deg deg deg

11 1 0
                                    

Akupun tiba di rs dan langaung menuju ruangan rani.

Aku menekan tuas pintu dan aku mendengar suara tawa yg memenuhi ruangan itu. 
Dan disitulah aku melihat rani dan seorang lelaki yg aku rasa dia adalah indra.  Tawanya yg indah membuat aku tidak bisa berhenti melihatnya tanpa sekedip pun.

Dan rani pun membuka suaranya

"Haiii.... "

"Hai" senyumku pun mekar seakan aku melihat bidadari di depan ku.

"Apakah kamu yg menolong saya?? "

"Haa.  Oh iya.  Perkenalkan nama saya christian paulo"

"Nama saya rani.  Lebih tepatnya maharani putri" senyumnya kemabali.

Rani's POV

ya aku bertemu dia kembali seakan allah merencanakan sesuatu untukku.
Dia lelaki di depanku begitu sangat tampan sedang menatapku seakan matanya mengatakan sesuatu ke hati ku.
Dan akupun menghentikan lamunannya.

"Terimakasih telah menolongku"

"Iya.  Aku senang menolong wanita cantik sepertimu"

"Hahhahahha.  Gombalan yang manis"

"Hmmm" indra mengeluarkan suara seakan akan dia telah lenyap dalam suasana antara aku dan christ.  Yesss namanya christ.

"Oh ya.  Perkenalkan ini sahabatku indra"

"Hay" sapa christ dangan mengulurkan tangannya.

"Hay" balas indra seperti biasa tanpa senyuman,  indra benar-benar sangat dingin. 

"Heyy senyum sedikit dong,  gk sopan"

"Awww" pekik indra saat aku memukul kepalanya.

"Itu tangan ringan kali bangsattt!"

"Bodo!  Cocok buat orang dingin kayak lu! "

Drttttt drtttt drtttt.  Hp indrapun berbunyi dia langsung mengangkat dan meninggalkan kami berdua tanpa pamit sepertinya ayah yg menelfon.  Yaaa mereka berdua tidak terlalu dekat.

Ketika aku berdua dengan christ,  aku menoleh kearahnya tanpa dia sadari aku melihatnya yg sedang melihat ku.  Bayangkan saja dia tidak sadar aku melihatnya padahal dia melihat ku.

"Christ...  Christ....  Heyyyyyy christ! " bentakku

"Ohhh yaaa maaf"

"Apa yg sedang kau pikirkan? "

"Oh tidak.  Hanya saja aku tak tega melihatmu di situ"

Deg deg deg
Ada apa ini??  Kenapa jantungku berdetak seperti itu.  Hanya dengar kata itu aku terbuai.  Detakan ini Sama seperti saat aku bersama yuda.  Heyyyy plis jgn ingat si bangsat itu.

"Ya ampun.  Sebegitunya kau memikirkan aku? " tanya ku.

"Yes"

Untuk saat yg sama aku merasakan sosok kehangatan itu datang kembali. Sama seperti si bangsat itu sebelum menyakitiku.  Sampe sekarang aku tidak tau kenapa yuda berubah jujur saja aku sangat membencinya tapi aku mencintai kenangannya.

"Ran" panggilnya membuat ku kaget

"Ya"

"Apa aku boleh minta sesuatu darimu? "

" maksudnya? "

"Maksudku gini.  Aku sudah menolongmu bolehkah aku meminta imbalan? "

"Jd kamu tidak ikhlas menolongku? "

"Bukan seperti itu" jawabnya merasa bersalah

"Heyy aku cuma bercanda,  kau boleh meminta apapun dari ku.  Katakan saja."

" mungkin permintaanku agak sedikit aneh"

" no problem christ" balas ku dengan kelembutan

" aku sedang menyusun skripsi bisakah kau menemani ku sampai aku selesai mengerjakannya?" tanya christ membuat ku heran.  Permintaam macam apa itu.

"Apa tidak ada permintaan lain? "

" tidak. Tapi jika kamu tidak menginginkannya yaudah gak papa" balas nya dengan pasrah membuat aku ingin tertawa melihat wajahnya yg sendu.

"Hahhaha kau sangat lucu.  Baiklah aku akan mengabulkan permintaammu" senyumku dan dia pun ikut tersenyum.

" ok sepertinya aku harus pergi ada yg harus aku kerjakan lg.  Senang bisa mengenalmu. Sampai jumpa lagi"

" ya sampai jumpa kembali"

Aku memangdangi punggungnya yg keluar dari pintu seakan aku gk rela dia pulang.  Yaaa ini sangat aneh. Tidak lama christ pulang indrapun kembali keruangan ku dengan wajah yg lesu.

"Ada apa? " tanyaku sambil memegang tangannya.  Aku tau dia sedang kesel aku sangat hapal dengan mimik wajahnya. Bagaimana tidak?  Kami berasama dari kecil.

"Seperti biasa ran ayahku menyuruh menemui lisa.  Perjodohan ini membuat aku muak.  Ayah mengira aku sama kau ada hubungan makanya ayah menjodohkan ku. " indra begitu sangat kesal.  Ayah indra tidak menyukai ku.  Aku gk tau kenapa ayah nya tidak menyukaiku.  Tapi yg aku yakini ayah indra dan ayahku tidak seperti dulu yg akrab malah mereka seperti orang yg tidak kenal. Mungkin karna itu ayah indra membenciku.

" indra coba aja temui dulu wanita itu. Mungkin wanita itu tidak terlalu buruk seperti yg kau pikirkan"

" sudahalah kita gk usah bahas mereka.  Lebih baik kita urus kepulangan kamu dulu ran"

"What???  Aku dah boleh pulang"

"Iya tadi setelah telfon ayah aku langsung temui dokter buat nanya kesehatan kamu dan dia bilang kamu sore ini sudah boleh pulang.  Dan aku tau kau pasti menginginkannya jg kan?" tanya indra sambil mengacak rambutku

" oh my god.  Aku sangat menyayangi mu ndra.  Yaaa kau pasti tau isi hatiku. Kau sahabat aku yg paling yahuttt"

" hahhaha" tawa ku dan indra begitu sangat lepas.

GOD, WE AND PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang