sekali padaku? Apa salahku pada mereka? "

Beberapa saat kemudian bel berbunyi, Faira benar-benat tidak bisa keluar ia pasrah dan menyerah saja pada apa yang akan terjadu nanti.

Tuk..tuk...tuk..

"Kanapa kelas ini di kunci?" Ujar seseorang dari luar.

Faira langsung berdiri, ia menempelkan telinganya ke pintu untuk memastikan orang yang bicara tadi masih ada di depan pintu dan ternyata ada. Faira memainkan handle pintu agar yang di luar tahu dia ada di dalam.

"Ada orang di dalam? " tanya orang itu.

Faira mengetuk-ngetuk pintu lalu orang yang di luar pun pindah posisi ke jendela.

"Gue ke jendela, lo ke sana ya!"

Faira membuka gorden dan melihat seseorang yang selama ini sangat ia sukai.

Beberapa saat Faira terdiam. Terpana akan pesona rupawannya seorang lelaki bernama Vin yang di kenal tampan, pintar, dan multi talenta itu.

"Buka jendelanya." Kata Vin menunjuk kunci jendela.

"Lo bisa keluar lewat jendela ini, ayo!" Tambah Vin.

Faira mengangguk lalu membuka kunci jendelanya, dengan mandiri tanpa di suruh Faira mengambil kursi lalu menaikinya. Tapi Faira kesulitan untuk keluar karena roknya yang pendek.

"Bagaimana caranya ini?"

"Hey, ayo nanti keburu di mulai apel paginya cepetan!"

Faira mengangguk-angguk lalu mulai melakukan aksinya.

"Eh bentar-bentar.. tunggu dulu." Kata Vin membuka jaketnya.

Vin memberikan jaketnya pada Faira untuk menutupi roknya yang pasti akan tertarik ke atas, Faira tersenyum kecil "dia mengerti, syukurlah aku bahagia karena tidak salah menyukai orang."

Setelah berhasil keluar Vin tersenyum lalu membetulkan topinya "lo ke lapangan, gue mau patroli lagi takut-takut ada yang nakal sengaja bolos upacara, oh ya soal jaket lo jangan salah paham, gue lagi meriang makannya pake jaket." Jelas Vin.

Faira mengangguk lalu mengembalikan jaket Vin, senyuman di wajahnya Vin hilang.

"Gue duluan" singkat Vin.

Faira mengangguk saja sebagai jawaban membuat Vin bingung, setelah itu Faira memandangi punggung Vin yang mulai semakin menjauh.

"Terima kasih Vin Alvaro Samuel.."

***

Hallo..

Tinta Penyampai Rasa come back..
Ini berkat salah satu pembaca yang katanya suka cerita yang aku hapus itu..

Kirain gak ada yang suka makannya aku hapus, tapi aku kemotivasian sama dia buat nulis ulang cerita ini, mungkin kisah-kisahnya akan berbeda dari sebelumnya tapi tokoh-tokohnya masih sama kok.

Dan aku akan post 3 bagian sekaligus (In Syaa Allah) tapi 2 minggu sekali.

Udah gitu aja, maaf bila ada typo dan ceritanya pendek tapi ini adalah bagian- bagian awal jadi sengaja aku pendek-pendek.

Heheh...
See you

Kalau kalian suka jangan lupa komentar dan votenya ya..

Bye

Tinta Penyampai RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang