[Prolog] Argument

6.2K 437 62
                                    

"Aku menyukaimu."

Sehun berucap lantang membuat seorang gadis yang hendak meninggalkannya berhenti tepat membelakanginya. Kaget? Tentu. Hanya saja gadis itu lebih merasa waswas. Matanya melirik ke kanan dan ke kiri mengamati sekitar mengawasi orang-orang yang berada disekitar mereka yang sebenarnya sedari awalpun sudah memberikan atensi mereka dari pertama kali Sehun bicara dengan si gadis.

"Berhenti bercanda denganku, Sehun!"

Bae Irene membalikkan tubuhnya menatap sebal pria bersurai hitam didepannya. Sehun menatap lurus Irene sambil melangkah mendekat. Berdiri dengan memberi jarak hanya satu langkah dari Irene.

"Tidak. Oleh karna itu, mulai sekarang kau adalah kekasihku."

Seperti vonis mutlak Sehun berkata dengan lancarnya tanpa ada rasa canggung bahkan malu sedikitpun. Ya Tuhan, apa karna sekolah yang diinjaknya ini miliknya jadi dia bisa berkata seenak jidatnya? Sulit dipercaya!

"Pakai sopan santunmu saat sedang berbicara dengan seniormu."

"Tidak mau."

Pria berbibir tipis itu tersenyum sembari sedikit mencondongkan tubuhnya kedepan agar bisa mensejajari tubuh ramping yang tingginya hanya sebatas bahunya  membuat Irene mundur menjauhkan wajahnya masih dengan tatapan sebalnya.

Oh Sehun sudah dua bulan belakangan ini sering sekali mengganggunya. Bahkan pria itu tidak peduli ketika para mahasiswa lainnya menjadikannya bahan perbincangan. 'Anak pemilik Hanseol Universitas jurusan Peforming of art mendekati seorang mahasiswi jurusan sastra yang merupakan seniornya'  itulah setidaknya headline terpanas yg berkibar dikampusnya.
Hidupnya yang tenang semenjak menempuh pendidikan di Hanseol kini harus mulai terbiasa dengan berita panas yang membawa dirinya itu.

Irene mundur satu langkah memberi jarak sedangkan Sehun kembali menengakkan tubuhnya masih dengan matanya yang tak lepas menatap sosok cantik didepannya. Ketahuilah tatapan yang diberikan Sehun adalah tatapan penuh kagum. Orang bodoh sekali pun sepertinya bisa melihat itu dengan jelas.

"Aku...tidak ingin menjalin hubungan dengan pria yang usianya lebih muda dariku." berucap penuh penekanan berharap pria didepannya sadar betul bahwa itu adalah bentuk penolakkannya.

"Jadi ini karna perbedaan usia?" tanya Sehun mengerutkan kening sembari mengatup bibir dengan sebelah sudut bibir kanannya yang sedikit tertarik kedalam, sudah menjadi kebiasaannya disaat dia merasa heran atau bingung.

"Tidak hanya itu, Aku suka pria yang dewasa yang bisa membuatku nyaman dan merasa terlindungi ketika bersamanya. Bukan pria kekanak-kanakan yang suka bersikap seenaknya."

Sehun sadar betul kata-kata terakhir itu ditujukannya untuknya. jadi ia tak perlu merasa tersinggung bukan?
Sehun kembali mendekat mengikis jarak mengumbar senyum yang entah kapan ia bisa berhenti melakukannya.

"Kau belum melihat sisi lain dariku. Jika pria seperti itu yang kau inginkan aku bisa melakukannya."

"Aku tidak ingin membuat seseorang terpaksa melakukan apa yang kuinginkan."

"Aku tidak terpaksa, ini keinginanku. Jika kau tahu sisi lain dariku kau pasti tidak akan menyesalinya."

maka dari itu aku tidak ingin tahu.

Irene menghembuskan nafasnya perlahan. Berdebat dengan seorang Oh Sehun tidak akan ada habisnya. Pria berwajah tegas dengan halis tebal membentuk grabella yang sempurna, hidung mancung, mata tajam dan bibir tipis seperti sengaja dipahat sempurna bak pahatan patung dari seorang ahli dan semakin terlihat mempesona seperti model dengan tubuh tinggi dengan otot yang pas dibagian tertentu yang membuat dirinya tampak manly itu selalu punya pendapat untuk bisa diperdebatkan.

"Aku pergi."

Memutuskan untuk berhenti berdebat Irene memilih untuk pergi karna ia tahu percuma saja berkoar koar didepan pria itu. Saat hendak berbalik pergi Sehun dengan cekatan menahan satu lengan Irene membuat gadis itu berbalik cukup keras hingga membentur tubuh depan Sehun. Irene bahkan harus menahan nafasnya ketika hembusan nafas hangat beraroma mint bercampur harum parfum kayu manis pria itu menerpa kulit wajahnya. Sungguh ini terlalu dekat.

Sehun menahan posisi keduanya,"Diammu aku anggap sebagai persetujuan. Sebenarnya aku ini tidak suka penolakkan."

"Kenapa kau se--"

"Semakin sering kau menolakku, semakin aku tertarik padamu. Itu artinya kau tidak bisa mendorongku untuk mundur. Aku akan maju setiap harinya untuk bisa mendapatkanmu, Bae Irene."

Niat Irene ingin berhenti berdebat justru dianggap menerima. Irene tahu, dirinya salah mengambil langkah.

















Ini cerita SML versi HunRene, sebelumnya aku udh buat versi Jungkook-Yoojung 🤗 Hanya ada sedikit perubahan dari versi sebelumnya buat menyesuaikan karakter HunRene.
Happy reading and don't forget leave your vomment.

SUMMER IN LOVE [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang