10

10 1 0
                                    

"Yang selama ini kau anggap ibumu.  Yang sekarang sudah meninggal...  Di... Dia.. Bukan ibumu"
.
.
.
.
.
.

Christ's POV

Kalimat terakhir alena membuat ku tidak bisa berpikir yang lain.  Jika yang di katakan alena adalah benar maka siapa ibu kandung ku?. Pertanyaan itu selalu ada di pikiranku. Enggak sanggup mengetahui yang sebenar nya.  Apa dia juga bukan ayahku?  Ohhhh christ rahasia apa lagi yg sudah menanti di hadapanmu.

Ku pejamkan mataku sambil menikmati hembusan angin malam di balkon kamar ku yang selalu ku lakukan disaat pikiran ku kalut akan masalah yang ku hadapi.

Flashback on.

"Apa yg sedang kau bicaralan alena! " dengan marah aku mencekik lehernya seakan tidak terima atas perkataan nya.

"A..a...ku ti...da..k berb...bo..hong" sambil terbata bata akibat tanganku yg mencekik lehernya.

Aku semakin marah dan perlahan lahan melepaskan tanganku dari leher dan berusaha tenang.

"Darimana kau mengetahuinya? Jangan coba-coba menipuku"

"Aku mengetahuinya saat aku ingin mengunjungi nick. "

" lalu? " tanyaku penasaran sambil melirik kearahnya dan wajahnya takut seakan dia takut untuk mengatakannya.

" sebenarnya aku gak tau apa ini benar atau tidak christ" dengan suaranya yang tertahan dia menghelakan nafas untuk melanjutkan kalimatnya. " saat aku ingin membuka pintu ruangan nick.  Dia sedang berbicara dengan ayahmu.  Dan saat itu aku dengar bahwa ayahmu mengatakan jika suatu saat kau tau yg sebenarnya.  Yang sebenarnya adalah ibumu memang sudah meninggal tapi bukan yang kau anggap selama ini christ."  dia mengangkat kepalanya dan bangkit menghampiriku. Dia menepis jarak diantara kami dan tangan nya mulai menangkup wajahku.  Tanpa ku sudarai air mataku sudah mengalir dan dia menghapus air mataku. Aku tidak menepisnya aku hanya sibuk dengan pemikiran ku.

" christ" panggilnya lembut sambil membelai pipiku seolah olah dia memberikan ketenangan untukku.

" kita gak tau apa ini benar atau tidakkan?  Aku pikir aku harus mengatakan ini saat aku mendengar percakapan itu. Aku tau ini bakalan buat kamu sedih tapi kau harus mencari tau lebih jelasnya christ dan aku akan selalu membantumu dan selalu di sampingmu."  setelah berkata panjang alena langsung memelukku dan mantapku.  Aku hanya diam namun saat alena menyentuh bibir ku dengan bibir nya aku langsung mendorongnya. Dan menyuruhnya untuk pergi meninggalkanku sendirian.

Flashback off

Rani's POV

Sudah pukul 11 malam aku menatap benda pipih yang ada di tanganku.  Sampai sekarang christ blum juga menghubungiku.  Aku benar benar frustasi di buat satu laki-laki ini. Dengan kesal aku meletakkan hp ku tempat tidur dan mencoba untuk tidur.  Tapi sulit!.

Drttt drttt drttt

Getaran hpku membuat aku dengan cepat mengambil dan mengangkat telfonku. 

"Halo christ" jawab dengan sangat senang.

" ini aku indra bukan christ!" saat indra menyadarkan aku merasa orang paling bodoh.  Bisa bisanya aku mengangkat telfon tanpa melihat siap yg menghubungi ku.  Aku benar benar di buat gila oleh christ.

" aku cuma mau bilang besok aku akan kembali ke Indonesia.  Apa kau mau oleh oleh dari sini? " tanya indra. Indra sedang sibuk dengan perusahaan ayahnya dan setiap malam sabtu pasti dia harus pergi keluar negeri dan kembali malam senin dan besok melanjutkan kuliah nya seperti biasanya.  Aku sudah mulai terbiasa di tinggal oleh indra.  Apalagi sekarang indra sudah bisa menerima lisa.  Yang ku tau lisa memberikan efek besar untuk indra.

"Heyyy jangan melamu tuan putri"

"Maaf"

"Tadi semangat kenapa sekarang kau terlihat seperti wanita yang sedang patah hati?"

Isss pertanyaan indra membuat aku kesel pengen banget jitak ini anak.  Tapi sayang jauh.

"Cepat kembali saja! "

"Kenapa?  Kau bisa mengatakan nya sekaran ran.

"Aku gk mau.  Pokoknya kau harus pulang dulu baru aku akan mengatakan semuanyaaaaaa."

"Kau membuat ku kesel.  Ceritakan cepat ran"

Aku tertawa mendengar kekesalan sahabatku yang satu ini.  Dia benar benar kepo.  Bayangkan saja wajah nya pasti lucu.

"Tidak akan tuan indra.  Untuk pertanyaan oleh oleh mungkin kali ini aku akan membebaskanmu dari belanja.  Dan aku gk akan cerita sebelum kau kembali dan menemui ku langsung!" dengan cepat aku langsung mematikan hpku.

Good!  Indra semakan membuat aku gk bisa tidur. Aku mulai berpikir untuk menghubungi christ.

Aku mulai mencari nomornya dan menghubunginya namun tidak ada penolakan atau pun tidak aktif.  Aku beruha menghubunginya sampai beberapa kali tapi nihil tidak ada jawaban.  Tidak seperti biasanga dia mengabaikanku.  Aku terus berpikir positif bahwa dia mungkin sudah tidur.

Aku mulai mencoba menutup mata.  Dan berharap besok ketika bangun dia akan menghubungiku. SEMOGA!

.
.
.
.
.
.

BERSAMBUNG

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 31, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GOD, WE AND PROMISETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang