7

3.6K 321 75
                                    

"Kenapa kau melakukan itu?" Jongin tidak bisa untuk tidak bertanya saat mereka sudah ada didalam mobilnya meninggalkan cafe itu. Jujur saja dia masih merasa terganggu dengan kejadian yang tadi. Rasa terkejut (Jongin memilih untuk menyebutnya seperti itu) saat Kyungsoo menciumnya tadi masih tergambar jelas di benaknya.

Awalnya dia hanya ingin perjalanan pulang yang tenang, dia ingin melupakan apa yang baru saja terjadi, tapi ada sesuatu didalam dirinya yang mendesak memaksa ingin dikeluarkan.

Kyungsoo yang sedang bersenandung mengiringi lagu despacito di radio tidak bisa menangkap pertanyaan Jongin jadi dia mengulanginya. "Kenapa kau membuat janji dengan Joy tanpa sepengetahuanku dan memaksaku untuk menemuinya, dan melakukan hal-hal yang tidak seharusnya kau lakukan" seperti menciumku, misalnya.

Kyungsoo tersenyum lebar.

"Karena itu menyenangkan? Reaksi Joy benar-benar lucu. Dia benar-benar percaya kalau kita pacaran, walau kadang aku merasa bersalah sudah membohonginya, tapi melihatnya begitu bahagia melihat interaksi kita dari yang paling kecil sekalipun, memberi kepuasan tersendiri bagiku. Kau tahu? Mungkin inilah perasaan para idol yang berhasil memberikan fanservice pada penggemarnya."

Kyungsoo tertawa kecil.

Jongin mendengus keras, "Tapi ini rencanaku, kau tidak bisa bertingkah sesukamu"

Kali ini Kyungsoo memutar bola matanya, "Chill Jongin, aku menemui Joy karena aku kasihan padanya. Gadis malang itu sangat ingin tahu dengan keadaan kita. Dan siapa yang membuatnya seperti itu? Kau! Lagian sampai kapan kau akan mengabaikannya? Cepat atau lambat juga kalian akan bertemu 'kan?"

Perkataan Kyungsoo memang ada benarnya, tapi tetap saja itu tidak membenarkannya untuk bertingkah seenaknya.

"Aku sedang mempersiapkan diri, Ok? Kau pikir mudah bagiku untuk akting bermesraan denganmu? Itu membutuhkan mental yang kuat kau tahu? Kau mungkin bisa melakukannya dengan mudah kapanpun kau mau, karena kau.. Gay!"

Kyungsoo tidak menjawab, jika saja Jongin mau menoleh padanya, dia akan menemukan alis Kyungsoo yang berkerut terlihat tersinggung.

"Hey-"

"Kau tidak akan keberatan bahkan jika Joy tiba-tiba saja meminta kita untuk berciuman, malah mungkin kau akan menikmatinya-"

"Tunggu. Jadi kau menuduhku memanfaatkan Joy hanya untuk bisa bermesraan denganmu? Kau pikir aku ini apa? Gay murahan?" Kyungsoo mendengus tidak percaya.

"Bukan itu maksudku-" Jongin mengelak meskipun sesaat kemudian dia menyadari kalau ucapannya memang terdengar amat sangat tidak pantas.

"Kalau bukan seperti itu lalu apa?" Jelas sekali kalau Kyungsoo sangat tersinggung dan marah akan ucapannya. Jongin menggeram lemah, oke, dia jadi merasa bersalah sekarang.

"M-maaf, aku hanya... Shit, aku tidak tahu kenapa aku mengatakannya"

"Dengar Jongin, aku memang Gay, dan aku juga baru saja di putuskan oleh pacarku, tapi aku tidak seputus asa itu sehingga memanfaatkan orang lain hanya untuk bisa bermesraan dengan sahabatku sendiri, aku tidak serendah itu"

Ada rasa ngilu dihati Jongin mendengar ucapan Kyungsoo barusan, sesaat dia sadar kalau dirinya benar-benar berengsek.

"Ya, maaf. Aku tidak berpikir sebelumnya, aku hanya.. merasa kacau."

Kyungsoo hanya diam, menyandarkan kembali tubuhnya ke sandaran kursi dan memalingkan wajahnya ke luar jendela.

"Jadi itu yang kupikirkan tentangku selama ini" Jongin mendengar Kyungsoo bergumam pelan, tidak yakin apa dia benar-benar memaksudkan kata-kata itu untuk di dengar olehnya atau tidak, karena kini wajah Kyungsoo berpaling sepenuhnya dari Jongin, dia jadi tidak tahu harus merespon dengan apa.

Run to you (KAISOO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang