Zayn akhirnya mau melepaskan gelitikkannya dariku dan langsung saja menggenggam tanganku lembut dan menatapku."Aku menyayangimu juga Katye" Ucapnya. Dan secara perlahan dia mencium pipiku secara lembut. Dan lagi-lagi aku harus merasakan kembali ada kupu-kupu yang berterbangan diperutku dan dadaku bergemuruh bahagia.
Tidak tahu kenapa sejak kejadian itu, kami selalu dekat dan akrab. Yang dimana dulu kami selalu bertengkar saat bertemu dan sekarang kami menjadi sangat dekat layaknya seperti orang yang memiliki status pacaran.
"Sepertinya ini sudah malam, mau kuantarkan kau pulang?" Tawar Zayn. Aku yang terlalu asik bermain bersama Zayn samai lupa bahwa ini sudah beranjak malam. "Oke, mungkin akan lebih seru apabila kita sambil berjalan santai sambil menikmati angin malam" Ucapku. "Oke, no problem" Jawabnya kembali.
Selama diperjalanan kamipun selalu diisi dengan canda dan tawa yang dibuat oleh Zayn sampai membuatku sakit perut karena tertawa sampai kamipun tidak sadar telah sampai didepan rumahku.
~
ZAYN'S POV
Saat aku mengantarkan Katye pulang dengan berjalan kaki, kamipun berjalan seraya selalu bercanda dan tertawa karena ulahku. Entah mengapa senyum teduh miliknya selalu bisa membuatku nyaman dan tenang.
Oke, kali ini memang harus aku akui bahwa aku telah menyimpan perasaan padanya yang sejak kapan mulai tumbuh. Tanpa sadar akhirnya kami pun sampai dirumah Katye."Terima kasih Zayn" Ucapnya padaku."Sama-sama, jangan lupa istirahat yang cukup Kat" Jawabku memberi perhatian pada dia. "Oke, masuk dulu ya? Hati-hati dijalan" Ucapnya seraya ingin masuk dan refleks aku menggenggam tangannya. "Emm Kat" Akupun memanggilnya dan tetap menggenggam tangannya.
"Iya, kenapa Zayn?" Tanyanya. "Apakah kau tahu selamanya ini?" Tanyaku perlahan pada Katye. "Apa? Aku tidak pernah tahu itu" Jawabnya.
"Apakah kau tahu bahwa selama ini aku telah memendam rasa padamu bahkan aku sadar bahwa aku menyayangimu?" Ungkapku to the point. Sontak Katye yang mendengar ungkapanku barusan tidak menyangka.
"Katye, would you be mine?" Tembakku langsung. Dia hanya terdiam beberapa saat yang membuatku mengira dia akan menolakku bahkan yang lebih parah lagi dia akan menjauhiku. Akan tetapi dia mengganggukkan kepalanya sebagai tanda dia menerimaku. Sontak aku sangat bahagia kemudian memeluknya dan berkata "Thank you" karena merasa sangat senang.
Katye hanya tersenyum sebagai jawabannya, "Ini sudah malam, aku tidak mau kau sakit Zayn" Ucap Katye lembut padaku. "Oke babe, aku akan pulang and take care i love you" Ucapku. "I love you too" Balasnya sambil melambai tangannya saat aku mulai menjauh dari pekarangan rumah dia.
~
KATYE'S POV
Sesaat sampai didalam kamar milikku, aku sudah tidak bisa menahan bahagiaku dan sontak saja aku langsung berteriak sesuka hatiku karena tidak ada seorangpun yang ada didalam rumah kecuali diriku.
Rasanya sangat bahagia karena zayn sekarang resmi menjadi pacarku dan memang sebenarnya sangat heran dengan diriku ini, karena sebelumnya memang dulu disaat kami bertemu dimanapun pasti akan bertengkar dengan topik apapun itu dan sekarang orang tersebut menjadi kekasihku? Apakah aku bermimpi? Akupun mencoba mencubit pipiku dan ternyata sakit berarti aku bukan mimpi.
Badankupun mulai merasakan gerah karena terlalu senang, akupun memilih bergegas untuk mandi.
Setelah selesai membereskan diri dari kamar mandi, tiba-tiba ada sesuatu yang bergetar diatas mejaku dan memang itu I-phoneku yang bergetar tanda pesan. Ada sebuah pesan yang masuk dan setelah kubaca ternyata Zayn yang mengirimkanku pesan "Hay sayang, sudah mandi?" Tanyanya. Tidak perlu waktu lama akupun langsung membalas pesan Zayn.
Please VOMMENT!
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny for Love (Zayn Malik)
Fiksi PenggemarTidak akan pernah ada yang tahu bahwa hanya karena perdebatan hingga bisa menimbulkan getaran rasa antara keduanya yang membuat mereka tidak ingin melepaskan.