Ink-12

18 2 0
                                    

Faira kembali bersikap cuek pada Vin, kemarin setelah banyak berbincang dengan Vin, Juna kembali memberikan peringatan padanya.

"Faira.."panggil Vin.

Faira menoleh lalu tersenyum sekilas pada Vin dan melanjutkan langkahnya.

"Maafkan aku Kak, tapi kak Juna lebih tahu apa yang baik untukmu.. mungkin semua ini ada hubungannya dengan Kak Vano.. Maafkan aku.."

"Faira kenapa lagi?"gumam Vin.

Seseorang mencolek Vin dari belakang, Vin menoleh dan ternyata itu salah satu fanatiknya. Gadis itu menggigit ujung ibu jarinya hendak berteriak histeris, Vin pun segera menutup mulut gadis itu dengan tangannya sekilas lalu mengisyaratkan dia untuk diam.

"Aah.. ok, ok aku diem.. Kak Vin, pagi kak..." kata gadis yang bernama Dilla itu.

"Juga.. thanks udah mau diem" ujar Vin tersenyum.

Dilla mengangguk cepat ia sangat bahagia bertemu sang idola, Vin mengedarkan pandangan mencari Faira berharap ia kembali.

"Cari siapa kak?"

"Si Gasing?.. eh.. Faira maksudnya."tambah Dilla menebak.

Vin kembali menatap Dilla karena tebakan gadis berambut sebahu itu benar.

"Iya" jujur Vin.

Wajah Dilla berubah, ekspresinya menunjukan rasa kasihan.

"Kakak tahu gak, eh aku mau tanya gimana kalau kakak punya temen baru terus temen kakak yang lainnya gak suka sama temen baru kakak, jadi si temen kakak yang lama ngelarang temen kakak yang baru, deket sama kakak."

"Ya.. gue bakalan coba cari jalan keluar buat bisa akurin mereka berdua.." santai Vin.

Dilla mengangguk-anggukan kepalanya.

"Itulah yang terjadi sama kak Vin saat ini.." gumam Dilla.

"Apa?" Tanya Vin memastikan.

Dilla kaget, ia jadi salah tingkah lalu mulai mencari-cari alasan agar bisa pergi dari sana.

"Ah.. eh.. mm.. itu.. apa ya.. gimana ya? Ini mm aduh.. jam berapa ini? Ah.. kak i like you tapi aku harus pergi sampai jumpa.. kakak most wanted.." kata Dilla buru-buru pergi.

"Maksud dia apa?" Lirih Vin bertanya pada dirinya sendiri.

***

Faira menghembuskan nafasnya setelah ia menahan nafas ketika melewati Vin.

"Rasanya aku bukan aku, menderita, kenapa aku harus takut dengan ancaman Kak Juna. Tapi dia teman kak Juna.. Kak Vano dulu juga bersikap sama seperti Kak Juna.. ahh.. sudahlah.. aku.. membuat diriku menderita sendiri dengan ini.. sudah anggap saja aku tidak pernah mengenal tiga orang itu.. Kak Vano.. Kak Juna.. dan.. Kak Vin..."

"Tapi apa bisa?"

"Faira Andinia Namya."

Juna lagi, dia ada di depan Faira dan itu entah sejak kapan. Bel berbunyi semua siswa mulai memasuki kelas masing-masing. Faira pun melangkahkan kakinya hendak pergi ke kelas tapi Juna menghentikan langkahnya.

Kali ini Faira tidak mau mengikuti apa yang diinginkan Juna lagi ia pun menepis tangan Juna yang menghalanginya tapi Juna malah berpindah memegang tangan Faira.

"Lo mau kemana.." tanya Juna dengan nada dinginnya.

Faira menghempaskan tangan Juna dan memasang wajah tidak suka.

"Lo marah? " tanya Juna masih dengan nada yang tenang.

Faira menghela nafas pendek lalu bersikap seperti biasa.

Tinta Penyampai RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang