Vin melahap baksonya dengan perlahan sambil melamunkan gadis yang tak lain adalah Faira yang ia temui tadi.
Wino dan Juna yang sedari tadi debat masalah bakso siapa yang paling pedas menyadari diamnya Vin.
"Heh Twins, lo napa?" Tanya Wino.
Vin melirik Wino dengan ujung matanya, lalu mengarahkan wajahnya pada Wino "gak gue cuman aneh aja, biasanya cewek kalau gue tanya pasti ngejawab tapi tadi gue ketemu cewek yang diem aja pas gue ajak ngobrol. "
"WHAT??" kaget Wino membuat Juna mendengus kesal "biasa aja kali Win, lebay lu."
"Heh, gak lebay gimana, semua cewek itu gak ada yang bisa nolak Vin nah ini udah mah di ajak ngobrol, jarak Vin sama Cewek itu juga pasti deket terus dia diem aja?? Dia cewek atau jadi-jadian? " tanya Wino.
"Cewek" singkat Vin.
"Gimana ceweknya? Cantik? " tanya Wino memainkan alisnya.
Juna memutar bola matanya malas, tapi dalam hati Juna masih bertanya-tanya siapa gadis yang tahan dengan pesannya seorang Vin Alvaro karena yang ia tahu hanya satu dua gadis yang tahan dengan pesona Vin.
"Yang Vin maksud pasti bukan Mega, soalnya Vin gak sebut nama tuh cewek rese. Apa jangan-jangan??"kata Juna dalam hati.
"Ya gitu, dia pake kacamata bulat gede sama rambutnya di kepang dua.."
"Oh... culun, gak jadi dah gue ngecengnya" Wino kembali pada baksonya. Juna merasa gengsi tapi dia harus bertanya tengang gadis itu agar penasarannya tidak berlanjut.
"Ketemu di kelas mana?" Tanya Juna.
"Kelas 2A4, kenapa emang? "Tanya Vin penasaran .
"Jun, jangan bilang lo tertarik sama kutu buku dan cupu" kata Wino nada mengancam.
Juna tak peduli, dia langsung berdiri hendak pergi ke kelas yang di maksud oleh Vin. Sekarang Vin yang penasaran pada Juna, ia pun mengikuti langkah Juna dari belakang.
Juna memasuki kelas 2A4 yang langsung membuat rusuh kelas itu. Juna adalah temannya Vin, dia tampan dan cool meski tidak se multi talenta seperti Vin, Juna masih termasuk ke dalam deretan Most Wanted di SMA itu bahkan Wino yang menyebalkan itu juga adalah trouble maker yang mempunyai banyak followers perempuan di Sosmednya.
"Kak Juna.."
"Wah itu kak Juna datang ke sini."
"Cermin mana cermin??"
Juna memutar bola matanya malas, Juna pun kembali memperhatikan kelas tapi tidak ada yang seperti di jelaskan Vin disana.
"Kak Juna.." panggil seseorang sok imut.
Juna menoleh dan melihat berlin tersenyum manis padanya. Tapi Juna tidak tertarik, dia mengedikan dagunya saja sebagai jawaban.
"Ih.. judes amat sih kak, gue ke sini itu mau tanya Kak Juna cari siapa?"
Tak lama dua gadis lain mengikuti dan berdiri di samping Berlin, Juna tentu saja mengambil kesempatan ini dia pun mulai membuka mulut.
"Gue cari cewek yang suka pake kacamata bulet gede sama rambutnya di kepang gak pernah di copot."
Ketiganya nampak berpikir keras, lalu setelah menunggu beberapa detik mereka pun memberikan jawaban.
"Siapa ya guys, gue rasa gak ada tuh yang kayak gitu.." kata Berlin menoleh kepada dua temannya yang bernama Ami dan Syifa.
"Ada satu, tapi masa sih kakak cari dia?" Tanya Syifa.
"Oh maksud lo si gasing?" Tanya Berlin.
"Gasing?" Gumam Juna masih terdengar Berlin.
"Iya, di gadis asing.."
"Gadis... asing? " batin Vin yang sedari tadi sedang menguping.
***
Ah...
Senang deh bisa nulis lagi di sini, walaupun bakalan jarang up tapi ku usahain buat up banyak bagian di satu hari Heheh...
See you..
Terims kasih karena sudah mau membaca ceritaku dan kalau suka jangan lupa vomenya ya...Bye..
KAMU SEDANG MEMBACA
Tinta Penyampai Rasa
JugendliteraturDiam dan membisu hanya itu yang bisa dia lakukan.