Happy Reading........
-------
Nyaris pukul satu malam dan Ulani berada di dalam kamar kakak tirinya yang sedang mandi. Sofa hitam seolah mengkerut karena beku. Kedua telapak tangan menyangga di masing-masing sisi. Perutnya penuh dengan beberapa bungkus roti vanilla.
Ini hanya persis seperti tiga tahun yang lalu.
Ketika pertama kali June memergokinya ditampar oleh Valeri karena memakan kue cokelat. Laki-laki itu membelanya, mengusap air matanya yang membanjiri pipi, membawanya ke taman kota dan membelikannya sekotak kue cokelat. Tanpa terasa mata Ulani memaku pada pintu kamar mandi. Masa itu merupakan masa di mana ia masih melihat June sebagai seorang manusia.
Tapi malam ini?
"Hampir jam satu malam."
Spontan Ulani berdiri. Di sana June menatapnya datar dengan sebelah tangan mengelap rambutnya yang basah.
"Ma-makasih Kak .... Ulani mau balik."
"Kemana?"
Langkah Ulani terhenti di depan pintu.
"Ti-tidur Kak...."
"Duduk!"
June melemparkan handuk ke dalam keranjang saat Ulani berbalik dan berjalan dengan menunduk kembali ke sofa.
"Apa dia masih sering nampar kamu?"
"Dia itu mama aku Kak...." Asal nada sarkas mengenai ibunya terdengar, entah kenapa emosi Ulani muncul.
Jemari besar June mengusap sekilas memar di pipi Ulani lalu kembali berdiri tegak tepat di hadapan Ulani.
"Nyatanya jelek atau tidaknya kamu, derajatmu tidak akan naik setara dengan para anak kandung."
Nada itu jelas tersirat cemoohan.
"Kecantikan bukan menjadi tolak ukur segala hal untuk zaman sekarang. Ibumu itu sedikit kuno dalam berpikir. Ah, apa yang diharapin lagian dari orang yang derajatnya berbeda? Udah tentu pola pikirnya beda."
"Ulani mau-- balik Kak."
June melihat saja bagaimana bodohnya tingkah adik sambungnya yang terburu-buru berlari bahkan alas kakinya tertinggal di bawah sofa.
"Ulani ...."
Nada June berubah lembut. Ulani tak bisa untuk tak menghentikan langkah kakinya lagi.
"Berbalik."
"Enggak Kak, Ulani minta maaf."
"Sini!" Kini tersirat nada paksaan.
June sudah duduk di tepi ranjang dengan menepuk permukaan bantal kala Ulani berbalik perlahan.
"Kesini."
Tak elak jantung Ulani bertalu. Namun ada apa dengan tatapan yang melembut seolah-olah June sedang menatap anak balita yang baru mulai merangkak padanya.
"Anak pintar," ucap June kala Ulani telah berdiri di hadapannya dengan kepala tertunduk.
"Tidur di sini. Ini hampir jam 2 malam. Hanya tersisa 3 jam untuk kamu bangun tidur. Ga akan ada jeda dari ibumu untuk aktifitas besok."
"Tapi ... Kak ...."
Begitu Ulani mau memprotes, tubuhnya sudah terduduk di tepi kasur atas tarikan June.
"Kamu boleh bangun telat. Tidur aja sepuasmu, besok aku yang bakal ngatur persoalan ibumu."
Ulani menatap June lekat. Sebenarnya benarkah pria ini iblis atau iya pernah menjadi malaikat?
KAMU SEDANG MEMBACA
ANOTHER MARS (Hiatus)
Mystery / ThrillerUlani adalah seorang gadis berusia 15 tahun. Tengah dihadapkan pada pemetaan masalah yang amat rumit setelah ibunya yang cantik jelita menikah lagi dengan seorang crazy rich kota Jakarta. Duda tampan tersebut memiliki dua anak laki-laki yang tak kal...