Himawari POV
Pagi ini tepat pukul 05.00 aku bangun dari tidurku, sudah menjadi kebiasanku bangun pada puku 05.00, kenapa?, karena aku seorang wanita ralat gadis, aku harus membersihakan kamarku dan memasak, hal itu sudah menjadi rutinitas pagiku.
Setelah selesai dengan rituwal pagiku, alu memakai seragam sekolahku lalu bergegas pergi ke dapur, aku membuka kulkas lalu mengeluarkan bahan - bahan dari dalam kulkas tersebut.
Pagi ini aku akan memasak sup miso dan telur gulung untuk sarapan, aku menyiapkan 3 porsi makanan, untukku, mama dan kakak laki - lakiku
Kalian pasti bertanya tentang papa, papa jarang sekali pulang karena pekerjaannya, papa bekerja sebagai Hokage di desa Konohagakure ini, desa ini lama - lama akan menjadi kota yang padat.
"Ohayou ~, kau sudah bangun" terdengar suara lembut seorang wanita yang sangat aku sayangi di dunia ini, mama.
"Ohayou mama" sapaku dengan seyuman manisku, kakak ku bilang aku punya senyum yang sangat manis.
"Kau bangun awal Hima, sini mama bantu, kau goreng saja telurnya!" ujar mama mengambil alih pekerjaan ku.
Sejak kecil mama sudah mengejarkan ku cara memasak dan pekerjaan lainnya, mama bilang aku harus menjadi gadis yang mandiri, agar saat aku dewasa nanti aku tidak ketergantungan terhadap orang lain.
"Owahpp... Ohayou Kaa - chan dan Hima - chan"
Aku menoleh ke arah suara malas itu, siapaa lagi kalau bukan kakak ku Boruto, kakak ku ini adalah kakak terbaik sedunia, dia sangat sayang kepadaku.
"Ohayou Onii - chan ~, sebentar lagi sarapannya siap" ucapku sambil mengoreng telur.
"Iya adik ku yang manis, kita berangkat sekolah bersama ya!" ujarnya sambil mengusap kepalaku membuat rambutku berantakan.
Aku mengangguk. "Hmm..., onii - chan duduk saja!" ucapku tersenyum manis.
Setelah masakan siap kami duduk lalu sarapan bersama - sama, kami sudah biasa sarapan bertiga tanpa papa, papa selalu saja sibuk, pergi pagi pulang pagi, papa juga pernah tidak pulang sering malah.
Papa dan kakak tidak terlalu akrab, ini karena sifat kakak yang kekanak - kanakan sedangkan papa seperti tidak pernah memperhatikannya dan juga diriku, tapi mama bilang papa sangat sayang kepada kami berdua, kadang disaat dia pulang mama bilang papa sering masuk ke kamar kami lalu menecup pipi atau dahi kami saat kami tertidur. Meski papa sibuk dan jarang pulang tapi kami sangat menyayanginya.
Setelah selesai sarapan aku dan kakak berangkat menuju ke sekolah.
"Ittekimasu ~" ucap kami serempak.
"Itterasshai ~ " sahut mama di depan pintu sambil melambaikan tangannya kepada kami.
Kami berdua berjalan sambil bercanda dan tertawa layaknya saudara, tapi kami memang saudara.
"Onii - chan apa aku boleh bertanya sesuatu?" tanyaku gugup.
"Hm.. Nanii ~ Hima- chan?" tanyanya balik mentapku.
Aku gugup, kenapa?, aku ingin bertanya kepada kakak ku tentangnya, tentang pria yang ku sukai, mereka berdua sudah berteman baik, sangat, bisa dibilang orang tua kami bersahabat sejak kecil karena itulah kakak dan dia bisa berteman baik.
"Ada apa Hima?" tanya kakaku aku menggeleng.
"Tidak jadi deh"
"Huh?, kau aneh sekali, kau seperti sedang jatuh cinta"
JRENG...
Ba- bagaimana bisa?, apa aku memang terlihat seperti sedang jatuh cinta?, tapi itu memang benar, tapi bagaimana bisa kakak bicara seperti itu, apa wajahku terlihat begitu?.
"Onii - chan" ambekku lalu dia tersenyum lalu merangkulku.
"Jangan marah Hima - chan, Onii - chan cuma bercanda" ucapnya lalu mencubit pipiku. "Hm... Liat pipi tembem mu, sangat mengemaskan" tambahnya mengodaku.
"Onii - chan, aku tidak tembam, pipiku hanya sesidikit berisi" ucapku lalu dia tersenyum.
"Hai hai ~, kau ini mengemaskan" ucapnya lalu kami melanjutkan perjalanan kami menuju sekolah.
.
.
.
Tbc
Maaf klo banyak typo ya guys...
Jangan kuoa vote and commet
Menurut kalian Hima sama Inojin itu cocok hak sih???Commet ya guys...
Updet tergantung mood okey...
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LOVER
ФанфикApa jadinya jika seorang Yamanaka Inojin menjadi pria yang super dingin, cuek dan pemalu??? Apa jadinya jika seorang Uzumaki Himawari menjadi Gadis yang super berisik, bawel dan tidak tau malu??? "Heh pirang!, cuek banget sih, kalau sikapmu seperti...