Terdengar teriakan nyaring seorang wanita dari lorong gelap dan sepi itu.“Tolong!” teriak wanita itu sambil sesekali menengok ke belakang. Ia memastikan apa yang sedari tadi membuatnya berlari ketakutan itu masih jauh atau tidak.
Di belakangnya wanita berambut panjang, memakai baju putih dengan bercak merah di beberapa bagian tubuhnya itu sedang menenteng sesuatu yang berkilat di lengan kirinya.
Wanita yang ketakutan itu pun terus berlari tanpa tahu tujuan. Yang terpenting baginya adalah cepat keluar dari lorong gelap yang tak berujung itu dan menjauh dari si pengejar.
Ketika hendak berbelok ke arah kanan, wanita tersebut tersandung oleh keramik yang menonjol ke luar.
Ia merintih kesakitan.
Dengan susah payah ia mencoba berdiri. namun hasilnya nihil. Ia tetap terduduk. Kakinya sakit bukan main seolah ada tulang yang patah. Ia menangis. Di kepalanya terbayang hal-hal yang mengerikan yang sebentar lagi akan menimpanya.“Grace,” ucap wanita yang mengejar itu, “di sini kau rupanya.” Wanita itu mengakhirinya dengan tawa mengerikan.
“Apa maumu? Kenapa kau terus mengejarku!?” tanya Grace sambil menangis.
“Mauku?” tanya balik wanita itu. Lalu ia mendekatkan bibirnya ke telinga Grace.
“Apalagi kalau bukan nyawamu,“ bisiknya.
“Waktu kematianmu sudah tiba. Nikmatilah.” Wanita itu mengacungkan benda berkilau yang ia pegang.
..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
JLEB!Tbc:))
![](https://img.wattpad.com/cover/156938716-288-k901551.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mozza
FantasySelalu ada yang hilang dalam sebuah pengorbanan bukan? Entah itu kamu ataupun aku.