Perkenalan?

32 12 4
                                        

Saat ini Letta sedang berada di kamarnya yang hening tanpa suara. Segera Letta berbaring di atas kasur yang empuk itu. Batinnya sedang memikirkan ucapan Dian tadi di perpus.
“Dih! Ngapain gue jadi mikirin tu anak sih! Buang-buang waktu aja.” Dengus Letta dan beranjak dari tempat tidur.
“Mending gue mandi abis itu makan. Lebih berfaedah.” Pikir Letta dan beranjak ke kamar mandi untuk mandi.

Flashback

“Dia itu Arkasa Taurus Dirgantara. Anak beasiswa sekolah,kesayangan guru-guru,idola sekolah,dan digadang-gadang merupakan cowok yang nyaris sempurna di sekolah ini. Langganan olimpiade pula,dan nyaris seluruh lomba dia selalu menang loh. Gila tuh cowok! Ckckck” cerocos Dian dengan penuh semangat.
Letta menatap Dian dengan datar lalu menoleh ke arah cowok yang bernama Arkasa itu.
Ganteng sih,tapi ngeselin kayak gitu sih amit-amit deh batin Letta.
“Tapi setau gue,gak ada yang tau dia tinggal dimana dengan siapa dan orang tua nya aja gk pernah datang ke sekolah kalo ada rapat orang tua gitu. Orangnya dingin dan misterius. Duh!ganteng banget sih dia.” Sambung Dian dan menatap Arkasa dengan tatapan memuja berlebihan.
Seketika Letta mendengus.
“Apanya yang ganteng?! Sombong gitu anaknya sih!” cibir Letta kesal.
Kayak lo gak sombong aja deh,Let batin Dian.

Selesai mandi,Letta berjalan menuju ke ruang makan.
“Bi! Bi! BIIIIIII!!!!” panggil Letta kencang.
“Duh non Letta berisik banget sih! Sakit tau kuping mbok!” sahut seorang wanita paruh baya itu.
“Bibi di panggil gak nyaut-nyaut juga sih!” balas Letta tak mau kalah.
“Bibi masak apa? Letta lapar nih.” Tanya Letta pada si mbok.
“Sayur nangka,ayam panggang,cap cai,dan sop buntut” jawab si mbok penuh semangat.
“Asik! Sayur nangka kesukaan Letta nih. Duh jadi tambah lapar.  Bibi tau aja meningkat kan nafsu makan Letta deh.” Kata Letta sambil memeluk erat sang bibi.
Baru saja Letta hendak ke ruang makan bersama si mbok tiba-tiba pintu rumah terbuka menampakkan seorang lelaki yang membawa perempuan seksi. Dan mereka sibuk bermesraan.
Seketika hal itu membuat wajah Letta mengeras. Sang mbok yang mengetahui raya wajah Letta langsung bertindak cepat.
“Ayo non kita makan.” Ajak si mbok pada putri majikannya itu.
“Letta gak jadi makan bi. Udah kenyang.” Sahut Letta dan beranjak dari situ.
“Jalang murahan!!!” desis Letta penuh amarah pada perempuan berbaju terbuka itu.
“Letta!!!” bentak sang papa dengan emosi.
Secepat kilat Letta langsung pergi menuju kamarnya. Sementara sang papa mengatur emosinya. Si mbok yang menyaksikan hal itu hanya bisa menghela nafas.
“Maafin mbok non Letta” bisik si mbok lirih dengan suara bergetar menahan tangis

 My Guardian AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang