Mungkin memang benar bahwa kebohongan semakin disembunyikan baunya semakin menyengat.
Mungkin itu yang terjadi saat ini di kediaman keluarga Hawkins. Di ruang tamu berkumpul 4 orang dewasa,2 diantaranya perempuan sementara 2 sisanya lelaki. Sementara di balik tembok seorang gadis berusaha mendengar topik pembahasan keempat orang tersebut.
"Jadi,aku minta kita berhenti aja pura-pura. Toh selama ini rumah ini gak pernah tenang." Suara salah satu perempuan itu memecah kesunyian diantara mereka dengan nada tenang.
Tubuh Letta mendadak menegang.
Jangan bilang mereka bakal cerai batin Letta tegang akan topik bahasan mereka.
"Oke. Kamu siapin surat-suratnya."jawab lelaki yang duduk tepat di depan perempuan tadi yang tak bukan isterinya-mama Letta-,acuh sambil merangkul bahu perempuan yang kemarin di bentak Letta.
"Bagus. Aku juga mau nikah sama Bram." Jawab mama Letta sambil menggenggam tangan lelaki disampingnya itu.
Mendadak gigi Letta bergemeletuk mendengar ucapan orang tuanya itu.
Jadi bukan Papa aja yang berkhianat ya,mama sama aja ternyata. Tenyata aku gak cukup jadi alasan supaya mereka bertahan rupanya.batin Letta kesal dengan sikap orangtuanya.
"Kalo masalah hak asuh Letta harus bareng aku."tegas Papa Letta tenang.
Sementara sang mama mendengar itu merasa tidak terima.
"Enggak! Letta harus sama aku. Aku gak mau liat Letta tau kelakuan bapaknya kayak kamu!" Sergah mama Letta kesal.
"Kau kira kelakuan kamu udah bagus apa? Nyadar kamu sama buruknya." Cela Papa Letta angkuh.
"Mana bisa gitu. Lagi pula kamu cuma butuh Letta buat nguasain semua harta Papa kamu aja!!!" Sahut mama Letta berang.
"EMANG NYA KAMU ENGGAK GITU?! KAMU ITU SAMA AJA TUJUANNYA TAU?!!!" bentak papa Letta keras.
Melihat dan mendengar ucapan orang tuanya itu,Letta semakin berang.
"Hallo... siapin semua berkas yang harus aku tanda tangani...pastikan tidak ada kesalahan... buat mereka menderita menderita mungkin" perintah Letta pada orang yang di telponnya barusan.
Selesai memberi perintah dan menyampaikan keinginannya Letta menutup panggilan tersebut.
Kita lihat seberapa kuat mereka melawan ku. Memangnya kalian pikir bisa mengusik ku. Lihat saja permainan ku,kalian akan kupastikan menyesal. Batin Letta sambil tersenyum sinis. Di pikirannya sudah terbayang permainan yang akan terjadi.
Semua memang penuh resiko,namun hal itu sebanding dengan perasaannya. Lagi pula siapa yang peduli dengan semua resiko jika kekesalannya terbayar.Let's start the game
TBC
Thanks ya mau baca cerita yang gaje ini.. Jangan lupa voment nya oke. See you on the next chapter🙋👋

KAMU SEDANG MEMBACA
My Guardian Angel
Ficção AdolescenteArletta Sagitta Hawkins "Kesakitan dan ketidakadilan itu biasa. Gue udah kebal sama itu semua." Arkasa Taurus Dirgantara "Benci? Dendam? Sakit hati? Gue udah puas ngerasain hal itu dari kecil" ...