Part 1- New Name Behind

13.1K 1.4K 1.6K
                                    

-----


Ulani yang selalu ceria penuh semangat kini harus berubah menjadi seorang penakut tanpa harapan. Semua itu terjadi semenjak nama 'Mahardika' tertera secara sah di belakang namanya.

Jika remaja lain akan antusias tentang di mana kelas, teman baru, bahkan gebetan dihari pertama masuk SMA. Maka ia sibuk memikirkan bagaimana caranya bisa bersekolah tanpa terlibat satu masalah pun hingga hari kelulusan tiba.

Nama belakang itu memang memodalkannya kesenangan materi yang kelihatan berkilauan tapi ada aturan given taken yang harus terbayarkan. Haknya sebagai remaja yang bebas penuh pilihan telah direnggut. Tapi satu waktupun ia tak pernah berpikir untuk berani bersuara apalagi memprotes. Lagipula kepada siapa dia bisa memprotes mengenai perasaannya?

Semenjak perjalanan tadi pagi seorang diri, ia hanya terus mengembuskan napas dan merapalkan sugesti bahwa semuanya akan baik-baik saja. Dalam imajinasinya, Ulani akan menjadi siswa yang biasa saja bahkan tak terlihat. Ya, itu ide yang bagus. Bibirnya membentuk senyuman miris lalu notifikasi ponselnya tiba-tiba berbunyi. Membuyarkan imajinasinya.

From :

'Peterpan'


Tak biasanya laki-laki yang sudah menempeli hidupnya semenjak SMP itu telat mengabarinya. Seharusnya mereka bahkan berangkat bersama pagi ini. Pemuda itu telah berjanji akan terus berada di sampingnya selama dia belum terbiasa dengan lingkungan barunya nanti.

'Ulani, maaf.
Hmmm... pertama-tama selamat ya udah memasuki dunia baru. Nanti kita akan sering bersama di sekolah. Tapi karena satu dan dua hal yang nggak bisa kakak jelasin sekarang, please jangan dulu temui kakak di sekolah. Minimal sampai minggu depan. Ok!'

Ulani mengerutka dahinya.
Apakah support sistemnya ini tidak mengerti betapa butuhnya ia akan kehadirannya di saat-saat genting seperti ini?
Dengan risau Ulani membalas namun sebuah pesan lainnya masuk lebih dulu.

'Kamu pasti sedih kan, Dek?
Mama kamu nggak bisa nganterin kamu kan?
Papa tiri kamu juga kepagian kan?
Kamu sendirian dihari menegangkan seperti ini. Kalau aja kakak nggak bikin masalah kecil ... aduh ... maksudnya-hah ....
Maaf nanti kakak bakal jelasin ya. Sabar dulu ya Tinkerbell untuk satu minggu ini.'

Ulani adalah tipikal gadis yang mudah meluruhkan tangis disaat ia merasa sendirian. Banyak arahan yang ia butuhkan untuk memastikan ia tidak akan menyentuh sesuatu yang bisa berpotensi mengundang masalah di SMA nomer satu kota ini.

Pesan lainnya menyusul.

'Satu lagi, jangan naik ke area kelas tiga. Belajar yang rajin ya, jangan terlalu banyak make a friend.'

Pesan terakhir sedikit membingungkan tapi terasa hangat untuk dibaca. Aslan belum pernah semisterius ini tapi Ulani mencoba memakluminya. Siapa lagi yang dia miliki memangnya kecuali dia?

Ia menutup ponselnya lalu menyandarkan punggung sepenuhnya di jok. Ini hanya SMA. Dia bahkan dibebaskan dari kewajiban MOS menggunakan nama belakangnya. Apapun akan menjadi mulus selama dia menjadi siswa yang transparan. Selama dia tidak menciptakan masalah dan membawanya ke telinga keluarga barunya.


____


Di sini pasti tidak akan mudah. Meski dalam satu kali lihat saja. Bukan anak-anak kelebihan dompet orang tua saja yang dapat merasakan menakjubkannya fasilitas pendidikan di sini. Otak tetap menjadi tolak ukur utama.

ANOTHER MARS (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang