Setelah istirahat penuh selama satu hari tanpa ada kegiatan apapun kecuali shalat berjamaah di masjid, Aini dan jamaah perempuan Ar-Rahman baru mengunjungi Raudhah di hari kedua. Bu Syarif merekomendasikan pergi ke sana setelah shalat Dzuhur. Menurutnya, di waktu-waktu itu suasananya tidak terlalu berdesakan. Jadi akan lebih leluasa untuk Aini dan yang lainnya untuk menunaikan shalat sunnah ataupun berdoa di sana.
Raudhah terletak diantara rumah Rasulullah dan mimbar beliau yang ada dalam masjid. Rumah itu terletak di sebelah timur masjid Nabawi sekarang. Sedangkan mimbar beliau ada di bagian baratnya. Sedangkan di tengah-tengah dinding bagian arah kiblat terdapat Mihrab Nabi. Mihrab ini adalah tempat dimana Rasulullah biasa mengimami para sahabat setelah perpindahan kiblat ke Ka'bah.
Menuruh sejarah, rumah itu dahulunya menjadi tempat tinggal Rasulullah dan Ummul Mukminin Aisyah—disebut sebagai Hujrah Syarifah. Rumah tersebut dibangun bersamaan dengan dibangunnya masjid. Ketika Rasulullah wafat, beliau dikuburkan di dalamnya, di sisi bagian arah kiblat. Sedangkan sisi bagian utara tetap menjadi tempat tinggal Ummul Mukminin Aisyah.
"Apa yang berada antara rumahku dan mimbarku adalah Raudhah (sebuah taman) dari taman-taman surga."
Dijelaskan bahwa luas Raudhah berkisar 330 meter. Di dalamnya banyak tiang dari batu yang memiliki sejarah. Ada tiang Aisyah, tiang delegasi tempat Rasulullah biasa menerima para utusan, tiang taubat atau tempat sahabat Abu Lubabah mengikatkan dirinya selama tujuh hari tujuh malam karena kekeliruannya, tiang pengawal tempat berdirinya para pengawal Rasulullah, tiang tempat tidur tempat Rasulullah biasa tidur ketika i'tikaf di masjid, serta tiang mukhallaqah tempat pohon kurma yang menjadi sandaran Rasulullah ketika khutbah jumat.
Tidak mudah untuk memasuki area Raudhah karena banyaknya yang ingin merasakan taman-taman surga itu. Apalagi untuk jamaah perempuan. Tidak seperti jamaah laki-laki yang bisa leluasa melihat Raudhah dari dekat, para jamaah perempuan hanya kebagian sedikit saja sisi dari Raudhah itu. Hanya dua pintu yang menjadi pintu masuknya, pintu 25 dan pintu 30. Selain itu, ada pembagian waktu-waktu khusus untuk jamaah perempuan bisa masuk ke dalamnya. Setelah shubuh dan setelah Dzuhur.
Seperti yang diperkirakan Bu Syarif, suasana Raudhah ketika Aini datang tidak terlalu ramai, meski juga tidak bisa dibilang sedikit. Ia dan rombongan Ar-Rahman tidak terlalu lama mengantri untuk bisa masuk dan menunaikan shalat sunnah serta berdoa khusus menyampaikan salam dan shalawat pada Sang Baginda junjungan umat.
Selesai berdoa, Aini beringsut ke belakang, ke area karpet yang tidak lagi berwarna hijau. Warna karpet inilah yang menandakan Raudhah. Selebihnya, karpet merah menandakan area masjid nabawi. Sambil menunggu yang lainnya selesai, ia memperhatikan suasana Raudhah yang dipenuhi dengan ornamen-ornamen indah dan kaligrafi yang memenuhi dinding masjid. Masjid yang luas dan besar ini terlihat megah dengan tiang-tiang besar yang mengelilinginya. Sayang, ia tidak bisa melihat Raudhah keseluruhan secara langsung seperti yang ia lihat dari buku.
"Aini, sudah selesai?" Suara Bu Syarif mengagetkan Aini yang sedang asyik mengagumi keindahan Raudhah sekaligus meresepi sejarah yang ada di baliknya.
"Eeh, sudah Bu. Yang lain sudah selesai ya? Udah mau balik?"
"Iya, ayo." Bu Syarif menunjuk rombongan Ar-Rahman yang sudah berkumpul di belakang salah satu tiang besar masjid.
Sebelum meninggalkan Raudhah, Aini menyempatkan menengok sebentar ke arah pintu yang dijaga askar perempuan Saudi yang mulai kewalahan mengatur banyaknya jamaah perempuan yang ingin masuk Raudhah. Ia berharap bisa kembali mengunjungi tempat itu kelak.
Hari berikutnya, rombongan haji Ar-Rahman pergi ke beberapa masjid yang ada di Madinah. Mereka mengunjungi masjid Quba', masjid yang pertama kali di bangun oleh Rasulullah, langsung ditentukan oleh tangan beliau. Masjid ini menjadi favorit didatangi umat Islam setelah masjid Nabawi karena menjadi salah satu masjid yang sering dikunjungi oleh Rasulullah.
![](https://img.wattpad.com/cover/156947246-288-k655408.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ADA CINTA DI HAJAR ASWAD
EspiritualIni tentang Rizal, mahasiswa Al-Azhar Mesir yang ingin menikah di usianya ke-25, tapi belum memiliki calon yang akan dinikahinya. Ini juga tentang Aini, mahasiswi akhir Sastra Perancis yang ingin menjaga diri dan hatinya dari godaan cinta yang tak h...