Keanehan

38 20 7
                                        

"Loh...? Dian lo ngapain disini?" Tanya Letta pada Dian.
Seketika Dian menoleh kearah Letta dan tersenyum gugup.
"Eh... emmm gk.. gk.. papa kok,Let"jawab Dian terpatah-patah.
"Trus? Lo ngapain di tempat sepi kayak gini?" Selidik Letta.
"Enggak kok... Itu.. gue...emmm gue lagi bolos!!" Jawab Dian terlalu bersemangat membuat Letta menatap curiga.
"Bener? Lo gak bohongkan?" Tanya Letta sekali lagi.
Entah mengapa jiwa detektif Letta mendadak meningkat.
"Apaan sih,Let? Kepo deh elo" ketus Dian dan melenggang masuk ke perpus.
Tak lama Letta mengikuti Dian.
"Elo kenapa ngikutin gue sih,Let?!" Semprot Dian.
"Siapa yg ngikutin elo! PD banget sih! Orang gue mau tidur" semprot Letta tak kalah kejam.
Seketika Dian tersenyum malu.
"Eh! Tumben lo bolos. Biasanya lo gk bolos?" Kalo Letta.
"Emmm..gk papa sih. Lagi males aja belajar. Lo kenapa bisa bolos?" Tanya Dian.
"Gue diusir sama Bu Dayu." Sahut Letta santai sambil tidur-tiduran di atas kursi panjang yg ada di perpustakaan.
"Oooo. Kenapa bisa diusir?" Tanya Dian sambil mengikuti jejak Letta.
"Gue tidur waktu dia ngejelas. Abis ngebosenin sih ngajarnya. Jadi gk salah gue dong kalo gue tidur. Mana gue ngantuk banget lagi tadi. So,gue putusin buat tidur aja lagi." Sungut Letta masih memejamkan mata.
"Em... jangan sering-sering bolos domh,Let. Nilai lo semester kemaren udah ancur. Masa mau tambah ancur lagi sih." Ceramah Dian.
"Heh! Lo juga kadang-kadang bolos ya. Sok polos banget sih." Semprot Letta kesal.
Dian hanya tertawa.
"Gue bolos tapi masih pinter. Lah elo? Udah suka bolos,berantem,ngebully,nahbego pula!" Sahut Dian santai.
"Anjirrr!!! Lo ngomong kontrol dong,Yan. Gue tersinggung tau!" Sungut Letta. Dalam hati membenarkan ucapan Dian.
Tok tok tok.
Terdengar ketukan pintu,seperti slow motion Letta menoleh kearah sumber suara.
"Lah?! Elo ngapain disini?! Mau ngajak berantem?! Udah 2 kali lo nabrak gue dalam sehari dan lo gak pernah minta maaf untuk itu hah?!!" Semprot Letta kearah sesosok cowok jangkung yg baru masuk itu.
Letta menghirup udara dalam-dalam setelah berbicara nyaris tanpa nafas.
"Oh. Sorry." Hanya dua patah kata itu saja yg diucapkan lelaki itu dangan ekspresi datar. Dengan santai dia berjalan melewati Letta yg melotot kesal dan Dian yg memasang wajah cengo.
"Elo kenal dia,Let?" Tanya Dian pada Letta yg masih ternganga melihat kelakuan pria itu.
"Iya kenal! Dia itu udah nabrak gue dua kali dan gak pernah minta maaf tau!" Semprot Letta galak.
"Ya biasa aja dong,Let. Gue kan nanya doang." Jawab Dian sedikit mengkerut mendengar amukan Letta.
Entahlah, mengapa hari ini Letta sangat sensi dan mudah sekali marah.
"Eh. Lo tau gak itu siapa?" Tanya Dian dengan nada misterius.
"Emang dia siapa? Anak presiden?!" Sahut Letta dengan nada galak karena masih dongkol.
"Dia itu....

 My Guardian AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang